Bahasa Indonesia untuk SMPMTs Kelas VII
58
A. Menunjukkan Relevansi Isi Dongeng dengan Situasi Sekarang
Dongeng merupakan salah satu contoh karya sastra yang mempunyai nilai didik yang tinggi. Nilai didik tersebut tidak hanya berlaku pada saat
penulisannya, tetapi dapat dihubungkan dengan kehidupan sekarang. Hubunganrelevansi tersebut dapat kalian gunakan untuk mencontoh hal
baikbenar dan mengetahui perbuatan jahat yang tidak perlu dicontoh. Contohnya dongeng Bawang Merah Bawang Putih, relevansi yang ada
dengan situasi sekarang yaitu setiap perbuatan pasti akan menuai hasilnya. Orang yang berbuat baik akan mendapatkan balasan kebaikan, begitu pula
sebaliknya.
Dengarkanlah dongeng yang akan dibacakan oleh salah satu teman kalian berikut ini. Sementara itu, tutuplah buku ini
Saat Pak Jago Sakit
Hah Sudah jam sembilan teriak Pak Kambing sambil mengusap-usap
matanya. Ia terkejut saat melihat jam dinding di tempat tidurnya menunjukkan
waktu pukul sembilan. Ada yang tidak beres, gumamnya
sembari bergegas menuju ke kamar belakang. Kamu juga terlambat bangun,
Bu? tanyanya pada istrinya yang sedang keluar dari kamar mandi.
Ya jawab Bu Kambing sambil mengangguk.
Pasti tidak hanya kita, Bu. Maksud Bapak? sahut Bu Kambing.
Yang bangun kesiangan jelas Pak
Kambing. Kenapa?
Apakah kamu tidak merasa, jika bangun kesianganmu ada penyebabnya?
Pak Kambing balik bertanya. Bu Kambing menggelengkan kepala.
Ini gara-gara Pak Jago tegas Pak Kambing.
Bu Kambing mengangguk-anggukkan kepala.
Ya, ya, aku ingat sekarang. Pak Jago tidak berkokok, gumam Bu Kambing.
Saat melihat Pak Kambing bergegas hendak pergi, Bu Kambing bertanya, Pak,
hendak ke mana? Ke rumah Pak Jago
Dalam perjalanan, P ak Kambing bertemu dengan Pak Kelinci yang terlihat
tengah bergegas. Pak Kelinci, hendak ke mana? sapa
Pak Kambing. Ke rumah Pak Jago, jawab Pak
Kelinci singkat. Pasti karena bangun kesiangan, ya?
tebak Pak Kambing. Kok tahu? Pak Kelinci tampak heran.
Sama Saya juga bangun kesiangan Ini akibat ulah Pak Jago tidak berkokok
kata Pak Kambing. Mereka lalu bersama- sama menuju ke rumah Pak Jago.
Lihat, banyak sekali warga yang berkumpul di gerbang depan rumah Pak
Jago, ujar Pak Kambing ketika hendak memasuki gang menuju ke rumah Pak Jago.
Mereka senasib dengan kita. Senasib?
Ya, senasib bangun kesiangan Di depan gerbang rumah Pak Jago,
pintu tertutup rapat.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pentingnya Menjaga Kesehatan
59
Coba kamu ketuk pintunya, pinta Pak Kerbau kepada Pak Sapi.
Tok Tok Tok Pintu diketuk Pak Sapi. Tidak ada tanda-tanda pintu hendak
dibuka atau sahutan Pak Jago dari dalam. Yang keras perintah Pak Kucing
agak emosi. Ketika melihat Pak Sapi mengulang
dengan ketukan yang sama, Pak Kucing pun segera menuju ke pintu dengan
membawa pecahan batu. Tok Tok Tok Pak Kucing mengetuk
pintu dengan batu keras-keras, sambil berteriak, Pak Jago Buka pintunya
Akan t etapi ketukan serta teriakan tersebut tidak dijawab.
Jangan-jangan Pak Jago tidak ada di rumah? tanya Tupai Muda kemudian.
Tidak di rumah sahut Pak Kucing. Mungkin
Ah Jika kamu nggak tahu pasti,
nggak usah ngomong, Pai hardik Pak Kancil yang dari tadi hanya diam.
Benar Kita semua telah dibuat jengkel oleh Pak Jago sahut Pak Kerbau.
Tadi pagi Pak Jago tidak berkokok sehingga banyak warga yang bangun kesiangan
lanjutnya kesal. Kenapa harus Pak Jago yang
dipersalahkan? balas Tupai Muda. Jelas sahut Pak Kerbau tegas.
Bukankah setiap pagi P ak Jago berkokok membangunkan kita?
Itu kebaikan Pak J ago saja dan jika ia tidak berkokok jangan disalahkan dong
Ya disalahkan Kenapa?
Sebaiknya Pak Jago mengabari
semua warga jika berhalangan untuk tidak berkokok Perkataan Pak Kerbau disambut
dengan suara koor oleh warga, Setujuuuuu Tiba-tiba pintu terbuka. Pak Jago
keluar dengan selimut tebal melingkar di lehernya. Ia berjalan pelan mendekati warga
yang telah memenuhi halaman rumahnya. Maafkan saya. Saya mengerti
maksud kedatangan Saudara-saudara, katanya lemah. Warga yang berada di situ
tampak tertunduk melihat keadaan Pak Jago. Badannya tampak lemah, wajahnya
pucat, dan suaranya terbata-bata. Karena penyakit yang datang tiba-tiba,
saya tidak dapat mengabari semua warga jika hari ini saya tidak bisa berkokok seperti
biasanya. Pita suaraku serasa mau putus ketika kupaksakan berkokok, katanya.
Maafkan kami Pak Jago, kami tidak tahu jika Pak Jago sakit kata Pak Kambing.
Maafkan saya, sungguh Saya menyesali kecerobohan yang kami lakukan, ungkap
Pak Kerbau. Maafkan kami, Pak Jago lanjut semua warga yang ada di situ
serempak. Perlahan-lahan Pak Jago menatap
semua warga. Ia lalu menunduk sedih dan berkata, Akibat saya sakit dan tidak
memberitahu kalian, banyak warga yang terlambat bangun dan tidak dapat me -
laksanakan pekerjaannya. Sayalah yang salah, maafkan saya,
lanjutnya sambil mendekati Pak Kambing. Mereka berangkulan.
Tidak Pak Jago, kami semua yang tidak tahu diri. Tidak tahu berterima kasih.
Harusnya kami berupaya untuk bangun pagi sendiri tanpa harus menunggu kokok Pak
Jago. Benar kata Tupai, semua ini akibat kemalasan kami, kata Pak Kambing.
Sekali lagi saya juga minta maaf. Saya janji akan memberi kabar jika saya
sakit dan tidak dapat berkokok, sambut Pak Jago pelan yang disusul oleh warga
saling menjabat erat tangan Pak Jago.
Sumber:Yunior, 17 September 2006 dengan pengubahan seperlunya
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bahasa Indonesia untuk SMPMTs Kelas VII
60
Kerjakan tugas-tugas berikut
1. Carilah nilai didik yang terdapat dalam pembacaan dongeng tersebut 2. Carilah keterkaitan isi dongeng yang telah kalian dengarkan tadi dengan
kehidupan kalian sehari-hari Buatlah dalam format berikut ini
Tugas
B. Menyampaikan Pengumuman dengan Intonasi yang Tepat