22
22 Perubahan rerata KKT mencit hari ke-14 dibandingkan dengan hari ke-7
setelah diberi ekstrak segar limut selama 7 hari menunjukkan adanya penurunan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak segar limut
mampu menurunkan KKT mencit percobaan yang diberi DKT. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya kandungan senyawa-senyawa yang terdapat dalam limut.
Senyawa-senyawa tersebut seperti klorofil total, karotenoid, vitamin C Kurniawan et al. 2010. Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel uji skrining di
Laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan Tumbuhan, FMIPA USU, limut mengandung klorofil total sebesar 3,71 mlg.
Menurut Alsuhendra 2004 klorofil dan beberapa senyawa turunannya mempunyai potensi sebagai komponen anti-aterosklerosis pada hewan percobaan.
Salah satu turunan dari karoten yaitu likopen mampu mengoksidasi LDL low dencity lipoprotein sehingga kadar LDL berkurang dan mengurangi resiko
pembentukan aterosklerosis Kurniawan et al. 2010. Vitamin C dapat membantu metabolisme kolesterol dengan cara membuang kolesterol dalam bentuk asam
empedu yang diekskresikan melalui usus. Vitamin C juga meningkatkan kadar HDL high dencity lipoprotein, tingginya HDL berhubungan dengan rendahnya
resiko penyakit jantung Goodman, 2000. Limut juga mengandung senyawa-senyawa seperti protein, lemak, serat
kasar, abu, karbohidrat dan sebagian besar air Tungka Rondo, 1991, dalam Tanor, 2004. Menurut Schneeman dan Tietyen 1994, dalam Sihombing, 2003
serat pangan berperan dalam menurunkan kadar kolesterol plasma.
4.2.4. Perubahan Kadar Kolesterol Total Mencit Hari ke-21 Dibandingkan dengan Hari ke-7
Pemberian ekstrak segar limut selama 14 hari setelah diberi diet kuning telur DKT berpengaruh terhadap KKT mencit. Perubahan rerata KKT mencit hari ke-
21 dibandingkan dengan hari ke-7 mengalami perbedaan yang significant P0,05. Pemberian ekstrak segar limut selama 14 hari menyebabkan penurunan
KKT mencit pada P4 sebesar 40 mgdl, P5 sebesar 42,5 mgdl dan P6 sebesar 34 mgdl jika dibandingkan dengan P2 kontrol kolesterol yang hanya diberi DKT,
sedangkan pada P3 mengalami peningkatan KKT mencit.
Universitas Sumatera Utara
23
23 Hasil uji analisis Post Hoc-Scheffe taraf 5 menunjukkan adanya
perbedaan yang nyata antara P2 dengan P4, P5 dan P6, sedangkan pada P3 jika dibandingkan dengan P2 tidak berbeda nyata. Hasil selengkapnya dapat dilihat
pada Gambar 7.
Gambar 7. Perubahan Rerata Kadar Kolesterol Total Mencit Hari ke-21 14 Hari Setelah Pemberian Ekstrak Segar Limut.
P1= K, P2= DKT, P3= DKT+L25, P4= DKT+L50, P5= DKT+L75, P6=
DKT+L100. K= kontrol normal; DKT= diet kuning telur; L= limut
Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian ekstrak segar limut selama 14 hari dengan konsentrasi 25 pada P3 belum mampu menurunkan
KKT mencit secara signifikan. Hal ini mungkin disebabkan oleh rendahnya konsentrasi ekstrak segar limut yang diberikan karena selama pemberian ekstrak
segar limut diberikan diet kuning telur juga masih tetap diberikan. Pada perlakuan P4, P5 dan P6 mampu menurunkan KKT secara signifikan. Hal ini
mungkin disebabkan pada P4, P5 dan P6 memiliki kandungan saponin relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan P3 yang terdapat pada limut.
Berdasarkan hasil skrining fitokimia di Laboratorium Kimia Bahan Alam Hayati, FMIPA USU, limut mengandung saponin yang sangat tinggi ++++.
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman. Saponin mampu menurunkan konsentrasi
kolesterol serum darah dengan mengikat dan mencegah absorbsi kolesterol karena interaksi saponin dan kolesterol merupakan interaksi kompleks yang tidak larut
Aswin, 2008.
P1 P2
P3 P4
P5 P6
Series1 14,75
32,25 13,5
-40 -42,5
-34 ab
b ab
a a
a -60
-40 -20
20 40
P e
r u
b ah
an K
ad ar
K o
le ste
r o
l To
tal M
e n
c it
m g
d l
Perlakuan
Universitas Sumatera Utara
24
24
4.2.5. Perubahan Kadar Kolesterol Total Mencit Hari ke-28 Dibandingkan dengan Hari ke-7