Uji Multikolinieritas Pengujian Asumsi Klasik

Durbin Watson. Mengacu kepada pendapat Sunyoto 2009:91, Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1 angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,, 2 angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .732 a .535 .397 .239218 1.665 a. Predictors: Constant, ITO, CR, ROE, DAR, GPM, TATO, ROA, DER b. Dependent Variable: PG Sumber: Lampiran vi Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.665 Angka ini terletak di antara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.

4. Uji Multikolinieritas

Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel – variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF Variable Universitas Sumatera Utara Inflation Factor dan toleransi. Menurut Ghozali 2005:91 untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari: a nilai tolerance dan lawannya, b Variance Inflation Factor VIF Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF=1tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.01 atau sama dengan VIF10. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .062 .220 .282 .780 CR .050 .020 .368 2.529 .018 .812 1.232 DER .003 .140 .012 .018 .986 .036 8.620 DAR .151 .688 .089 .220 .828 .106 9.464 TATO .198 .095 .467 2.085 .047 .344 2.908 ROA .535 1.224 .158 .437 .666 .131 7.636 ROE -.069 .255 -.163 -.269 .790 .047 9.489 GPM -.818 .529 -.374 -1.545 .134 .295 3.395 ITO -.006 .002 -.538 -2.932 .007 .511 1.957 a. Dependent Variable: PG Sumber: Lampiran vii Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil uji ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi

Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi yang adalah nilai Adjusted R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini adjusted R 2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas. “Adjusted R 2 dianggap lebih baik dari R 2 karena nilai adjusted R 2 Tabel 4.5 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model”Ghozali, 2005. Adjusted R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .732 a .535 .397 .239218 a. Predictors: Constant, ITO, CR, ROE, DAR, GPM, TATO, ROA, DER b. Dependent Variable: PG Sumber: Lampiran viii Universitas Sumatera Utara