PERAN GKAT M UTU 6 SCATTER D I AGRAM / D I AGRAM TERSEBAR

PERAN GKAT M UTU 6 SCATTER D I AGRAM / D I AGRAM TERSEBAR

D ia gr a m Te r se ba r

Juga disebut: penyusunan tersebar, diagram X–Y

D e sk r ipsi

Diagram tersebar menggambarkan sepasang data numeris, dengan satu variabel di tiap sumbu, untuk mengamati hubungan yang ada. Jika variabel- variabel tersebut berhubungan, titik-titiknya akan ada di sepanjang garis atau kurva. Semakin tinggi korelasi, semakin dekat pula titik-titik tersebut dengan garis.

Ka pa n Sa a t unt u k M e n ggun a k a n D ia gr a m Te r se ba r

Saat saudara memiliki sepasang data numeris. Saat variabel dependen saudara memiliki nilai yang merupakan kelipatan dari tiap nilai di variabel independen. Saat mencoba menentukan apakah kedua variabel tersebut saling terkait atau tidak, seperti . . . Saat mencoba mengidentifikasi kemungkinan akar masalah. Setelah curah gagasan tentang sebab akibat menggunakan diagram tulang ikan, untuk menentukan secara objektif apakah sebab tertentu terkait dengan dampak tertentu. Saat menentukan apakah kedua dampak yang sepertinya terkait disebabkan oleh satu sebab atau tidak. Saat menguji korelasi sebelum menyusun diagram kendali.

Pr ose du r Pe n yu su na n D ia gr a m Te r se ba r

Kumpulkan sepasang data yang dianggap memiliki hubungan. Gambar sebuah diagram dengan variabel independen di sumbu horizontal dan variabel dependen di sumbu vertikal. Untuk tiap pasang data, gambarkan sebuah titik atau simbol apapun di tempat dimana nilai sumbu x memotong nilai sumbu y. (Jika dua titik berada di tempat yang sama, gambarkan keduanya bersisian, saling menempel, agar saudara tetap bisa melihat

keduanya.) Lihat pola titik-titik tersebut untuk melihat apakah ada hubungan yang jelas terlihat atau tidak. Jika data tersebut membentuk sebuah garis atau kurva, and bisa berhenti. Berarti variabel-variabel tersebut berhubungan. Saudara boleh menggunakan analisis regresi atau korelasi sekarang. Jika tidak, selesaikan langkah 4 sampai 7. Bagi titik-titik yang ada dalam diagram menjadi empat kuadran. Jika ada titik sejumlah X di diagram tersebut, Hitung titik-titik itu sejumlah X/2 dari atas ke bawah dan gambar garis horizontal. Hitung titik-titik tersebut sejumlah X/2 dari kiri ke kanan dan gambar garis vertikal. Jika jumlah titiknya ganjil, gambar garis tersebut melalui titik tengahnya. Hitung jumlah titik di tiap kuadran. Jangan hitung titik yang tepat berada di garis. Tambahkan jumlah kuadran diagonal yang saling berhadapan. Cari jumlah terkecil diantara kedua jumlah tersebut dan hitung jumlah semua titik di semua kuadran.

A = Titik-titik di kiri atas + titik-titik di kanan bawah

B = titik-titik di kanan atas + titik-titik di kiri bawah Q = jumlah terkecil dari A dan B N = A+B Cari batas untuk N di tabel tes tren. Jika Q lebih kecil dari batas tersebut, kedua variabel itu terkait. Jika Q lebih besar atau sama dengan batas tersebut, pola itu mungkin terjadi secara kebetulan.

Cont oh D ia gr a m Te r se ba r

Tim produksi ZZ-400 menduga ada hubungan antara kemurnian produk (persen kemurnian) dengan jumlah besi (dihitung dalam bagian per juta atau ppm). Kemurnian dan besi dimasukkan ke dalam diagram tersebar, seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut. Ada 24 titik data. Garis tengahnya digambar sedemikian rupa hingga 12 titik berada di tiap sisi persen kemurnian dan ppm besi. Untuk menguji hubungan, mereka menghitung:

A = Titik-titik di kiri atas + titik-titik di kanan bawah = 9 + 9 = 18

B = titik-titik di kanan atas + titik-titik di kiri bawah = 3 + 3 = 6 Q = jumlah terkecil dari A dan B = jumlah terkecil dari 18 dan 6 = 6 N = A + B = 18 + 6 = 24 Lalu mereka mencari batas untuk N pada tabel tes tren. Untuk N = 24, batasnya adalah 6. Q sama dengan batas. Maka, pola itu mungkin terjadi secara kebetuan dan tidak terbukti ada hubungan.

Cont oh D ia gr a m Te r se ba r

Pe r t im ba nga n Pe n ggu n a a n D ia gr a m Te r se ba r

Berikut ini adalah contoh-contoh situasi dimana saudara bisa menggunakan diagram tersebar: Variabel A adalah suhu reaksi setelah 15 menit. Variabel B mengukur warna produk. Saudara menduga suhu yang tinggi membuat produk berwarna lebih

gelap. Masukkan suhu dan warna ke diagram tersebar. Variabel A adalah jumlah pegawai yang mendapat pelatihan program computer terbaru, dan variabel B adalah jumlah panggilan telepon ke saluran pelayanan bantuan untuk masalah computer. Saudara menduga semakin banyak pelatihan, jumlah panggilan yang dilakukan akan semakin sedikit. Masukkan jumlah orang yang mendapat pelatihan dan jumlah panggilan yang dilakukan ke dalam Diagram tersebar. Untuk menghitung korelasi antara pengukuran yang sedang dimonitor pada diagram kendali, masukkan sepasang variabel berikut: Variabel A adalah pengukuran pada waktu tertentu. Variabel B adalah pengukuran yang sama, namun dilakukan lebih dulu dari Variabel A. Jika diagram tersebar menunjukkan adanya korelasi, lakukan penghitungan dengan diagram tersebar lagi, tapi kali ini Variabel B-nya adalah pengukuran yang sama yang dilakukan sebelum pengukuran sebelumnya. Terus naikkan jeda waktu antara kedua waktu pengukuran tersebut (Variabel A dan Variabel B) sampai diagram tersebar tidak lagi menunjukkan korelasi. Bahkan meskipun diagram tersebar menunjukkan hubungan, jangan membuat asumsi bahwa salah satu variabel menyebabkan variabel lain. Mungkin saja kedua variabel tersebut dipengaruhi oleh variabel ketiga. Saat data dimasukkan, semakin mirip diagram tersebut dengan garis lurus, semakin besar hubungannya. Jika bentuk garis tersebut tidak jelas, statistik (N dan Q) menentukan apakah ada kepastian tentang keberadaan hubungan atau tidak. Jika statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan, pola tersebut pasti terjadi secara kebetulan. Jika diagram tersebar menunjukkan tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut, pertimbangkan bisakah data tersebut distratifikasi. Jika diagram tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan, pertimbangkan apakah variabel dependennya (sumbu x) memang sangat bervariasi. Kadang- kadang sebuah hubungan bisa tidak tampak karena cakupan datanya tidak cukup luas.

Berpikirlah secara kreatif tentang bagaimana cara menggunakan diagram tersebar untuk menemukan akar masalah. Menggambarkan diagram tersebar adalah langkah pertama dalam mencari hubungan antara berbagai variabel.