Deskripsi Hasil Siklus II

Jumlah

Nilai Persentase % Keterangan

Peserta Didik

Tidak Tuntas  70

Tuntas Jumlah

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata

Dari tabel 4.5 dapat diketahui, setelah dilakukan tindakan pembelajaran siklus II dengan menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS), dari 29 siswa, ada 3 siswa yang tidak tuntas atau mendapatkan nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan dan 26 siswa mendapat bilai diatas KKM. Nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 95. Lebih jelasnya, berikut disajikan data rentang nilai hasil belajar siswa.

Rentang hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tukang kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada siklus II dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6

Rentang Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Siklus II

Rentang Nilai

Jumlah Siswa

26 89,66% Tidak Tuntas

Tuntas

3 10,34% T

Nilai Rata-Rata Kelas

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tukang pada siklus II sebanyak 3 siswa memperoleh nilai dalam rentang nilai 90-95 dengan persentase 10,34%. Selanjutnya 4 siswa mendapat nilai dalam rentang 84-89 dengan persenbtase 13,8%, 7 siswa mendapat nilai dalam rentang 78-83 dengan persentase 24,14%,

3 siswa mendapatkan nilai pada rentang 72-77 dengan persentase 10,34%, 9 siswa mendapat nilai dalam rentang 66-71 dengan presentase 31,4% dan 3 siswa mendapat nilai pada rentang 60-65 dengan persentase 10,34%.

Persentase ketuntasan belajar mencapai 89,66%, walaupun terdapat 3 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dengan persentase 10,34%, namun dari hasil tersebut sudah mencapai tingkat ketuntasan yang ditetapkan yaitu sebesar 8. Dengan demikian, penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena persentase ketuntasan sudah mencapai 85%. Untuk lebih jelasnya data hasil belajar siswa pada tabel 4.6 akan disajikan dalam diagram seperti yang tampak pada gambar 4.3 di bawah ini.

Nilai Matematika Siklus2

60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95

Rentang Nilai

Gambar 4.3

Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar matematika Siklus II

b. Hasil Observasi Siklus II

Hasil observasi pada siklus II dilaksanakan 2 pertemuan. dengan alokasi waktu 2 X 35 menit setiap peremuan. Lembar observasi kegiatan mengajar guru dan lembar observasi kegiatan siswa dalam pembelajara. Bertindak sebagai observer adalah guru kelas V. . Pertemuan 1 dan pertemuan 2 merupakan satu rangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Pada skhir siklus siswa mengerjakan soal tes evaluasi.

1. Pertemuan 1 Berdasarkan hasil observasi pertemuan 1 yang diamati oleh observer yaitu lembar observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan lembar observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Lembar observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). pada pertemuan 1 dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 91. Berdasarkan lembar observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model 1. Pertemuan 1 Berdasarkan hasil observasi pertemuan 1 yang diamati oleh observer yaitu lembar observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan lembar observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Lembar observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). pada pertemuan 1 dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 91. Berdasarkan lembar observasi guru dalam pembelajaran menggunakan model

Guru menyiapkan ruang dan alat yang akan digunakan dan juga memeriksa kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Setelah mengecek semua kelengkapan guru memulai pembelajaran dengan dengan berdo’a bersama dan menanyakan kabar siswa serta mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya jawab dan menyampaikan tujuan yang akan dicapai. Guru mulai memancing siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai materi.

Masuk pada kegiatan inti, guru menjelaskan topik yang akan dibahas mengaitkan materi sesuai dengan hierarki belajar dan realitas kehidupan. Guru juga mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan. membentuk siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen dengan dengan 4-5 orang setiap kelompoknya. kemudian memberikan tugas di masing-masing kelompok. Dalam kegiatan membentuk kelompok menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dan juga merespon secara positif terhadap partisipasi siswa dan menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan tugas sesuai alokasi waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian guru juga berkeliling membimbing kelompok yang mengalami kesulitan hingga hasil pekerjssnnys disampaikan di depan kelas.

Pada kegiatan akhir guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa dan menyusun rangkuman, dalam menyusun rangkuman ini guru kurang melibatkan siswa. Selanjutnya guru melakukan tindak lanjut dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) oleh pengajar sudah berjalan dengan baik, terilihat dari semua kegiatan yang direncanakan telah terlaksana.

Dalam proses pembelajaran, observer tidak hanya kegiatan guru yang diaamti namun juga mengamati kegiatan yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan lembar observasi/pengamatan kegiatan siswa yang telah disesuaikan dengan RPP dan langkah- langkah model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Adapun hasil observasi kegiatan siswa siklus II dapat di lihat pada lampiran 4 halaman 91.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa adalah sebagai berikut:

1) Pada awal kegiatan siswa telah terkondisi dengan baik, saat guru melakukan presensi, siswa semua hadir

2) Pada saat guru melakukan apersepsi, guru bertanya jawab tentang media alat peraga bangun ruang siswa merespon dengan baik.

3) Pada saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memperkenalkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dicapai siswa mendengarkan dengar baik

4) Pada saat guru menjelaskan contoh bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari, siswa memperhatikan dengan baik, siswa juga aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

5) Pada waktu guru membagi siswa ke dalam kelompok dan menyampaikan peraturan saat berkelompok sesuai model pembelajaran, siswa tidak gaduh serta menjalankan tugas seperti yang diperintahkan oleh guru.

6) Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru. Setiap siswa mempunyai tugas masing-masing dalam kelompoknya, sehingga semua siswa bekerja dalam kelompoknya.

7) Siswa sudah kondusif saat bertamu ke kelompok lain untuk mencari informasi dengan sopan. Seperti mengucap salam dan berjabat tangan layaknya orang yang sedang bertamu.

8) Siswa sangat antusias membacakan hasil pekerjaannya didepan kelas.

9) Pada kegiatan penutup siswa bersama guru merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan, mendengarkan motivasi yang disampaikan guru, serta menjawab salam dari guru untuk mengakhiri pembelajaran.

2. Pertemuan 2 Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan 2 yang diamati oleh observer yaitu observasi guru dalam mengajar dengan menggunakan metode eksperimen dan lembar observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Lembar observasi kegiatan guru dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada pertemuan 2 dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 91.

Berdasarkan observasi kegiatan guru dalam mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) adalah sebagai berikut:

Guru menyiapkan ruang dan alat yang akan digunakan dan juiga memeriksa kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Setelah mengecek semua kelengkapan guru memulai pembelajaran dengan dengan berdo’a bersama dan menanyakan kabar siswa serta mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya jawab tentang sifat-sifat kubus dan memperlihatkan media kubus, selanjutnya menyampaikan tujuan yang akan dicapai. Guru mulai memancing siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai materi.

Masuk pada kegiatan inti, guru menjelaskan topik yang akan dibahas mengaitkan materi. Guru juga mengaitkan materi dengan Masuk pada kegiatan inti, guru menjelaskan topik yang akan dibahas mengaitkan materi. Guru juga mengaitkan materi dengan

Pada kegiatan akhir guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa dan menyusun rangkuman, dalam menyusun rangkuman ini guru kurang melibatkan siswa. Selanjutnya guru melakukan tindak lanjut dengan memberikan soal evaluasi sesuai dangan tujuan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) yang dilakukan oleh guru sudah berjalan dengan baik terlihat dari semua kegiatan yang direncanakan telah dapat terlaksana.

Untuk kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 91 . Berdasarkan lembar observasi siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS)adalah sebagai berikut:

1) Pada waktu guru memberikan salam dan mengkondisikan siswa dalam pembelajaran, siswa menjawab salam dan mempersiapkan diri menerima pembelajaran

2) Pada waktu guru melakukan apersepsi, siswa dengan antusias

menjawab pertanyaan guru tentang bangun ruang.

3) Pada waktu guru menyampaikan tujuan pembelajaran, siswa memperhatikan dengan baik,

4) Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan cara menggambar salah satu dari bangun ruang yakni kubus.

5) Siswa menerima lembar kerja siswa untuk melakukan kerja kelompok dengan baik, kemudian bertamu ke kelompok lain juga dengan tertib.

6) Siswa melakukan pembelajaran dengan baik sesuai dengan arahan dari guru, dan semangat membacakan hasil pengerjaan LKSnya didepan kelas.

7) Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan jujur.

8) Pada waktu guru memberikan motivasi, siswa mendengarkan dengan baik serta menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Pada siklus II terlihat adanya perbaikan dari kekurangan yang terdapat pada siklus I. Pada siklus ini setelah guru mengkondisikan siswa agar tetap tenang saat berkumpul dengan kelompok dan saat bekerja kelompok. Meningkatkan bimbingan kepada siswa dalam bekerja kelompok dengan cara berkeliling, siswa jadi ikut serta dalam mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik

4.3.4 Refleksi Siklus II

a. Penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus

II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) oleh guru dan siswa, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran oleh guru sudah berjalan dengan baik, karena semua kegiatan yang direncanakan berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Guru membenahi kekurangan pada pelaksanaan siklus I

siswa, dengan mengkondisikan siswa agar tetap tenang saat berkumpul dengan kelompok

Pelaksanaan

kegiatan yang dilakukan kegiatan yang dilakukan

b. Hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tukang

Berdasarkan nilai evaluasi yang dikerjakan oleh siswa, hasil tes pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang semula pada siklus I hanya 70 denga presentase sebesar 58,38%, pada siklus II rata- rata kelas meningkat menjadi 76,55 dengan presentase sebesar 89,66%

c. Tindak Lanjut

Dilihat dari observasi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada siklus II oleh guru menjadi lebih baik dari sebelumnya. Untuk siswa, meskipun dalam pelaksanaan masih terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti dengan baik, namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

Guru telah memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I dalam pelaksanaan siklus II ini, sehingga hasil belajar siswa dapat mencapai target yang telah ditetapkan yaitu persentase ketuntasan mencapai 80%. Persentase ketuntasan yang dicapai pada siklus II telah mencapai 89,66% dimana 26 siswa tuntas dan 3 siswa belum tuntas, maka penelitian ini dikatakan telah berhasil karena persentase ketuntasan lebih dari 80%. Karena, target indikator kerja telah tercapai pada siklus II, maka penelitian ini hanya dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

Dokumen yang terkait

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 70

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 15

3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 85

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Kelas 5

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Kelas 5

0 0 18