5
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Limut Hydrilla verticillata L.
2.1.1. Deskripsi dan Klasifikasi Limut Hydrilla verticillata L.
Hydrilla verticillata adalah tumbuhan air yang merupakan bagian dari ekosistem danau dan berperan sebagai sumber daya baik langsung maupun tidak langsung
Tanor, 2004. Tumbuhan air adalah tumbuhan yang tumbuh di air atau sebagian siklus hidupnya berada di air. Keberadaan tumbuhan air di perairan terbuka tidak
selalu menimbulkan kerugian. Hydrilla verticillata hidup secara submersum dan sering terdapat pada perairan-perairan tergenang seperti danau atau waduk
Shofawie, 1990.
Gambar 1. Limut Hydrilla verticillata L.
Menurut Silalahi 2010 Hydrilla verticillata memiliki ciri-ciri yaitu, daun berukuran kecil berbentuk lanset yang tersusun mengelilingi batang. Batangnya
bercabang dan tumbuh mendatar sebagai stolon yang pada tempat tertentu membentuk akar serabut. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang seluruh
Universitas Sumatera Utara
6
6 bagian tubuhnya tenggelam di bawah permukaan air. Perkembangbiakan Hydrilla
verticillata terjadi dengan pesat dengan adanya stolon. Hydrilla verticillata merupakan vegetasi akuatik yang mendominasi di perairan Danau Toba.
Menurut Steenis dan Kruseman 1957 klasifikasi dari Hydrilla verticillata adalah:
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta Divisi
: Magnoliophyta Kelas
: Liliopsida Ordo
: Hydrocharitales Famili
: Hydrocharitaceae Genus
: Hydrilla Spesies
: Hydrilla verticillata L. f. Royle
2.1.2. Kandungan Limut Hydrilla verticillata L.
Menurut Kurniawan et al. 2010 Hydrilla verticillata memiliki kandungan klorofil total sebesar 4,43 mlg, karotenoid 0,92 mlg dan vitamin C 4,70 mg30g.
Klorofil sebenarnya merupakan pigmen tanaman yang paling penting karena terlibat dalam proses fotosintesis serta transformasi cahaya matahari menjadi
energi kimia. Klorofil dan beberapa senyawa turunannya sekarang telah diketahui dapat memberikan manfaat bagi manusia yaitu mempunyai potensi sebagai
komponen anti-aterosklerosis pada hewan percobaan Alsuhendra, 2004. Karoten yang dikenal sebagai prekursor vitamin A beta karoten, saat ini
telah dikembangkan sebagai agensia protektif melawan sel kanker, penyakit jantung, mengurangi penyakit mata, antioksidan dan regulator dalam sistem imun
tubuh. Turunan dari karoten adalah likopen. Likopen yang terkandung dalam tomat ternyata mampu mengoksidasi LDL low dencity lipoprotein sehingga
kadar LDL berkurang dan mengurangi resiko pembentukan aterosklerosis serta penyakit jantung koroner Kurniawan et al. 2010. Vitamin C dapat membantu
metabolisme kolesterol dengan cara membuang kolesterol dalam bentuk asam empedu yang diekskresikan melalui usus. Vitamin C meningkatkan kadar HDL,
tingginya HDL berhubungan dengan rendahnya resiko penyakit jantung Goodman, 2000.
Hydrilla verticillata mengandung 1,74 protein, 0,54 lemak, 1,82 serat kasar, 1,51 abu, 3,97 karbohidrat dan 90,42 air Tungka Rondo,
Universitas Sumatera Utara
7
7 1991, dalam Tanor, 2004. Menurut Schneeman dan Tietyen 1994, dalam
Sihombing, 2003 serat pangan berperan dalam menurunkan kadar kolesterol plasma. Serat yang dapat menurunkan kadar kolesterol adalah jenis serat yang
larut dalam air sedangkan yang tidak larut tidak mempunyai pengaruh. Berdasarkan kelarutannya dalam air, serat dapat diklasifikasikan menjadi serat
yang larut dan yang tidak larut. Serat yang larut yaitu pektin, gum, psilium, β-
glukan dan musilages sedangkan serat yang tidak larut yaitu hemisellulosa, sellulosa dan lignin Tala, 2009. Menurut Effendi et al. 2009 ada pengaruh
pemberian diet serat tinggi terhadap kadar kolesterol darah pada pasien penyakit jantung koroner. Kadar kolesterol darah menurun setelah diberikan makanan
berserat tinggi. Hasil uji skrining fitokimia yang telah dilakukan di Laboratorium Kimia
Bahan Alam Hayati FMIPA USU limut mengandung saponin yang sangat tinggi ++++ dan mengandung sedikit alkaloid +. Saponin merupakan senyawa
glikosida kompleks dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman, hewan laut tingkat rendah dan beberapa bakteri. Saponin larut dalam air
tetapi tidak larut dalam eter Aswin, 2008. Berdasarkan struktur kimianya, saponin dikelompokkan menjadi tiga kelas
utama yaitu kelas streroid, kelas steroid alkaloid, dan kelas triterpenoid. Sifat yang khas dari saponin antara lain berasa pahit, berbusa dalam air, beracun bagi
binatang berdarah dingin, mempunyai aktivitas hemolisis merusak sel darah merah dan tidak beracun bagi binatang berdarah panas Mutiah et al. 2011.
Saponin dapat mengganggu penyerapan mineral dan vitamin dalam tubuh. Saponin dapat menekan konsentrasi Fe hati melalui penyerapan Fe yang tidak
sempurna dengan membentuk kompleks Saponin-Fe. Saponin mampu menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah dengan mengikat dan mencegah
absorbsi kolesterol karena interaksi saponin dan kolesterol merupakan kompleks yang tidak larut. Absorbsi kolesterol yang rendah menurunkan konsentrasi
kolesterol serum darah dan memaksa meningkatnya metabolisme kolesterol dalam hati. Saponin juga dapat mengurangi kolesterol darah dengan membatasi
penyerapan kembali dan meningkatkan ekskresi. Namun perlu diperhatikan
Universitas Sumatera Utara
8
8 bahwa penurunan konsentrasi kolesterol serum darah hanya dapat terjadi jika
terjadi hiperkolesterol Aswin, 2008.
2.2. Kolesterol