Latar Belakang Hapusnya PertanggungJawaban Pelaku Usaha Jasa Terhadap Kerugian Yang Dialami Oleh Konsumen (Studi Kasus Putusan MA No: 769 K Pdt.Sus 2011)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank merupakan suatu lembaga yang mana dulunya dimanfaatkan untuk penyimpanan uang demi kepentingan pribadi atau pun badan usaha, akan tetapi saat ini peran bank bukan hanya untuk menyimpan uang ataupun penyaluran kredit akan tetapi jasa bank sudah meliputi dalam hal jual beli cek perjalananturis travellers cheque, jual beli uang kertas banknote, kartu kredit credit card, aktivitas jual beli surat-surat berharga dan sebagainya. 1 Secara definisi bank memiliki arti suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. 2 Abdurachman menjelaskan bahwa bank merupakan suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan, dan lain-lain. 3 Lembaga keuangan atau bank pada dasarnya mempunyai peran yang sangat strategis dalam mengembangkan perekonomian suatu bangsa, oleh karena itu jika dilihat dalam prakteknya perekonomian suatu negara, lembaga keuangan atau bank 1 Thomas Suyatno, Djuhaepah T. Marala, dkk. Kelembagaan Perbankan edisi ketiga, Jakarta: Gramedia, 2005, hal. 62. 2 Ibid, hal. 1 3 Ibid Universitas Sumatera Utara senantiasa ikut berperan aktif. 4 Terkait dengan adanya jasa layanan bank, Anjugan Tunai Mandiri ATM merupakan jasa layanan yang saat ini memiliki peran penting dalam mempermudah nasabah untuk melakukan penarikan sejumlah uang dimana saja asalkan ada mesin ATM. ATM Anjungan Tunai Mandiri Automatic Teller Machine merupakan salah satu teknologi yang menerapkan konsep Proses Data berbasis Digital. Device ini mempunyai dua bagian penting yaitu hardware yang terdiri dari Unit Pemroses dalam hal ini PC, serta sistem device interface yang menghubungkan pemakaiUser melalui suatu kartu magnetik, dan Software yang berfungsi sebagai interface yang menghubungkan User dengan Sistem dalam kaitan Data Informasi. Adanya peran yang cukup penting inilah mengapa bank tidak dapat ditiadakan dari keikutsertaannya dalam proses pembangunan bangsa. 5 Penggunaan ATM melalui kartu plastic magnetic-strips sebagai media kerja proses kerjanya mesin ATM 6 Pasal 1 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menjelaskan bahwa pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Kartu plastic magnetic-strips sebagai media pendukung kerja ATM pada prinsipnya dipegang dan dijaga oleh nasabah oleh karena itu nasabah memiliki tanggungjawab besar terhadap kerahasian terhadap yang ada pada kartu plastic magnetic-strips yang salah satunya adalah nomor pin kartu plastic magnetic-strips. Nomor pin adalah rahasia yang harus dijaga, akan tetapi dalam penggunaannya nomor pin ini diketahui oleh orang-orang terdekat si nasabah, seperti suami, istri ataupun anak. Hal tersebut telah menyalahin aturan yang berlaku karena kerahasian harus tetap dijaga. 4 Budi Agus Riswandi, Aspek Internet Banking, Jakarta: Rajawali Pers, 2005, hal.5 5 Wati Aris Astuti, “Proses Kerja Dan Dampak Dari Mesin Atm”, Majalah Ilmiah UNIKOM Bidang Ekonomi, Volume 8, Nomor 1 Tahun 2007, hal. 21 6 Ibid Universitas Sumatera Utara didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian penyelenggaraan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Kegiatan yang dilakukan oleh pelaku usaha dapat berupa bentuk barang maupun jasa. Dalam faktanya kegiatan pelaku usaha terkadang merugikan konsumen dalam mengkonsumsimempergunakan jasa tersebut. Namun tidak jarang juga, kerugian yang timbul tersebut juga diakibatkan dari konsumern itu sendiri Pertanggungjawaban pelaku usaha terhadap jasa yang dihasilkannya kepada konsumen pada prinsipnya harus dilaksanakan dengan baik akan tetapi pertanggungjawaban tersebut dapat terhapus karena keadaan-keadaan tertentu yang pada akhirnya pelaku usaha tidak harus bertanggungjawab atas kerugian yang dialami oleh konsumen. Nasabahkonsumen yang mengalami kerugian atas terjadinya penarikan sejumlah uang melalui kartu ATM, sebenarnya menjadi tanggungjawab pelaku usahabank, akan tetapi dalam pemberian fasilitas kartu ATM bank tentu saja telah memberikan syarat-syarat tertentu. Surat Edaran Bank Indonesia No. 1110DASP tanggal 13 April 2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu APMK selanjutnya disebut SE BI yang mensyaratkan setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan kegiatan APMK wajib menerapkan prinsip perlindungan nasabah, prinsip kehati-hatian dan peningkatan keamanan. Didalam SE BI tersebut diatur bahwa penerapan prinsip perlindungan nasabah dilakukan antara lain dengan Menyampaikan informasi tertulis dalam Bahasa Indonesia yang jelas, mudah dimengerti dan mudah dibaca oleh Pemegang Kartu yang meliputi : 1. Prosedur dan tata cara penggunaan kartu, fasilitas yang melekat pada kartu dan risiko yang mungkin timbul dari penggunaan kartu tersebut Universitas Sumatera Utara 2. Hak dan kewajiban Pemegang Kartu, paling kurang meliputi hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh Pemegang Kartu, termasuk segala konsekuensi, risiko yang mungkin timbul dari penggunaan kartu, misalnya tidak memberikan PIN kepada orang lain dan berhati-hati saat melakukan transaksi melalui mesin ATM; hak dan tanggung jawab Pemegang Kartu dalam hal terjadi berbagai hal yang mengakibatkan kerugian bagi Pemegang Kartu danatau Penerbit, baik yang disebabkan karena adanya pemalsuan kartu, kegagalan sistem penerbit atau sebab lainnya, jenis dan besarnya biaya yang dikenakan dan 3. Tata cara dan konsekuensi jika Pemegang Kartu tidak lagi berkeinginan menjadi Pemegang Kartu. Tata cara pengajuan pengaduan yang berkaitan dengan penggunaan kartu dan perkiraan waktu penanganan pengaduan tersebut. Sedangkan penerapan prinsip kehatian-hatian dilakukan dengan memberikan batasan transaksi yaitu untuk transfer maksimal Rp 20 jutahari dan penarikan tunai maksimal Rp 10 jutahari. Untuk penerapan prinsip keamanan antara lain dengan memberikan PIN pada setiap kartu ATM paling sedikit 4 empat digit Adapun perkara yang dihadapi oleh PT. Mandiri Persero, tbk berhadapan dengan Mujahidin Taher, SE dan PT. Advantage, CSM adalah mengenai kerugian yang dialami oleh saudara Mujahidin Taher, SH atas penarikan sejumlah uang melalui kartu ATM Bank Mandiri nya sebesar Rp.45.013.700,-. Saudara Mujahidin Taher, SE melalui BPSK telah menyelesaikan sengketa ini akan tetapi pihak Bank Mandiri tidak menerima putusan yang telah ditetapkan oleh BPSK dan Pengadilan Negeri, oleh karena itu pihak Bank Mandiri melakukan kasasi sehingga dalam hal ini Bank Mandiri menjadi pihak Pemohon Kasasi dan Mujahidin Taher, SE menjadi Termohon Kasasi 1, PT. Advantage CSM menjadi Termohon Kasasi 2. Universitas Sumatera Utara Putusan Mahkamah Agung Nomor: 769KPdt.Sus2011 ini merupakan menjadi sumber analisis yang patut ditelaah lebih jauh untuk melihat bagaimana pelaku usaha dapat terhindar dari tanggung jawab yang diakibatkan dari kesalahan konsumen dalam hukum perlindungan konsumen.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Kejahatan Terhadap Ketertiban Umum Di Dalam Kuhp (Studi Putusan Ma No. 1914/K/Pid/2012)

