Seni Musik
2.8.1 Seni Musik
Masyarakat Pakpak membagi alat musiknya berdasarkan bentuk penyajian dan cara memainkannya. Berdasarkan bentuk penyajiannya, alat-alat musik tersebut dibagi atas dua kelompok, yaitu Gotchi dan Oning-oningen. Sedangkan berdasarkan cara memainkannya, instrumen musik tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu: sipaluun, sisempulen dan sipiltiken.
Instrumen Musik Berdasarkan Bentuk Penyajian Gotchi ialah instrumen musik yang disajikan dalam bentuk seperangkat (ansambel) yang terdiri dari: Genderangsisibah , genderang silima, gendang sidua-dua, gerantung, mbotul, gung, dan kalondang.
Genderang sisibah adalah seperangkat gendang satu sisi yang terdiri dari sembilan buah gendang yang berbentuk konis. Dalam adat, instrumen ini disebut si raja gumeruhguh yaitu sesuai dengan suara yang dihasilkannya dan situasi yang diiringinya karena ramai dan besarnya acara itu. Masing-masing nama dari Genderang sisibah adalah seperangkat gendang satu sisi yang terdiri dari sembilan buah gendang yang berbentuk konis. Dalam adat, instrumen ini disebut si raja gumeruhguh yaitu sesuai dengan suara yang dihasilkannya dan situasi yang diiringinya karena ramai dan besarnya acara itu. Masing-masing nama dari
a. Gendang I, Si Raja Gumeruhguh(suara bergemuruh) dengan pola ritmis menginang-inangi atau mengindungi(induk).
b. Gendang II, Si Raja Dumerendeng atau Si Raja Menjujuri dengan pola ritem menjujuri atau mendonggil-donggili (mengagungkan, mentakbiri, menghantarkan).
c. Gendang III s/d VII, Si Raja Menak-menak dengan pola ritmis benna kayu sebagai pembawa ritmis melodis (menenangkan ataumenentramkan).
d. Gendang VII, Si Raja Kumerincing dengan pola ritmis menehtehi (menyeimbangkan).
e. Gendang IX, Si Raja Mengapuh dengan pola ritmis menganak-anaki atau tabil sondat (menghalang-halangi). Dalam bentuk seperangkat, kesembilan gendang ini dimainkan bersamasama dengan gung sada rabaan (seperangkat gung yang terdiri dari empat buah, yaitu panggora (penyeru), poi (yang menyahut), tapudep (pemberi semangat) dan pong-pong (yang menetapkan). Instrumen lain yang dipakai adalah sarune (double reed oboe) dan cilat-cilat (simbal concussion). Dalam penyajiannya, ansambel ini hanya dipakai pada jenis upacara sukacita (kerja mbaik) saja pada tingkatan upacara terbesar atau tertinggi saja.
Selanjutnya adalah ensambel genderang si lima yaitu seperangkatan gendang satu sisi berbentuk konis yang terdiri dari lima buah gendang. Kelima gendang ini berasal dari genderang sisibah dengan hanya menggunakan gendang pada bilangan ganjil saja diurut dari gendang terbesar, yaitu gendang
I, III, V, VII dan IX. Adapun nama-nama gendang berdasarkan urutan dari gendang terbesar hungga gendang terkecil adalah sebagai berikut.
a. Gendang I, Si Raja Gumeruhguh dengan pola ritmis menginang-inangi (induk yang bergemuruh).
b. Gendang III, Si Raja Dumerendeng dengan pola ritmis menjujuri atau mendonggil-donggili (menghantarkan atau meneruskan).
c. Gendang V, Si Raja Menak-menak dengan pola ritmis mendua-duai (menentramkan).
d. Gendang VII, Si Raja Kumerincing dengan pola ritmis mendua-duai (meramaikan).
