Analisis Semiotik terhadap Tekstual Nangen Nandorbin

3.3 Analisis Semiotik terhadap Tekstual Nangen Nandorbin

3.3.1 Teks Nangen Nandorbin oleh Marseti Limbong S.Pd, SD

Sebelum menganalisis makna dan struktur dari teks nyanyian tersebut, maka penulis menuliskan teks dari nyanyian tesebut. Berikut ini adalah teks yang disajikan oleh Marseti Limbong yang kemudian saya terjemahkan sendiri ke dalam bahasa Indonesia.

Nandorbin

1. Sada Nandorbin Ko buluh i bernoh idi Nandorbin Nandorbin Sada-sadana kuambit

Man permainku idi Nandorbin Nandorbin [Arti harfiah: Satu, putriku yang terbaik

Seperti serumpun bambu yang terbaik Putriku yang terbaik Satu-satunya untuk menjadi menantu Menantu yang menjadi kesayangan Putriku yang terbaik Arti dalam konteks: Seorang putri yang sudah siap untuk dilamar oleh siapapun, Seorang putri tersebut dianggap seperti bambu yang sangat bermanfaat, Karena pada saat itu bambu sangat berperan penting bagi kehidupan masyarakat Pakpak, Putri tersebut sudah siap menjadi menantu siapapun]

2. Dua Nandorbin Ko buluh i bernoh idi Nandorbin Nandorbin Dua-duana mahan silindung bulan Nandorbin Nandorbin [Arti harfiah: Dua, putriku yang terbaik Seperti serumpun bambu yang terbaik Putriku yang terbaik

Putri yang siap menjadi menantu seorang raja Putriku yang terbaik Arti dalam konteks: Seorang putri tersebut sudah siap menjadi menantu seorang raja yang memiliki takhta tertinggi pada masyarakat Pakpak, Ia sudah layak menjadi bindo hara (istri seorang raja atau pertaki ]

3. Tellu Nandorbin Ko buluh i bernoh idi Nandorbin Nandorbin Tellu-telluna mahan tongket ku idi Nandorbin Nandorbin [Arti harfiah: Tiga, putriku yang terbaik Seperti serumpun bambu yang terbaik Putriku yang terbaik Menjadi pengokoh dalam keluarga yang melamar Putriku yang terbaik Arti dalam konteks: Seorang putri tersebut dapat menjadi pengokoh dalam keluarga yang melamar, atas permintaan ibu si pelamar]

4. Empat Nandorbin Ko buluh i bernoh idi Nandorbin Nandorbin

Empat-empatna mahan peningkat marga Nandorbin Nandorbin [Arti harfiah: Putriku yang terbaik Seperti serumpun bambu yang terbaik Putriku yang terbaik Seperti serumpun bambu yang terbaik Putriku yang terbaik Mampu memberikan keturunan kepada keluarga si pelamar Putriku yang terbaik Arti dalam konteks: Seorang putri tersebut yang sudah siap memberikan keturunan kepada marga atau orang yang telah melamarnya, Sehingga generasi penerus marga si pelamar tersebut makin bertambah]

5. Lima Nandorbin Ko buluh i bernoh idi Nandorbin Nandorbin Lima-limana mahan dengngan merarih Nandorbin Nandorbin [Arti harfiah: Putriku yang terbaik Seperti serumpun bambu yang terbaik Putriku yang terbaik

Seperti serumpun bambu yang terbaik Putriku yang terbaik Mampu menjadi p[enaung dan tempat bercerita Putriku yang terbaik Arti dalam konteks: Seorang putri tersebut telah siap menjadi tempat bernaung untuk suka maupun duka dalam konteks pembicaraan khusus di dalam keluarga]

6. Ennem Nandorbin Ko buluh i bernoh idi Nandorbin Nandorbin Ennem-ennemna mahan dengngan mengula Nandorbin Nandorbin [Arti harfiah: Putriku yang terbaik Seperti serumpun bambu yang terbaik Putriku yang terbaik Seperti serumpun bambu yang terbaik Putriku yang terbaik Mampu bekerja keras Putriku yang terbaik Arti dalam konteks: [Seorang putri tersebut telah siap untuk bekerja keras, Demi menghidupi keluarga dan mengurus keluarga yang melamar tersebut]

