Sistem Kekerabatan

2.5 Sistem Kekerabatan

Masyarakat Pakpak sejak dahulu kala sudah ada suatu ikatan yang mengatur tata krama dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari yang dilaksanakan dan ditaati oleh masyarakat itu sendiri. Sistem tersebut selalu ada dalam upacara-upacara adat termasuk juga dalam upacara kematian.

2.5.1 Sulang Silima

Sulang silima adalah lima kelompok kekerabatan yang terdiri dari kulakula , dengan sebeltek situaan/anak yang paling tua, dengan sebeltek Sulang silima adalah lima kelompok kekerabatan yang terdiri dari kulakula , dengan sebeltek situaan/anak yang paling tua, dengan sebeltek

Pembagian daging atau jambar ini disesuaikan dengan hubungan kekerabatannya dengan pihak kesukuten atau yang melaksanakan upacara. Dalam masyarakat Pakpak, kelima kelompok tersebut masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain dalam acara adat.

a. Kula-kula, merupakan salah satu unsur yang paling pentingdalam sistem kekerabatan pada masyarakat Pakpak. Kula-kula adalah kelompok/ pihak pemberi istri dalam sistem kekerabatan masyarakat Pakpak dan merupakan kelompok yang sangat dihormati dan dianggap sebagai pemberi berkat oleh masyarakat. Dengan demikian, kula-kula juga disebut dengan istilah Debata Ni Idah (Tuhan yang dilihat). Oleh karena itu, pihak kula-kula ini haruslah dihormati. Sikap menentang kula-kula sangat tidak dianjurkan dalam kebudayaan masyarakat Pakpak. Dalam acara-acara adat, kelompok kula- kula diwajibkan untuk hadir, termasuk juga dalam adat kematian dan mendapat peran yang penting termasuk juga dalam upacara kematian.

b. Dengan sebeltek adalah mereka yang mempunyai hubungan tali persaudaraan yang mempunyai marga yang sama. Mereka adalah orang- orang yang satu kata dalam permusyawaratan adat. Selain itu, dalam sebuah b. Dengan sebeltek adalah mereka yang mempunyai hubungan tali persaudaraan yang mempunyai marga yang sama. Mereka adalah orang- orang yang satu kata dalam permusyawaratan adat. Selain itu, dalam sebuah

c. Anak berru artinya anak perempuan yang disebut dengan kelompok pengambil anak dara Dalam sebuah acara adat, anak berru lah yang bertanggung jawab atas acara adat tersebut. Tugas anak berru adalah sebagai pekerja, penanggung jawab dan pembawa acara pada sebuah acara adat.

Sedangkan situaan adalah anak yang paling tua, siditengah adalah anak tengah dan siampun-ampun adalah anak yang paling kecil. Mereka adalah pihak yang mempunyai ikatan persaudaraan yang terdapat dalam sebuah ikatan keluarga. Kelima kelompok di atas mempunyai pembagian sulang yang berbeda, yaitu sebagai berikut.

1. Kula-kula (pihak pemberi istri dari keluarga yang berpesta) akan mendapat sulang per-punca niadep.

2. Situaan (orang tertua yang menjadi tuan rumah sebuah pesta akan mendapat sulang per-isang-isang).

3. Siditengah (keluarga besar dari keturunan anak tengah) akan mendapat sulang per-tulantengah.

4. Siampun-ampun (keturunan paling bungsu dalam satu keluarga) akan mendapat sulang per-ekur-ekur.

5. Anak berru (pihak yang mengambil anak gadis dari keluarga yang berpesta) akan mendapat sulang perbetekken atau takal peggu.

Biasanya penerimaan perjambaren anak berru disertai dengan takal peggu yang artinya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar terhadap berjalannya pesta. Anak berru lah yang bertugas menyiapkan makanan serta menghidangkan selama pesta berlangsung. Apabila di antara keluarga tersebut akan mengadakan pesta, maka ketiga kelompok abang beradik (situaan, siditengah dan siampun-ampun) akan menerima pembagian (perjambaren) yakni : isang-isang (dagu), tulan tengah (tulang bagian tengah) dan ekur-ekur (ekor). Penerimaan jambar ini boleh bertukar-tukar sesama keluarga tersebut, dengan rincian sebagai berikut. Misalnya: Situaan nomor satu (1); Siditengah nomor (2); dan Siampun-ampun nomor tiga (3). Apabila siditengah yang berpesta, maka urutan menjadi 2.3.1 sedangkan apabila siampun-ampun (bungsu) yang menjadi sukut (yang berpesta) maka penerimaan perjambaren berubah menjadi 3.1.2. Kula-kula dan anak berru tetap menerima puncaniadep atau tulan tengah dan betekken atau takal peggu.