Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Pengawasan Tayangan Iklan

dengan peraturan pemerintah, 75 hal ini berarti di buka kesempatan untuk membentuk suatu badan pengawasan yang lebih tangguh dengan dasar hukum yang sesuai. Melalui PP RI No 38 Tahun 2000 tentang Perubahan atas PP RI No 81 Tahun 1999 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan yaitu : Pasal 35 “Menteri dan menteri terkait melakukan pengawasan atas pelaksanaan upaya pengamanan rokok bagi kesehatan”. Pasal 36 ayat 1 “Menteri dan menteri terkait dapat mengambil tindakan administratif terhadap pelanggaran ketentuan dalam peraturan pemerintah ini” dan ayat 2 “Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan”. 76 Oleh karena rokok memberikan dampak yang kurang begitu baik begi kesehatan masyarakat atau penggunanya, maka pemerintah melalui kementrian kesehatan melakukan pengawasan terhadap penayangan iklan agar tetap disampaikan melalui iklan bahwa terdapat bahaya dengan mengkonsumsi rokok.

B. Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Pengawasan Tayangan Iklan

Rokok Dalam upaya memasarkan produk-produk usahanya, berbagai bentuk praktek niaga akan dilakukan oleh pengusaha melalui iklan. Salah satu cara adalah 75 Pasal 75 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan , Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3945. 76 Pasal 35 dan Pasal 36 PP RI Nomor 38 Tahun 2000 tentang Perubahan atas PP RI Nomor 81 Tahun 1999 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan, Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3971. Universitas Sumatera Utara melalui media elektronik, seperti televisi, sehingga konsumen bisa langsung memesan atau membelinya. Iklan demikian dinamakan infomercial. Adanya iklan yang demikian tidak akan menimbulkan permasalahan sepanjang iklan tersebut memberikan informasi yang benar, akan tetapi dalam kenyataannya iklan-iklan tersebut cenderung menonjolkan kelebihan-kelebihan produknya, sementara informasi tentang kekurangan atau risiko tidak disampaikan. Kondisi demikian jelas akan merugikan konsumen, karena kepentingan konsumen tidak terlindungi secara hukum. 77 Dalam hal ini, sebagai konsumen, masyarakat memiliki peran yang besar dalam pengawasan tayangan iklan rokok untuk melindungi dirinya sendiri sebagai konsumen atas pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha yang mengiklankan produknya. Masyarakat termasuk setiap orang yang memproduksi rokok dan setiap orang yang memasukkan rokok ke dalam wilayah Indonesia, memiliki kesempatan untuk berperan seluas-luasnya dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal melalui terbentuknya kawasan tanpa rokok pada tempat umum, tempat kerja dan angkutan umum. 78 Peran serta masyarakat dalam pengawasan iklan rokok memiliki peranan yang sangat penting. Oleh karenanya, peraturan perundang-undangan juga mengatur mengenai peran serta masyarakat misalnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2000 Tentang Perubahan Peraturan 77 Rika Saraswati, Konsumen Infomercial Dan Permasalahan Hukumnya, Kisi Hukum, 1998, hal. 8. 78 Pasal 26 PP RI Nomor 38 Tahun 2000 tentang Perubahan atas PP RI Nomor 81 Tahun 1999 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan, Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3971. Universitas Sumatera Utara Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 1999 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang PERS. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2000 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 1999 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan disebutkan bahwa Peran masyarakat diarahkan untuk meningkatkan dan mendayagunakan kemampuan yang ada pada masyarakat dalam rangka penyelenggaraan pengamanan rokok bagi kesehatan yang dilaksanakan melalui : 79 1. Pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan kebijaksanaan dan atau pelaksanaan program pengamanan rokok bagi kesehatan 2. Penyelenggaraan, pemberian bantuan dan atau kerja sama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan penanggulangan bahaya merokok terhadap kesehatan 3. Pengadaan dan pemberian bantuan sarana dan prasarana bagi penyelenggara keamanan rokok bagi kesehatan 4. Keikutsertaan dalam pemberian bimbingan dan penyuluhan serta penyebarluasan informasi kepada masyarakat berkenaan dengan penyelenggaraan pengamanan rokok bagi kesehatan 5. Kegiatan pengawasan dalam rangka penyelenggaraan pengamanan rokok bagi kesehatan Penjelasan diatas menunjukkan bahwa masyarakat memiliki peran juga dalam pengawasan iklan rokok yang dapat merugikan masyarakat juga. Namun juga, tindakan pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat juga memiliki batasan, yakni peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan pengawasan iklan rokok. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 30 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2000 Tentang 79 Pasal 27 PP RI Nomor 38 Tahun 2000 tentang Perubahan atas PP RI Nomor 81 Tahun 1999 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan, Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3971. Universitas Sumatera Utara Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 1999 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan yang menyebutkan bahwa : Peran masyarakat dalam rangka penyelenggaraan upaya pengamanan rokok bagi kesehatan dilaksanakan berpedoman pada kebijaksanaan pemerintah dan atau ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang PERS menyebutkan bahwa : 80 1. Masyarakat dapat melakukan kegiatan untuk mengembangkan kemerdekaan pers dan menjamin hak memperoleh informasi yang diperlukan. 2. Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat diatas dapat berupa : a. Memantau dan melaporkan analisis mengenai pelanggaran hukum, etika, dan kekeliruan teknis pemberitaan yang dilakukan oleh pers. b. Menyampaikan usulan dan saran kepada dewan pers dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas pers nasional. Ketentuan diatas memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk dapat mengontrol iklan rokok yang ditayangkan dalam media elektronik. Masyarakat tidak hanya dapat bertopang dagu melihat banyaknya tindakan penyalahan terhadap iklan rokok yang ditayangkan dengan melaporkan kepada Dewan Pers sehingga tidak ada lagi upaya meremehkan kedudukan masyarakat oleh pelaku usaha periklanan. 80 Pasal 17 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers, Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3887. Universitas Sumatera Utara C. Pengawasan Iklan Rokok Yang Dilakukan Lembaga Perlindungan Swadaya Masyarakat Iklan diharapkan sebagai sumber informasi bagi pengguna produk. Dengan demikian, sudah selayaknya sebuah iklan, termasuk iklan rokok, memberikan informasi yang cukup dan tidak menyesatkan konsumen. Apalagi kalau konsumen sangat percaya dan memanfaatkan iklan tersebut. 81 Lembaga Perlindungan Swadaya Masyarakat yang dibentuk oleh masyarakat untuk secara bersama-sama memperjuangkan dan melindungi hak – hak konsumen. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menguraikan pengertian Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM sebagai Lembaga Non Pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani Perlindungan Konsumen. 82 Selanjutnya dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen disebutkan juga tugas-tugas Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM yakni : 83 1. Menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajiban dan kehati-hatian konsumen dalam mengkonsumsi barang danatau jasa; 2. Memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukan; 3. Bekerja sama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan perlindungan konsumen; 81 Husna G Zahir, Survei YLKI : Iklan Obat Sesatkan Konsumen, Jakarta : Warta Konsumen, 1996, yang diakses pada tanggal 5 desember 2010. 82 Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821. 83 Pasal 44 ayat 3 Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821. Universitas Sumatera Utara 4. Membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk menerima keluhan atau pengaduan konsumen; 5. Melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen. Lembaga yang berhak untuk melakukan kegiatan diatas haruslah memenuhi syarat yakni terdaftar dan diakui serta bergerak di bidang perlindungan konsumen 84 , untuk mencegah adanya upaya-upaya penipuan atau perbuatan melawan hukum lainnya yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab kepada masyarakat untuk kepentingan pribadi. Disamping itu dalam Undang-undang Penyiaran juga mengatur mengenai kewenangan LPKSM dalam melakukan pengawasan terhadap tayangan iklan, termasuk iklan rokok, yakni : “Organisasi nirlaba, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi dan kalangan pendidikan dapat mengembangan kegiatan literasi dan atau pemantauan lembaga penyiaran”. 85 Pengaturan mengenai tugas - tugas atau kewenangan – kewenangan dari LPKSM menandai bagi upaya perlindungan konsumen yang bersama-sama dengan pemerintah dapat melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen dalam bidang periklanan rokok agar penanyangan iklan rokok lebih baik lagi kedepan dan tidak merugikan masyarakat dengan melanggar hak-hak masyarakat. Disamping Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM, terdapat juga Badan Perlindungan Konsumen Nasional BPKN yang 84 Berdasarkan Penjelasan Pasal 44 ayat 3 dalam poin yang pertama Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821. 85 Pasal 52 ayat 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 139. Universitas Sumatera Utara merupakan badan yang dibentuk untuk membantu upaya pengembangan perlindungan konsumen, 86 dan lembaga ini berfungsi memberikan saran dan pertimbangan pada pemerintah dalam upaya mengembangkan perlindungan konsumen di Indonesia. 87 Dalam kaitannya dengan upaya perlindungan konsumen maka lembaga ini berperan melakukan pengawasan. Hal ini sebagai mana diatur dalam Pasal 7 PP Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen. Pengawasan ini dilakukan terhadap pelaku usaha dalam memenuhi standar mutu produksi barang dan atau jasa, pencantuman label dan klausula baku, serta pelayanan purna jual barang dan atau jasa. 88 Pengawasan ini dilakukan dalam proses produksi penawaran, promosi, pengiklanan, dan penjualan barang dan atau jasa. 89 Dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen terhadap iklan menyesatkan, pengawasan yang dilakukan oleh BPKN ini meliputi aspek pemuatan informasi tentang risiko penggunaan barang, pengiklanan dan lain-lain yang disyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebiasaaan dalam praktek dunia usaha. 90 Bentuk pengawasan lain yang dilakukan dalam kaitannya dengan hal ini adalah melalui penerimaan pengaduan masyarakat, lembaga perindungan konsumen swadaya masyarakat, atau pelaku usaha. Hal ini terkait dengan hak 86 Shidarta, op.cit, hal.114. 87 Pasal 33 Undang-undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821. 88 Pasal 8 ayat 1 PP Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen. 89 Pasal 8 ayat 2 PP Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen. 90 Pasal 9 ayat 3 PP Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen. Universitas Sumatera Utara konsumen untuk mendapatkan penyelesaian hukum atau right to redress or remedy, yang didalamnya termasuk mengajukan pengaduan pada pihak ketiga yang berwenang, seperti lembaga pemerintah yang terkait dengan perlindungan konsumen. 91

D. Bentuk Partisipasi Asosiasi Pelaku Usaha dalam Pengawasan Iklan Rokok