2 116 124

Penerapan Prinsip Kelangsungan Usaha Dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Studi Kasus Putusan MA No 156 PK/Pdt.Sus/2012)

4 97 96

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Korupsi pada Program Konpensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Infrastruktur Pedesaan (Studi Putusan MA No. 2093 K / Pid. Sus / 2011)

3 55 157

Kewajiban Pelaku Usaha Terhadap Perlindungan Konsumen Rumah Makan Menurut Hukum (Studi Pada Rumah Makan Kamang Jaya)

4 70 126

Hapusnya PertanggungJawaban Pelaku Usaha Jasa Terhadap Kerugian Yang Dialami Oleh Konsumen (Studi Kasus Putusan MA No: 769/K/Pdt.Sus/2011)

4 50 95

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pelaku Tindak Pidana Perusakan dan Pencemaran Lingkungan (Studi Putusan MA RI No. 755K/PID.SUS/2007)

1 50 100

Hapusnya PertanggungJawaban Pelaku Usaha Jasa Terhadap Kerugian Yang Dialami Oleh Konsumen (Studi Kasus Putusan MA No: 769 K Pdt.Sus 2011)

0 0 11

Hapusnya PertanggungJawaban Pelaku Usaha Jasa Terhadap Kerugian Yang Dialami Oleh Konsumen (Studi Kasus Putusan MA No: 769 K Pdt.Sus 2011)

0 0 2

Hapusnya PertanggungJawaban Pelaku Usaha Jasa Terhadap Kerugian Yang Dialami Oleh Konsumen (Studi Kasus Putusan MA No: 769 K Pdt.Sus 2011)

0 0 32

Hapusnya PertanggungJawaban Pelaku Usaha Jasa Terhadap Kerugian Yang Dialami Oleh Konsumen (Studi Kasus Putusan MA No: 769 K Pdt.Sus 2011)

0 0 3