7. Pitu Nandorbin Nandorbin Ko buluh i bernoh idi Nandorbin Nandorbin Pitu-pituna man dengngan cayur ntua Nan Ndorbin Nan Ndorbin [Arti harfiah: Putriku yang terbaik Seperti serumpun bambu yang terbaik Putriku yang terbaik Seperti serumpun bambu yang terbaik Putriku yang terbaik Siap mendampingi suami sampai akhir tuanya Putriku yang terbaik Arti dalam konteks: Seorang putri tersebut telah siap untuk mendampingi hidup si pelamar Tersebut sampai akhir tuanya]

Secara struktural, teks nangen nandorbin tersebut terdiri dari tujuh bait. Masing-masing bait di awalnya dimulai dengan kata-kata angka yaitu: sada (artinya satu); dua (dua), tellu (tiga), empat (empat), lima (lima), ennem (enam), dan pitu (tujuh). Kata-kata bilangan satu sampai tujuh dalam bahasa Pakpak ini mempertegas jumlah dan rangakian teks nangen nandorbin.

Selain itu, struktur teks nangen nandorbin ini, pada setiap baitnya banyak mengulangi kata nandorbin itu sendiri sebagai ekspresi gaya bahasa Selain itu, struktur teks nangen nandorbin ini, pada setiap baitnya banyak mengulangi kata nandorbin itu sendiri sebagai ekspresi gaya bahasa

Tema utama teks ini adalah kesiapan seorang putri untuk disunting pujaan hati, yaitu yang dalam konsep budaya Pakpak tipe ideal suami sang calon mempelai perempuan ini adalah seorang pertaki atau raja (dalam pengertian luas). Jadi seorang suami idaman dalam konsep budaya Pakpak adalah suami yang memiliki berbagai keunggulan baik dari sisi kekuasaan politis, ekonomis, budaya, agama, dan aspek-aspek sejenisnya.

3.3.2 Formula Pembentukan Teks

Melihat struktur nangen nandorbin seperti terurai di atas, maka sebenarnya dapat dilacak terbentuknya formula (rumusan) dalam membentuk teks. Adapun formula tersebut dimulai dari kata bilangan untuk masing-masing bait. Kata ini diteruskan dengan Nandorbin, kedua kata ini membetuk baris pertama setiap baris dari tujuh baris secara keseluruhan. Kemudian pada baris kedua dilanjutkan dengan lima kata yaitu Ko buluh i bernoh idi. Dilanjutkan kepada baris ketiga Nandorbin nandorbin, dua kata ulangan yang membentuk satu kesatuan. Baris keempat adalah penciri setiap baris yang menggunakan rumus, kata bilangan baris, dan berubah terus setiap baitnya. Baris inilah yang menjadi tema utama di setiap bait. Kata-kata ini kemudian diselesaikan dengan baris kelima yang sama dengan baris ketiga yaitu menggunakan dua kata Nandorbin nandorbin. Fornula garapan teks setiap baris tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Bagan 3.1 Formula Pembentukan Teks Nangen Nandorbin Setiap Bait

Baris pert ama Kat a bilangan (indeks bait ) Nandorbin

Baris kedua

Ko buluh I bernoh idi

Baris ket iga Nandorbin nandorbin

Baris keempat Kat a bilangan (indeks bait )

Kat a-kat a khas penciri bait

+ akhiran na

Baris kelima (repet isi baris ket iga)

Nandorbin nandorbin

3.3.3 Isi Teks

Dalam teks ini menceritakan bagaimana penyaji mengungkapkan nyanyian nya ketika putri nya masih berada di hadapan nya. Dia menceritakan banyak hal dalam nyanyian ini, tidak hanya berkisar tentang kehidupannya sendiri. Dalam nyanyian ini, dia juga menceritakan tentang suka duka kehidupan setelah menikah, tanggung jawab yang besar bahwa dia adalah seorang putri terbaik yang di pinang oleh raja. Ungkapan hati seorang ibu untuk putri tercinta, berupa ekspresi kebahagiaan yang bersifat mendidik putrinya, agar menjadi wanita yang baik dan pantas menjadi menantu siapa pun yang akan melamarnya.

Di dalam teks yang di ungkapkan penyaji melalui nangen nandorbin yaitu kata-kata yang benar-benar terpilih, di dalam nyanyian ini si Ibu atau penyaji mendidik putrinya tersebut dapat menjadi pengokoh dalam keluarga yang melamar, sehingga ibu si pelamar semakin yakin bahwa putri yang akan dilamarnya tersebut merupakan putri yang terdidik dan pantas dijadikan bindohara (istri seorang raja). Di dalam nyanyian tersebut si ibu yang menyanyikan tersebut menceritakan bahwa putrinya sudah siap untuk memberikan keturunan kepada marga atau orang yang telah melamarnya, sehingga generasi penerus si pelamar tersebut semakin bertambah. Selain itu, dia juga menceritakan bagaimana penderitaan dalam menjalani kehidupannya. Hidup dengan serba kekurangan. Bagaimanapun kerasnya dia mencari nafkah, semangat untuk menghadapi keluarga yang baru, mencintai ibu mertua harus di seimbangkan dengan cinta ibu kandung, tidak boleh lebih mencintai ibu kandung dari pada ibu mertua.

