Data dan Fakta

2.2 Data dan Fakta

Pengendalian kualitas bahan baku di PT Woodaya Natamas selalu dilakukan pengecekan dengan rutin oleh bagian divisi telly bahan baku (quality control) . Untuk mengidentifikasi masalah maka dilakukan pengumpulan data dan fakta yang diperlukan untuk pemecahan masalah, adapun data yang dikumpulkan adalah data kayu afkir yang terjadi pada proses kayu masuk ke pabrik. Sumber data yang diambil merupakan data yang berasal dari hasil pengecekan kayu afkir pada perusahaan bulan September 2017 yang dilakukan pada praktek kerja lapangan. Dalam melakukan pengendalian kualitas secara statistik, langkah pertama yang akan dilakukan adalah membuat check sheet . Check sheet berguna untuk mempermudah proses pengumpulan data dan analisis.

Hasil check sheet data pengendalian kualitas bahan baku tersebut akan memberikan informasi kepada plantation departement mengenai kualitas fisik kayu albasia yang sudah dikirim ke pabrik. Data hasil check sheet pengendalian kualitas bahan baku tersebut akan dikirimkan ke plantation department untuk memberikan informasi mengenai kualitas fisik kayu yang masuk, yang sudah dikirim ke pabrik dan sebagai data bahan laporan pengamatan kualitas pada pengendalian kualitas kayu albasia (Quality Control Inplan Cannery).

Laporan pengamatan kualitas kayu pada pengendalian kualitas barecore (quality control inplan cannery) tersebut akan masuk ke data perencanaan produksi dan diolah menjadi laporan kayu masuk, sehingga dapat diketahui style jumlah bahan baku yang masuk dalam bentuk persentase. Oleh karena itu, jenis kerusakan yang dicatat oleh bagian telly adalah jenis kerusakan yang paling dominan terjadi. Dari laporan pengamatan dan pengumpulan data tersebut berguna untuk dapat memberikan informasi kepada perusahaan dalam melakukan evaluasi perencanaan strategi perbaikan peningkatan kualitas yang nantinya akan dapat digunakan untuk membuat perencanaan strategi pengendalian kualitas pada masa yang akan datang. Adapun hasil pengumpulan data melalui check sheet yang telah dilakukan oleh bagian telly setiap hari dan dimasukan ke dalam data tabel bulanan pada bulan September 2017 dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2 Bahan Baku Masuk Kayu Albasia Bulan September 2017

(Sumber: PT Woodaya Natamas)

Untuk memudahkan dalam melihat lebih jelas kerusakan (afkir) yang terjadi pada pengendalian kualitas bahan baku kayu albasia barecore sesuai dengan tabel data kontrol bahan baku kayu masuk pada bulan september 2017, maka langkah selanjutnya adalah membuat diagram batang. Data kerusakan kayu afkir tersebut disajikan dalam bentuk data tabel yang dibedakan jenis kerusakan kayu tersebut dan dibuat grafik diagram jenis kerusakan kayu seperti pada Tabel

2.3 dan Gambar 2.1 berikut:

Tabel 2.3 Jenis Afkir Kayu Albasia September 2017

Jenis Kerusakan (Afkir Kayu)

Kurang No

Banyak dari

Kulit Standar

Menempel Ukuran

Jenis Kerusakan (Afkir Kayu)

Kurang No

Banyak dari

Kulit Standar

Menempel Ukuran

(Sumber: PT Woodaya Natamas)

Data afkir pada kayu albasia (sengon) sangat berpengaruh pada proses selanjutnya yang ada di perusahaan PT Woodaya Natamas. Proses selanjutnya proses pengeringan di dalam kamar kiln dry , setelah proses pengecekan kayu selesai oleh bagian telly kayu dan stick kayu. Data di input oleh bagian administrasi kayu agar jumlah kayu yang masuk bisa sesuai dengan kayu yang di terima setelah adanya proses triming . Triming adalah proses pemilihan kayu yang dilakukan oleh bagian telly kayu dan bagian stick kayu.

Berdasarkan tabel di atas jumlah kerusakan kayu yang terjadi akan terlihat diagram sebagai berikut:

( Sumber: PT Woodaya Natamas)

Gambar 2.1 Diagram Jumlah Jenis Kerusakan Kayu Afkir Dari diagram batang jumlah jenis kerusakan kayu di atas menunjukkan

bahwa kerusakan pada bahan baku kayu albasia yang masuk ke pabrik bulan September 2017 berupa lima jenis kerusakan yaitu :

1. Kerusakan kayu afkir yang terbesar yaitu banyaknya kulit yang menempel sebanyak 590 pcs. Disebabkan pada proses pemotongan yang masih tertinggal kulit-kulit yang tidak rata.

2. Kerusakan kayu afkir yang kedua yaitu busuk sebanyak 550 pcs. Disebabkan terlalu lama dan sudah termakan oleh hama kayu sengon.

3. Kerusakan kayu afkir ketiga yaitu blustaint pelos sebanyak 516 pcs. Disebabkan oleh sejumlah jamur pada kayu sengon, yang berpengaruh tidak nyata terhadap kekuatan tekan dan lengkung kayu, tetapi terhadap beban tiba- tiba (taughness) mungkin sangat berpengaruh.

4. Kerusakan kayu afkir keempat yang terjadi yaitu lubang gerek sebanyak 430 pcs. Disebabkan yang terjadi pada liang gerek pada kayu yang mengalami penyesetan akibat terlalu lama dilokasi penumpukan kayu bisa juga karena hama kumbang kayu.

5. Kerusakan kayu afkir yang kelima yaitu kurang dari standar ukuran sebanyak 280 pcs. Disebabkan saat penggesekan kayu pada mesin sawmil (mesin pemotongan) supplier saat setting mesin yang salah selain itu juga bisa

disebabkan oleh kesalahan manusia (human error) yang dilakukan pada saat penggesekan kayu di lokasi sawmil.