2.1.1 Makanan Untuk Anak Balita
a. ASI
ASI adalah makanan yang kaya campuran makanan yang sangat mengandung gizi. ASI merupakan makanan utama paling baik bagi bayi hingga umur dua tahun,
dan dianjurkan memberikannya secara ekslusif selama enam bulan pertama. ASI air susu ibu memiliki unsur-unsur yang memenuhi semua kebutuhan bayi selama
periode sekitar 6 bulan, tetapi harus diperhatikan pertumbuhan bayi pada periode tersebut, karena tidak semua ibu memproduksi ASI yang cukup. Selain itu ASI juga
merupakan makanan yang higienis, murah, mudah diberikan dan sudah tersedia bagi bayi. Berbeda dengan susu formula atau makanan tambahan yang diberikan secara
dini pada bayi. Susu formula sangat susah diserap usus bayi sehingga dapat menyebabkan susah buang air besar pada bayi. Proses pembuatan susu formula yang
tidak steril menyebabkan bayi rentan terkena diare. Hal ini akan menjadi pemicu terjadinya kurang gizi pada anak dan akibat dari kurang gizi anak lebih mudah
terserang penyakit infeksi Depkes, 2004. ASI merupakan pilihan yang terbaik bagi bayi karena di dalamnya
mengandung antibodi dan lebih dari 100 jenis zat gizi seperti AA, DHA, taurin dan spingomyelin yang tidak terdapat dalam susu sapi. DHA dan AA adalah asam lemak
tak jenuh berantai panjang yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal, sehingga dapat menjamin untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak Yuliarti,
2010.
Universitas Sumatera Utara
Pemberian ASI dianjurkan sampai anak berumur 2 tahun. Pemberian ASI merupakan hal yang sangat membantu bagi ibu dan anak bukan hanya memberikan
asupan nutrisi dan energi yang memadai, tetapi juga asuhan psikososial melalui pembentukan ikatan kasih sayang dengan ibu dan anak juga kesehatan melalui unsur
imunologik yang ada pada ASI. Tidak ada jadwal khusus untuk pemberian ASI pada bayi Soekidjo, 2011.
b. Makanan Pendamping ASI
Status gizi merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia karena sangat mempengaruhi kecerdasan, produktivitas, dan
kreativitas. Dalam upaya peningkatan status gizi pada hakekatnya harus dimulai sedini mungkin. Selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat-zat gizi
lainnya bayi diberikan makanan pendamping ASI. Sesudah bayi berusia 6 bulan, pemberian ASI saja tidak dapat memberikan energi yang cukup serta nutrisi untuk
meningkatkan tumbuh-kembang anak secara optimal. Makanan pendamping ASI MP-ASI merupakan makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI, karena
kebutuhan bayi yang semakin meningkat. Selain melengkapi zat-zat gizi yang kurang juga mengembangkan kemampuan bayi menerima berbagai macam makanan dengan
rasa dan bentuk yang berbeda-beda, mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan serta melakukan adaptasi terhadap makanan yang
mengandung kadar energi yang tinggi Depkes RI, 2003. MP-ASI merupakan peralihan asupan yang semata berbasis susu menuju ke
makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan keterampilan motorik oral. Keterampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan
Universitas Sumatera Utara
makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang Depkes, 2000.
Menurut WHO, tanda-tanda bayi siap diberikan MP-ASI, yaitu : bayi sudah bisa duduk dengan sempurna, bayi sudah dapat menyangga kepala dengan lehernya
yang baik, bayi merasa lapar walaupun sudah diberikan ASI, bayi sudah bisa menggerakkan lidahnya, jika bayi sudah dapat memindahkan makanannya ke bagian
belakang mulut dan menelannya. Makanan tambahan biasanya diberikan pada trimester kedua atau bayi 6 bulan ke atas, untuk mempertahankan pertumbuhan anak
dengan kecepatan yang sama. Makanan bayi sebisa mungkin harus : Gibney, dkk - padat energi dan nutrisi
- harus lebih bervariasi, terutama dalam pemilihan bahan makanan - mudah didapat dan disiapkan oleh keluarga
- dapat diterima secara budaya -memiliki tekstur yang tepat menurut usia dan perkembangan anak
- bersih dan aman untuk dikonsumsi Makanan pendamping ASI bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi anak,
penyesuaian kemampuan alat cerna dalam menerima makanan tambahan dan merupakan masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pemberian makanan
tambahan pada anak balita juga merupakan proses pendidikan dimana bayi diajar mengunyah dan menelan makanan padat dan membiasakan anak untuk merasakan
jenis dan rasa baru pada makanan Soehardjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Masalah Gizi Pada Anak Balita