12 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan industri yang tidak ramah
lingkungan.” Bagaimanapun juga, lingkungan sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan
manusia. Fiennes
2
Lebih lanjut Ahimsa Putra 1994 menjelaskan bahwa menurut perspektif ekologi budaya unsur-unsur pokok adalah pola-pola perilaku behavior patterns, yakni kerja
1964, lebih jauh lagi mengajukan pendapatnya bahwa penyakit yang
ditemukan dalam populasi manusia adalah suatu konsekuensi yang khusus dari suatu cara hidup yang beradab, dimulai dari pertanian yang menjadi dasar bagi timbulnya dan
berkembangnya pemukiman penduduk yang padat.Dapat menjadi perhatian kita bersama bahwa pentingnya pola perilaku dalam pengelolaan lingkungan dapat mempengaruhi
kesejahteraan umat manusia, lebih jauh lagi juga dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Ada tiga langkah dasar yang perlu diikuti dalam studi antropologi ekologi, yakni :
1 Melakukan analisis atas hubungan antara lingkungan dan teknologi pemanfaatan dan produksi;
2 Melakukan analisis atas pola-pola perilaku dalam eksploitasi suatu kawasan tertentu yang menggunakan teknologi tertentu.
3 Melakukan analisis atas tingkat pengaruh dari pola-pola perilaku dalam pemanfaatan lingkungan terhadap aspek-aspek lain dari kebudayaan
Steward dalam Putra, Ahimsa. 1994. Selanjutnya Steward juga mengatakan bahwa beberapa sektor kebudayaan lebih erat
kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan daripada sektor-sektor yang lain.
2
Lebih jelas lihat Dampak Lingkungan Terhadap Penyakit oleh Fiennes dalam Foster dan Anderson, Antropologi Kesehatan, Jakarta : Grafiti, 1986
13 work dan teknologi yang dipakai dalam proses pengolahan atau pemanfaatan lingkungan.
Dengan demikian studi ekologi budaya pertama-tama adalah mengenai the process of work, its organization, its cycles and rhythms and its situational modalities Murphy, 1970 : 155.
Perhatian baru diarahkan pada lingkungan, yakni bagaimana lingkungan mempengaruhi atau menetukan pola-pola tingkah-laku atau organisasi kerja.
Secara keseluruhan mekanisme-mekanisme adaptif adaptive mechanism yang ada tersebut menghasilkan akibat yang sama, yaitu: cenderung terus-menerus menggerus
sumberdaya alam secara cepat, memperlemahdaya dukung lingkungan weakening the carrying capacity of the ecosphere yang mengarah pada terjadinya krisis ekologi ecological
crisis secara berkepanjangan
3
3
Lebih jelas lihat Dinamika Sosio-Ekologi Pedesaan: Perspektif dan Pertautan Keilmuan Ekologi
Manusia,Sosiologi Lingkungan dan Ekologi Politik ,Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia Vol. 01, No. 01
. Krisis ekologi di planet bumi yang sangat tampak nyata itu antara lain direpresentasikan oleh situasi seperti:
1 Kelangkaan sumber pangan yang mengakibatkan bencana kelaparan dan insiden gizi-buruk yang makin meluas.
2 Kelangkaan sumber energi, pasca habisnya fosil-fuel energy yang makin serius. 3 Pemburukan kualitas kehidupan akibat polusi dan ledakan penduduk di atas
habitat yang makin sempit. 4 Eskalasi erosi, banjir, dan longsor akibat ekspansi kegiatan manusia hingga ke
kawasan rawan bencana alam. 5 Biodiversity lossakibat eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan, dan
14 6 Kriminalitas, perilaku menyimpang, dan masalah sosial lain akibat tingginya
kompetisi karena terbatasnya relung kehidupan yang memadai bagi kehidupan lestari.
Dari perspektif krisis ekologi, yang bermula dari jumlah penduduk manusia di planet bumi yang terus meningkat secara signifikan dari dua milyar jiwa di akhir abad 19 menjadi
sekitar enam milyar jiwa di akhir abad 20, yang manaledakan populasi manusia itu menyebabkan interaksi manusia dan alam mengalami dinamika yang luar biasa. Dinamika itu
menghasilkan perubahan status stabil ke status instabil sebuah ekosistem yang sangat cepat, dimana sebagai konsekuensinya alam mengalami tekanan ekologis yang luar biasa atas
perubahan-perubahan tersebut. Destabilitas kesetimbangan ekosistem itu bisa dijelaskan oleh sifat hubungan
interaksional antara manusia dan alam yang lebih banyak berada dalam mekanisme pertukaran yang timpang jika dibandingkan dengan beberapa abad yang lalu manakala
jumlah penduduk masih terbatas. Makin terbatasnya ruang kehidupan Lebensraum sebagai akibat tekanan penduduk, telah memaksa manusia untuk mengembangkan proses pemanenan
energi dan materi yang semakin eksploitatif. Alam dipaksa untuk terus berkompromi terhadap kehadiran manusia yang semakin berlipat jumlahnya. Dua akibat yang pasti dari
proses ini adalah: kehancuran lingkungan dan kemiskinan.
1.2. Rumusan Masalah