Kerangka Konseptual Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

C. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio CR, debt asset ratio DAR, debt to equity ratio DER, total assets turnover TATO, return on assets ROA, return on equity ROE, gross profit margin GPM, inventory turnover ITO. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara Gbr 2.1 : Kerangka Konseptual Semakin tinggi CR, maka perusahaan semakin likuid dan akan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga pertumbuhan laba juga akan meningkat. Semakin tinggi DAR, menunjukkan peningkatan pada resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan membayar semua kewajibannya dan Total Asset Turnover X 4 Profitabilitas Y Debt Asset Ratio X 3 � 5 Return On Asset Return On Equity � 6 Gross Profit Margin � 7 Inventory Turnover � 8 Current Ratio � 1 Debt Equity Ratio � 2 Universitas Sumatera Utara akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi pembayaran deviden. Semakin tinggi DER, maka semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham, jika rasio semakin rendah, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Semakin tinggi total asset turnover TATO, maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga dapat meningkat. Semakin tinggi return on asset ROA, semakin tinggi laba yang akan diperoleh perusahaan dari aktiva yang dimilikinya dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Semakin tinggi return on equity ROE, maka akan menunjukkan perolehan laba bersih perusahaan yang diukur melalui modal pemilik. Semakin tinggi gross profit margin GPM, maka semakin efektif dan efisien perusahaan dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya sehingga akan dapat mempengaruhi laba bersih yang akan diperoleh perusahaan. Semakin tinggi inventory turnover ITO, maka menunjukkan kecepatan perputaran persediaan dalam siklus produksi normal, apabila semakin besar rasio ini, maka dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.

D. Hipotesis Penelitian