5. Menstandarisasi size perusahaan.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan
perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau
“time series”. 7.
Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
2.5 Rasio Profitabilitas
Menurut Harahap
2009:304, rasio
profitabilitas ini
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada dalam perusahaan. Rasio
profitabilitas digunakan untuk mengevaluasi keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Pemilik, kreditor, dan manajemen menaruh perhatian lebih
banyak pada pencapaian keuntungan karena berhubungan dengan earnings yang akan mereka peroleh di pasar.
Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba tergantung pada efisiensi dan efektvitas pelaksanaan operasi serta sumber daya yang
tersedia untuk melakukannya. Karena itu, analisis rasio profitabilitas secara umum memfokuskan pada hubungan antara hasil operasi, seperti
yang dilaporkan dalam laporan laba rugi, dan sumber daya yang tersedia, seerti yang dilaporkan dalam neraca.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas menurut Kasmir 2010:200-204, antara lain:
1. Net Profit Margin
Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio, semakin
baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
2. Return on Investment
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini digunakan
untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
3. Return on Equity
Rasio ini merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan
modal sendiri.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.6 Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibilty Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Waddock Graves 1997,
dan Dean 1999, dalam
Yustiana 2011, good management theory kinerja tanggung jawab sosial perusahaan yang baik dari suatu perusahaan akan menimbulkan reputasi
yang bagus dan akan lebih mudah mendapatkan posisi kinerja keuangan yang baik di masyarakat.
Dari perspektif ekonomi, menurut Verecchia 1983, dalam Rakhiemah Agustia 2009, perusahaan akan mengungkapkan suatu
informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Kiroyan 2006, dalam Rakhiemah Agustia 2009, dengan
menerapkan CSR diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang.
Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar. Diharapkan
bahwa investor mempertimbangkan informasi CSR yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan, sehingga dalam pengambilan
keputusan investor tidak semata-mata mendasarkan pada informasi laba saja. Laporan tahunan adalah salah satu media yang digunakan oleh
perusahaan untuk berkomunikasi langsung dengan para investor. Pengungkapan informasi CSR diharapkan memberikan informasi
tambahan kepada para investor selain dari yang sudah tercakup dalam laba akuntansi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hasil penelitian Dahlia dan Siregar 2008, dalam Kusumadilaga 2010 juga mengindikasikan bahwa perilaku etis perusahaan berupa
tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberikan dampak positif, yang dalam jangka panjang akan tercermin pada
keuntungan perusahaan profit dan peningkatan kinerja keuangan. Menurut Wardhani 2007, dalam Kurnianto 2011,
Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap ROE dan ROA perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang melaksanakan CSR akan mendapat banyak keuntungan seperti kesetiaan pelanggan dan kepercayaan dari kreditor dan investor. Hal
ini akan memicu keuangan perusahaan menjadi lebih baik sehingga laba perusahaan meningkat dan akan diikuti oleh kenaikan ROE dan ROA perusahaan di tahun
berikutnya. Penelitian ini difokuskan untuk menguji pengaruh tingkat pengungkapan CSR
terhadap kinerja perusahaan dengan landasan berpikir bahwa semakin tinggi pengungkapan CSR perusahaan maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan dan mengelola sumber daya, memperoleh karyawan yang berkompeten, memasarkan produk, dan menciptakan kesempatan yang belum terduga, yang pada
akhirnya akan menjadi sumber keunggulan dalam bersaing. Kinerja keuangan yang baik akan dihasilkan oleh perusahaan yang menghindari claim dari primary
stakeholders dan mampu menjaga kepuasan stakeholders.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hubungan yang baik dengan karyawan, suppliers, dan customers sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan. Aktivitas yang mendukung komunitas dapat
memperbaiki reputasi perusahaan dan berdampak positif terhadap penjualan dan pada akhirnya berpengaruh terhadap ROA dan ROE.
Maka dapat disimpulkan, bahwa perusahaan yang melakukan pengungkapan Corporate Social Responsibility akan cenderung mempunyai kinerja keuangan yang
lebih baik, dalam hal memperoleh labanya bila dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan Corporate Social Responsibility sehingga hal tersebut
dapat membangun citra yang positif bagi perkembangan serta kelangsungan hidup perusahaan dan diharapkan dapat direspon positif oleh para investor.
2.7 Kerangka Pikir