Hasil Penelitian yang Relevan

D. Hasil Penelitian yang Relevan

  Penelitian tentang Aboge dalam ranah pendidikan Islam belum banyak penulis temui. Kebanyakan penelitian terhadap Aboge dilakukan dalam konteks hukum Islam, antropologi, sisologi dan historiografi. Adapun yang menjadi rujukan atau referensi dalam kajian pustaka di antaranya adalah:

  Pertama, penelitian Galih Latiano mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jurusan PAI yang melakukan penelitian dengan judul: Dimensi Religiusitas dalam Tradisi Masyarakat Islam Aboge Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas (Studi Analisis PAI). Skripsi ini merupakan penelitian lapangan yang berupaya mendeskpripsikan berbagai tradisi Aboge di Desa Kracak untuk kemudian dianalisis dengan analisis Pendidikan Agama Islam. Hasil dari penelitian ini adalah tentang deskripsi data berupa berbagai dimensi religiusitas yaitu dimensi keyakinan, ritualistik, intelektual, eksperiensial dan konsekuensial. Secara umum sebenarnya penelitian ini tidak

  berfokus pada aspek pendidikan, atau lebih bersifat sosiologis. 42

  40 Clifford Geertz, Agama Jawa., hlm. 328.

  41 Koentjaraningrat, Book Review, Clifford Geertz, The Religion of Java, dalam Majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia, No. 1, hlm. 180

  42 Galih Latiano, Dimensi Religiusitas dalam Tradisi Masyarakat Islam Aboge di Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

  Penelitian ini lebih menyoroti tentang berbagai dimensi religius yang terimplikasi dalam tradisi Islam Aboge di Desa Kracak. Persamaan dengan penelitian penulis pada objek penelitian yaitu menyangkut berbagai bentuk peribadatan Aboge. Sedangkan perbedaannya, penelitian penulis melakukan analisis mendalam untuk mengambil poin-poin materi pendidikan Islam yang terkandung dalam berbagai peribadatan Islam Aboge.

  Kedua, penelitian dengan judul Islam Aboge: Harmoni Islam dan Tradisi Jawa." Paper presented at the 11th Annual Conference on Islamic Studies, in Bangka Belitung, oleh Muhammad Abdurrahman mengambil teori Sinkretisme Islam, yaitu akulturasi budaya Islam dengan tradisi lokal. Di antara bentuk akulturasi budaya lokal (Jawa) dengan Islam yang juga dianut oleh komunitas Islam Aboge di Jawa. Komunitas ini melaksanakan tradisi-tradisi Jawa dengan dibumbui tradisi Islam, maka munculah Islam dengan cita rasa lokal

  (Islam Lokal). 43

  Kekhasan dari penelitian ini adalah lebih menyoroti tentang berbagai harmonisasi budaya Islam dan Jawa, seperti masih digunakannya model Penanggalan Islam Jawa (Penanggalan Aboge) untuk menetapkan awal Ramadhan, Hari raya Idhul Fitri dan Idhul Adha. Penggunaan penanggalan ini mengakibatkan ibadah puasa, perayaan Idhul Fitri dan Idhul Adha yang mereka rayakan selalu berbeda dengan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Artikel ini membahas tentang akulturasi Islam dan budaya Jawa pada Komunitas Islam Aboge serta model penanggalan yang mereka gunakan. Dengan pendekatan studi etnografi, diharapkan menjadi jelas model akulturasi budaya ini serta model penanggalan Aboge.

  Hasil penelitian yang diperoleh adalah berupa deskripsi tentang akulturasi antara budaya Aboge dengan Islam. Kemudian diperoleh data dan fakta, bahwa Aboge menggunakan metodologi perhitungan Jawa-Islam dalam menentukan hari-hari besar Islam, yang merupakan metodologi dari Aboge itu sendiri. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Abdurrahman

  43 Muhammad Abdurrahman; Islam dan Tradisi Jawa." Paper presented at the 11th Annual Conference on Islamic Studies, in Bangka Belitung, 10-13 October 2011, hlm. v 43 Muhammad Abdurrahman; Islam dan Tradisi Jawa." Paper presented at the 11th Annual Conference on Islamic Studies, in Bangka Belitung, 10-13 October 2011, hlm. v

  Ketiga, Penelitian Ridwan, mengambil tema penelitian dengan judul “Islam Blangkon: Studi Etnografi Karakteristik Keberagamaan di Kabupaten Banyumas dan Cilacap,” dalam Jurnal Istiqro’ dengan fokus penelitian tentang karakteristik keberagamaan yang ada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Banyumas dan Cilacap. Penelitian ini memang menyoroti tentang Islam Kejawen, dan termasuk di dalamnya adalah kelompok Aboge. Namun karena sifat penelitian ini lebih umum maka pembahasan Aboge tidak bersifat

  mendasar dan komprehensif. 44

  Perbedaan penelitian Ridwan dengan penelitian ini sebagai berikut: Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa Ridwan mengambil fokus penelitian yang lebih general yaitu terkait dengan karakteristik keberagamaan di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap. Penelitian ini memunculkan fakta-fakta tentang karakteristik agama orang Banyumas dan Cilacap, yang selain menganut paham Islam mayoritas di Indonesia juga sebagian dari mereka masih menganut paham Islam Kejawen. Berbagai jenis Islam Kejawen dikembangkan oleh masyarakat dua kabupaten tersebut, termasuk di dalamnya Aboge.

  Keempat, Analisis Hukum Islam Tentang Prinsip Penanggalan Aboge Di Kelurahan Mudal Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo, adalah tema yang diambil oleh Joko Sulistyo sebagai Tesis Fakultas Syariah IAIN Walisongo. Penelitian ini berfokus pada hukum Islam yang digunakan untuk memateri penanggalan Islam Aboge di Desa Mudal Wonosobo. Penelitian ini tentunya berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, karena penulis mengambil rumusan masalah berupa enkulturasi pendidikan keluarga

  44 Ridwan, Islam Blangkon: Studi Etnografi Karakteristik Keberagamaan di Kabupaten Banyumas dan Cilacap, dalam Jurnal Istiqro’, Departemen Agama Republik Indonesia-Direktorat

  Jenderal Pendidikan Islam dan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Volume 07, Nomor 1, 2008 Jenderal Pendidikan Islam dan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Volume 07, Nomor 1, 2008