Perkembangan Sarana Komunikasi
35
Tugas
Setelah kalian membaca cerita di atas, kerjakanlah tugas berikut ini
1. Hal menarik apa saja yang kalian temui dari cerita di atas? 2. Pesan moral apa saja yang kalian jumpa dari cerita di atas?
3. Ceritakan hal menarik dan pesan moral cerita tersebut di depan kelas 4. Gunakanlah bahasa yang runtut, gestur, serta mimik yang menarik
sehingga teman-teman kalian tertarik mendengarkan cerita tersebut
D. Menulis Kembali Dongeng yang Dibacakan
Sebelum menuliskan kembali isi dongeng, kalian perlu membaca mendengarkan dongeng itu. Selanjutnya kalian dapat mencatat hal-hal
menarik yang ada di dalamnya. Hal-hal menarik itu bisa berupa kalimat- kalimat yang ada dalam cerita maupun unsur-unsur intrinsik dongeng.
Unsur-unsur intrinsik dongeng meliputi berikut ini. 1. Tema merupakan pokok pembicaraan yang mendasari tema.
2. Plotalur merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita. 3. Penokohan dan perwatakan merupakan para pelaku cerita beserta sifat-
sifat yang dimilikinya. 4. Settinglatar merupakan tempat aspek sosial dan alat tempat, waktu,
dan suasana terjadinya peristiwa. 5. Amanat merupakan pesan yang terkandung dalam ceritadongeng.
Tugas
Kerjakan tugas-tugas berikut dengan baik
1. Bacalah dongeng berjudul Surat untuk Raja di bawah ini
Ki Ageng mempunyai tiga orang murid, bernama Sarjana, Manggala, dan Prasaja.
Masing-masing mempunyai kelebihan. Sarjana adalah murid yang paling pandai.
Dia rajin membaca sehingga berwawasan luas. Manggala mahir bela diri dan memain-
kan senjata. Sementara Prasaja sangat sederhana, jujur, dan rajin bekerja. Ketiganya
hidup rukun dan saling menyayangi.
Surat untuk Raja
Oleh: Tri Wiyono Suatu hari, Ki Ageng mendapat surat
dari Raja. Dalam surat itu Raja meminta Ki Ageng untuk mencari seorang pengawal
untuknya. Selesai membaca surat, Ki Ageng segera memanggil ketiga muridnya.
Murid-muridku, adakah di antara kalian yang berminat menjadi pengawal
raja? tanya Ki Ageng. Tentu saja, Bapa. Sudah lama saya
ingin mengamalkan ilmu yang saya pelajari selama di sini, kata Sarjana.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bahasa Indonesia untuk SMPMTs Kelas VII
36
Saya pun demikian, Bapa. Saya ingin mempraktikkan ilmu silat yang saya kuasai
dengan menjadi pengawal raja, sambung Manggala.
Berbeda dari dua temannya, Prasaja tak segera menjawab. Ia hanya diam dan
menunduk. Kenapa kau diam, Prasaja? Apakah
kau tidak ingin menjadi pengawal raja? tanya Ki Ageng sambil menatap Prasaja.
Maaf Bapa, bukannya saya tak ingin, tapi apakah saya mampu menjadi pengawal
raja? Menggembala kambing saja saya kerepotan, jawab Prasaja lugu.
Ki Ageng mengangguk-angguk. Baiklah, kalian bertiga berangkat ke
kota raja. Temuilah Patih Kerajaan lalu berikan suratku ini, kata Ki Ageng seraya
memberikan tiga gulungan daun lontar. Esok harinya, berangkatlah ketiga
murid Ki Ageng menuju Kota Raja. Sarjana dan Manggala memilih naik kuda agar
cepat, sementara Prasaja lebih suka naik pedati yang ditarik oleh lembu.
Dengan kecerdasannya, Sarjana bisa menemukan jalan pintas sehingga bisa
cepat sampai di Kota Raja. Demikian pula dengan Manggala.
Dengan ketangkasannya, Manggala memacu kudanya sehingga bisa lari dengan
kencang. Sementara Prasaja dengan sabar menjalankan pedatinya. Sarjana tiba paling
awal di Kota Raja. Dia segera menemui Patih Kerajaan untuk memberikan surat dari
gurunya. Patih mengangguk-angguk ketika membacanya.
Bagaimana, Gusti Patih? Apakah saya diterima menjadi pengawal raja?
Sabarlah, Sarjana. Baginda baru akan memberikan keputusannya pada saat bulan
purnama nanti, sahut Patih seraya mempersilakan Sarjana tinggal di
peristirahatan. Kenapa harus menunggu sampai
bulan purnama, Gusti Patih? tanya Sarjana. Aku tidak tahu. Aku hanya menjalan-
kan titah Raja, sahut Patih. Setelah Sarjana, tibalah Manggala di
Kota Raja. Ia pun segera memberikan surat titipan gurunya kepada sang Maha Patih.
Jawaban serupa diberikan kepada murid Ki Ageng tersebut.
Selama tinggal di peristirahatan, Sarjana dan Manggala sangat senang.
Mereka dilayani oleh para dayang yang cantik jelita. Lama-lama mereka terlena dan
melupakan tujuan mereka datang ke Kota Raja.
Prasaja dan pedatinya baru tiba di Kota Raja saat bulan purnama hampir tiba.
Prasaja pun segera menemui Patih Kerajaan untuk memberikan surat yang
dibawanya. Siapa namamu, anak muda? tanya
Patih. Hamba Prasaja, Gusti, sahut Prasaja
sambil tertunduk. Bagaimana kau bisa tahu kalau Raja
akan memberikan keputusan untuk memilih pengawalnya pada saat bulan purnama?
tanya Maha Patih membuat Prasaja kebingungan.
Apa maksud, Gusti Patih? Ketahuilah Prasaja, kedua saudaramu
sudah datang ke sini terlebih dahulu. Tapi ternyata mereka tidak tahan uji. Saat ini
mereka lebih suka bersenang-senang dengan para dayang sehingga mereka lupa
tujuan mereka datang ke sini, kata Maha Patih.
Karena itu kaulah yang pantas menjadi pengawal raja.
Ternyata benar kata Patih tersebut. Raja memilih Prasaja untuk menjadi
pengawal pribadinya. Hal itu sesuai dengan isi surat daun lontar yang diberikan Ki Ageng
kepada Raja. Surat itu berbunyi: Baginda Raja, surat saya ini akan
menunjukkan tabiat murid-murid saya. Maka silakan Baginda memilih salah satu
di antara mereka. Prasaja terpilih karena dia sabar,
tekun, dan bertanggung jawab.
Sumber: Yunior, 18 Februari 2007
Di unduh dari : Bukupaket.com
Perkembangan Sarana Komunikasi
37 2. Catatlah hal-hal yang menurut kalian penting
3. Rangkailah hal-hal penting tersebut dalam sebuah cerita dengan