Dalam penyajian yang disampaikan seorang ibu tersebut bahwa putrinya sudah dapat menjadi tempat bernaung keluarga si pelamar dalam suka maupun duka di dalam konteks khusus pembicaraan keluarga. Putri tersebut telah bersedia bekerja keras untuk memberi kehidupan yang layak terhadap keluarga yang akan melamarnya, mampu menghadapi segala ujian serta perihnya kehidupan, sehingga putri tersebut menjadi sorotan para kaum-kaum terpandang yang ada di daerah Pakpak.

3.3.4 Makna Teks

Dalam teks nangen nandrobin tersebut si penyaji menggunakan bahasa sehari sehari, namun pada bagian-bagian tertentu penyaji harus menggunakan pemilihan pemilihan kata yang tepat sesuai dengan tradisi yang berlaku. Istilah lain atau berupa ungkapan-ungkapan yang menyerupai pantun. Ada beberapa makna yang bisa saya lihat dari teks tersebut yaitu sebagai ungkapan rasa haru dan rasa bangga karena putrinya memang yang terbaik. Teksnya dapat kita lihat di bawah ini. Sada Nandorbin Ko buluh i bernoh idi Nandorbin Nandorbin [Seorang putri yang sudah siap untuk dilamar oleh siapapun, seorang putri tersebut dianggap seperti bambu yang sangat bermanfaat].

Sada-sadana kuambit man permainku idi Nandorbin Nandorbin [Seorang putri tersebut menjadi pilihan satu satu nya untuk menjadi menantu kesayangan].

Dua-duana mahan silindung bulan Nandorbin Nandorbin [Seorang Putri tersebut sudah siap menjadi menantu seorang raja yang memiliki tahta tertinggi di masyarakat Pakpak dan dapat menjadi pelindung dalam keluarga tersebut].

Tellu-telluna mahan tongket ku idi Nandorbin Nandorbin [Seorang Putri tersebut dapat menjadi pengokoh dalam keluarga yang melamar, atas permintaan ibu si pelamar].

Empat-empatna mahan peningkat marga Nandorbin Nandorbin [Seorang putri tersebut sudah dapat dipastikan, bahwa dia mampu untuk memberikan keturunan kepada keluarga si pelamar].

Lima-limana mahan dengngan merarih Nandorbin Nandorbin [Seorang putri itu mampu jadi tempat bernaung dan tempat bercerita dalam suka maupun duka].

Ennem-ennemna mahan denggan mengula Nandorbin Nandorbin [Seorang putri yang sudah mampu untuk bekerja keras dan menjadi sosok yang multitalenta].

Pitu-pituna man dengngan ncayur ntua Nandorbin Nandorbin [Seorang putri tersebut dapat menjadi teman sehidup semati].

Dalam teks tersebut, si penyaji mengungkapkan keterbaikan dan hal-hal yang berat untuk di topang oleh putri tersebut, agar mampu bertahan dan tetap menjadi putri terdidik. Makna selanjutnya adalah berupa pesan/doa kepada Dalam teks tersebut, si penyaji mengungkapkan keterbaikan dan hal-hal yang berat untuk di topang oleh putri tersebut, agar mampu bertahan dan tetap menjadi putri terdidik. Makna selanjutnya adalah berupa pesan/doa kepada

Buluh i bernoh [Serumpun bambu yang terbaik] Mahan silindung bulan [Menjadi pelindung] Mahan tongket ku idi [Menjadi tongkat penopang] Mahan peningkat marga [Menjadi peningkat keturunan] Mahan dengngan merarih [Menjadi teman bercerita] Mahan dengngan mengula [Menjadi teman bekerja] Man dengngan ncayur ntua [Menjadi teman hidup sampai tua]

Dari teks di atas terlihat dengan jelas bahwa terdapat tujuh tipe wanita ideal untuk menjadi seorang istri dalam konsep etnosains masyarakat Pakpak. Seorang istri itu dilambangkan sebagai serumpun bambu terbaik. Bambu adalah simbol dari kekuatan wanita yang akan melahirkan tunas-tunas baru dari rumpun tersebut. Bambu juga adalah simbol dari perkembangan umat manusia, dari waktu ke waktu. Begitu juga bambu ini memiliki berbagai kegunaan di dalam kehidupan masyarakat Pakpak.