e. Gendang IX, Si Raja Mengampuh dengan pola ritmis menganaki(menyahuti, mengikuti). Instrumen lainnya yang terdapat dalam ensambel ini adalah gung sada rabaan , sarune dan cilat-cilat sebagaimana yang terdapat dalam genderang sisibah. Ansambel ini digunakan pada upacara dukacita (kerja njahat) saja, seperti upacara kematian, mengokal tulan (menggali tulang-belulang) pada tingkatan upacara terbesar dan tertinggi secara adat. Selanjutnya terdapat ensambel gendang sidua-dua. Ansambel gendang ini terdiri dari sepasang gendang dua sisi berbentuk barrel (double head two barrel drums). Kedua gendang ini terdiri dari gendang gendang inangna(gendang induk, gendang ibu) yaitu gendang terbesar dan gendang anakna (gendang anak, jantan) yaitu gendang terkecil. Instrumen lain yang terdapat dalam ansambel ini adalah empat buah gong (gung sada rabaan) dan sepasang
cilat- cilat(simbal). Ansambel gendang ini digunakan untuk upacara ritual, seperti cilat- cilat(simbal). Ansambel gendang ini digunakan untuk upacara ritual, seperti
Ada pula alat musik gerantung adalah nama yang diberikan kepada instrumen musik sejenis gong ceper (gong tanpa pencu yang termasuk ke dalam flat gongs idiophones yang terdiri dari 4 atau 5 buah gerantung. Instrumen ini biasa dimainkan bersama-sama dengan gung sada rabaan dan biasa dipakai pada acara peresmian bale (balai desa), bages jojong (rumah adat) dan pada peresmian perkawinan raja atau keturunannya. Instrumen ini juga digunakan sebagai landasan berpijak bagi kedua mempelai pada saat akan memasuki rumah adat. Menurut pandangan masyarakat Pakpak, instrumen ini merupakan simbol kekayaan dan kemakmuran yang hanya dimilki oleh orang tertentu saja, Kemudian alat-alat musik mbotul adalah seperangkat alat musik gong (idiophones) berpencu yang terdiri dari 5, 7 atau 9 buah gong. Disusun berbaris di atas sebuah rak seperti kenong pada tradisi gamelan Jawa. Dalam penggunaannya, instrumen ini berperan sebagai pembawa melodi dan secara ansambel dimainkan bersama-sama dengan gung sada rabaan.
Ada pula alat musik gung (gong idiophones) terdiri dari empat buah yang tidak dapat berdiri secara sendiri-sendiri yang artinya dalam penggunaannya harus sekaligus empat buah. Oleh karena itu, gong ini disebut sada rabaan (empat buah gong yang dimainkan secara bersamaan). Keempat instrumen ini diberi nama sebagai berikut.
a. Gung I (panggora), gung terbesar yang berperan sebagai penyeru atau yang memberikan seruan.
b. Gung II (poi), gung terbesar kedua yang berperan sebagai penyahut atau yang memberi sahutan.
c. Gung III (tapudep), gung terbesar ketiga yang berperan sebagai menimpali, menengahi atau memberikan jawaban (aksentuasi ritmis)antara gong pertama dan gong kedua sekaligus pengontrol atas gung panggora dan poi.
d. Gung III (pongpong), gung terkecil yang berperan sebagai pemegang tempo (memongpongi) atau pengatur kecepatan lagu sekaligus sebagai penjaga kestabilan dari lagu yang dimainkan. Kalondang (xylophones) adalah alat musik yang terbuat dari bilahan kayu berjumlah sembilan buah. Dimainkan secara bersama-sama dengan pong-pong (gong kecil), cilat-cilat (simbal) dan lobat(bamboos recorder). Alat musik ini biasanya digunakan sebagai pengiring tarian (tatak) hiburan dengan membawakan lagu-lagu tertentu yang sifatnya gembira, seperti: ende-ende muat kopi (nyanyian memetik kopi), ende-ende kitobis ( nyanyian mengambil rebung bambu) yang menggambarkan kegembiraan pada saat memetik kopi dan mengambil rebung bambu.