Dalam teks tersebut, si penyaji meyakinkan kepada masyarakat Pakpak bahwa putrinya sudah mampu menjadi yang terbaik. Dia juga sangat mendidik putrinya selama tinggal bersama, sehingga putrinya sudah dapat mencontohkan yang terbaik karena yang diperlihatkan ibunya adalah kepribadian yang terbaik. Dia juga berpesan banyak kepada putrinya agar dapat menghadapi berbagai rintangan serta permasalahan hidup.

Tipe ideal kedua seorang istri dalam budaya Pakpak adalah menjadi pelindung (mahan silindung bulan) baik untuk anak-anaknya maupun keluarga Tipe ideal kedua seorang istri dalam budaya Pakpak adalah menjadi pelindung (mahan silindung bulan) baik untuk anak-anaknya maupun keluarga

Tipe ideal ketiga seorang istri dalam kebudayaan Pakpak adalah menjadi figur ibu yang digambarkan sebagai tongkat penopang (tongket ku idi). Artinya seorang ibu itu adalah tongkat penopang keluarga. Ia harus dapat menyangga berdirinya bangunan rumah tangga, agar kokoh dalam menjalankan bahtera rumah tangga, sebagaimana kokohnya tongkat untuk membantu seorang dalam berjalan. Jadi seorang istri yang ideal dalam gambaran masyarakat Pakpak adalah istri yang terus berusaha menyokong berdirinya sumah tangga yang kuat, teritegrasi, dan memiliki kepekaan kekerabatan dan sosial.

Tipe ideal keempat seorang istri yang digambarkan dalam nangen nandorbin ini adalah menjadi peningkat keturunan (mahan peningkat marga). Di sinilah fungsi utama seorang istri itu, yaitu ia akan mampu melakukan reproduksi generasi-generasi manusia Pakpak melalui lembaga perkawinan. Seorang istri adalah tempat awal pertumbuhan manusia, dari masa pembuahan, kemudian datangnya ruh, selepas itu menjadi bentuk manusia, di mana di tempat ini yaitu alam rahim sudah terjadi interaksi alamiah antara ibu dan anaknya. Kemudian setelah itu di masa kehamilan kurang lebih sembilan bulan akan lahirlah anak-anak buah dari perkawinannya. Seorang ibu memliki peran utama dalam konteks meneruskan generasi manusia, termasuk orang-orang Pakpak. Melalui seorang ibulah akan terjadinya kesinambungan keturunan dan Tipe ideal keempat seorang istri yang digambarkan dalam nangen nandorbin ini adalah menjadi peningkat keturunan (mahan peningkat marga). Di sinilah fungsi utama seorang istri itu, yaitu ia akan mampu melakukan reproduksi generasi-generasi manusia Pakpak melalui lembaga perkawinan. Seorang istri adalah tempat awal pertumbuhan manusia, dari masa pembuahan, kemudian datangnya ruh, selepas itu menjadi bentuk manusia, di mana di tempat ini yaitu alam rahim sudah terjadi interaksi alamiah antara ibu dan anaknya. Kemudian setelah itu di masa kehamilan kurang lebih sembilan bulan akan lahirlah anak-anak buah dari perkawinannya. Seorang ibu memliki peran utama dalam konteks meneruskan generasi manusia, termasuk orang-orang Pakpak. Melalui seorang ibulah akan terjadinya kesinambungan keturunan dan

Seterusnya tipe ideal kelima seorang istri dalam konteks kebudayaan Pakpak adalah dilukiskan dalam baris teks mahan dengngan merarih (menjadi teman bercerita. Artinya dalam frase ini, seorang istri itu menjadi teman bercerita kepada suami yang amat dikasihinya, terutama dalam membina keluarga yang sempurna, menurut panduan adat dan juga agama. Dengan demikian, walaupun masyarakat Pakpak menganut garis keturunan dari pihak laki-laki (patrilineal), namun fungsi seorang istri sangatlah penting dalam konteks memberikan arah yang baik dalam membina keluarganya. Suami tidak akan dapat berjalan atau menentukan sendiri arah rumah tangganya. Ia tetap harus memusyawarahkan dan kemudian mencari kesepakatan dalam menentukan mahligai rumah tangganya.

Selanjutnya, tipe ideal yang keenam seorang istri dalam budaya Pakpak adalah menjadi teman bekerja untuk sang suami tercinta, yang diistilahkan dalam nangen ini sebagai mahan dengngan mengula (menjadi teman bekerja). Seorang istri bukan hanya pasif, artiny cukup sekedar melahirkan keturunan. Istri haruslah bekerja mengurusi anak, suami, dan keluarga saja, atau lebih jauh dari itu ia juga bekerja membantu ekonomi keluarga, seperti ikut bertani, mengambil kemenyan, menenun, dan sebagainya. Seorang istri yang ideal dalam kebudayaan Pakpak adalah istri yang rajin bekerja. Ia bertindak nyata dalam rangka membantu suami menghidupi keluarganya.

Tipe ideal yang terakhir, yaitu yang ketujuh yang diekspresikan dalam teks nangen nandorbin ini adalah seorang istri dalam kebudayaan Pakpak adalah man dengngan ncayur ntua (menjadi teman hidup sampai tua). Artinya adalah seorang istri adalah menjadi pendamping atau pasangan hidup terhadap suaminya untuk selama-lamanya yang dikonsepkan sampai tua dalam frase ini. Dengan demikian, secara etnosains, seorang istri dan seorang suami yang ideal dalam konteks kehidupan masyarakat Pakpak adalah istri dan suami yang menjaga keutuhan dan perkembangan rumah tangganya sampai ajal menemui mereka. Jadi tipe ideal rumah tangga dalam kehidupan masyarakat Pakpak adalah rumah tangga yang langgeng, kalau bisa jangan sampai bercerai. Sebab dampaknya akan merugikan kepada anak-anaknya dan juga keluarga kedua belah pihak.

Selain itu, larik di atas juga menggambarkan keberhasilan dalam hidup seorang Pakpak apabila ia mati dalam keadaan ncayur ntua, yaitu meninggal dunia dengan meninggalkan keturunan (anak dan cucu) yang berhasil di dalam kehidupannya. Ncayur ntua ini menjadi dambaan dari seorang Pakpak. Jika seseorang mampu mencapai derajat kematian ncayur ntua, maka ia akan dihargai, dihormati, diapresiasi dengan baik oleh seluruh warga Pakpak. Ini juga yang terkandung di dalam konsep adat Pakpak.

3.3.5 Pemilihan Teks

Dalam teks tersebut, ada beberapa istilah yang digunakan oleh penyaji dalam menyampaikan kata-kata dalam Nyanyiannya. Dengan kata lain, istilah Dalam teks tersebut, ada beberapa istilah yang digunakan oleh penyaji dalam menyampaikan kata-kata dalam Nyanyiannya. Dengan kata lain, istilah

Istilah tersebut merupakan suatu hal yang harus diketahui penyaji dalam menyampaikan nyanyiannya karena jika tidak tepat dalam menyebutkannya, maka orang-orang yang mendengar akan mengejek bahkan menertawakannya. Hal-hal tersebut sangatlah penting dalam menyajikan nyanyian ini. Dengan demikian si penyaji tidak boleh sembarangan dalam menyampaikan kata-kata dalam nyanyiannya.

Dalam teks tersebut juga terdapat istilah eufoniks yaitu menambah atau mengurangi suku kata dalam teks nyanyian untuk menambah efek musical atau keindahan dalam lagu tersebut, seperti: man, kata ini seharusnya mahan, tetapi dalam teks tersebut dikurangi menjadi man. Permen, kata ini seharusnya permain , tetapi dalam teks tersebut dikurangi menjadi permen.

3.3.5 Struktur Teks

Secara umum, teks yang terdapat dalam nangen nandorbin tidak mempunyai peraturan yang baku. Artinya, teks yang disampaikan secara spontan dan berdasarkan isi dari hati si penyaji. Tidak ada pembuka, bagian Secara umum, teks yang terdapat dalam nangen nandorbin tidak mempunyai peraturan yang baku. Artinya, teks yang disampaikan secara spontan dan berdasarkan isi dari hati si penyaji. Tidak ada pembuka, bagian

Pertama, dia menyanyikan untuk putrinya. Teksnya dapat dilihat di bawah ini. Sada Nandorbin ko buluh i bernoh idi Putriku kau bagaikan bambu yang terbaik dari serumpun bambu yang ada di lembah tersebut. Nandorbin Nandorbin Putriku yang terdidik.

Sebagian besar, dia lebih banyak menceritakan kehidupan dan didikan terbaik untuk putrinya, serta keluh kesah yang dialami dalam kehidupannya.