Proses Industri
2.3 Proses Industri
Proses industri yang ada di PT Woodaya Natamas adalah perdagangan dengan sistem Push . Pada push sistem, jalannya produksi berdasarkan schedule masing-masing proses, sehingga proses sebelumnya akan mendorong proses berikut, akibatnya timbul kesulitan untuk adaptasi apabila ada perubahan permintaan dari konsumen. Dalam sistem ini pusat kontrol membuat jadwal produksi pada setiap tahap proses berdasarkan perkiraan permintaan dan informasi mengenai produk jadi dan setengah jadi, serta perkembangan produksi pada setiap tahap proses. Untuk adaptasi perubahan selama bulan berjalan, perusahaan harus mengganti seluruh jadwal produksi disetiap lini proses. Hal tersebut cukup menyulitkan apabila perubahan jadwal berulang. Pada sistem ini, perusahaan harus menyiapkan stok pada masing-masing proses untuk mengabsorsi permasalahan dan perubahan kebutuhan konsumen. Sistem seperti ini, sering mengakibatkan terbentuknya unbalance stock di antara proses, yang akhirnya mengakibatkan timbulnya dead stock , penambahan alat handling , dan penambahan orang untuk menjaga inventori . Sistem Push adalah aksi untuk mengantisipasi kebutuhan dengan proses manajemen kebutuhan dalam mengurangi resiko stock-out . Maksud dari sistem Push di PT Woodaya Natamas adalah pelayanan yang diberikan yaitu pihak PT Woodaya Natamas melakukan pengiriman produk barang sesuai dengan permintaan buyer (pembeli).
2.3.1 Proses Pengendalian Kualitas Terhadap Bahan Baku
Bahan baku merupakan faktor utama perusahaan yang dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Pengendalian bahan baku bertujuan agar jumlah bahan baku yang tersedia optimal dan menjaga stabilitas kualitas produksi tetap aman terkendali. Apabila bahan baku yang digunakan memiliki kualitas yang baik atau memenuhi standar, maka produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang baik juga. Pencapaian kualitas bahan baku tidak hanya menjadi tanggung jawab pada satu bagian dari perusahaan atau manager
saja, tetapi merupakan tanggung jawab dari seluruh bagian yang ada dalam perusahaan. Semua bagian yang ada dalam perusahaan merupakan adanya saling keterkaitan dalam rangka mencapai suatu tujuan perusahaan salah satunya adalah kualitas. Usaha untuk meningkatkan mutu atau kualitas bukanlah merupakan beban kerja pada satu bagian saja melainkan, merupakan usaha terpadu dari setiap individu yang ikut terlibat mulai dari proses produksi sampai penyerahan produk. Dalam hal ini PT Woodaya Natamas selalu memeriksa setiap bahan baku yang masuk terlebih dahulu sebelum digunakan untuk proses produksi. Proses pengendalian bahan baku dilakukan secara detail agar hasil dari pengecekan dilapangan sesuai dengan hasil input dalam data management . Berikut adalah Proses industri yang ada di perusahaan PT Woodaya Natamas:
1. Proses Penerimaan Bahan Baku Kayu Albasia
Proses penerimaan bahan baku yang ada di PT Woodaya Natamas adalah dengan cara mobil truk yang datang dari supplier langsung ke gudang penyimpanan bahan baku kayu basah. Setelah sampainya di gudang penyimpanan bahan baku kayu basah, bahan baku kayu langsung dibongkar oleh kuli bongkar kayu sesuai intruksi kepala gudang kayu basah. Proses penerimaan bahan baku kayu basah albasia sengon seperti pada Gambar 2.2:
(Sumber: PT Woodaya Natamas)
Gambar 2.2 Proses Penerimaan Bahan Baku
2. Proses Grading Rules Sawn Timber Albasia (Balken)
Proses ini melakukan grading pada kayu yang datang dari supplier berikut adalah proses grading rules saw timber albasia (balken) yang ada pada PT Woodaya Natamas:
a. Normal Grade :
1) Pelos maksimal 10 mm dan pecah ujung max. 10 cm.
2) Tidak boleh busuk.
3) Tidak boleh ada kerap lubang.
4) Tidak boleh bluestaint.
5) Bebas dari kulit.
b. Grade B( Triming 2)
1) Pelos sisi memanjang maksimal 2 cm (kedua sisi masing-masing 1 cm atau satu sisi 2 cm). Berikut penjelasannya seperti pada Gambar 2.3 dan
Gambar 2.4:
a) Pelos dua sisi masing-masing 1 cm.
b) Kulit tengah maksimal 10 % dari total area.
c) Pelos satu sisi 2 cm.
(Sumber: PT Woodaya Natamas)
Gambar 2.3 Proses Grade B Kulit Tengah
(Sumber: PT Woodaya Natamas)
Gambar 2.4 Proses Grade B Pelos Satu Sisi 2 Cm
2) Pelos permukaan ujung maksimal 20 cm (kedua ujung face masing- masing 10 cm atau satu ujung face 20 cm). Berikut penjelasannya seperti pada Gambar 2.5, Gambar 2.6, dan Gambar 2.7:
a) Pelos ujung face masing-masing panjang 10 cm.
b) Pelos ujung face panjang 20 cm, panjang invoice .
c) Triming 2 pada face (permukaan), panjang invoice dikurangi 20 cm.
d) Pelos sisi memanjang tidak beraturan maksimal 20 % dari area.
e) Toleransi tebal dan lebar (-) 0 dan (+) 2 mm.
f) Toleransi panjang +/- 10 mm.
g) Lubang kerap/gerek maksimal 20 % dari total area.
h) Mata hidup diizinkan.
i) Pecah ujung maksimal panjang 10 cm. j) Di luar ketentuan di atas turun grade . k) Kulit, lubang kerap/gerek, pecah ujung lebih dari 50 % total area
dianggap afkir. l) Triming 2 pada sisi memanjang berarti lebar invoice , dikurangi 2 cm.
(Sumber: PT Woodaya Natamas)
Gambar 2.5 Proses Grade Pelos Ujung Face 10 Cm
( Sumber: PT Woodaya Natamas)
Gambar 2.6 Proses Grade Pelos Ujung Face 20 Cm
(Sumber: PT Woodaya Natamas)
Gambar 2.7 Proses Grade Pelos Sisi Tidak Beraturan
c. Mixed Grade ( Triming 4)
1) Pelos sisi memanjang maksimal 2 cm (kedua sisi masing-masing 1 cm atau satu sisi 2 cm). Berikut penjelasan lebih seperti pada Gambar 2.8 dan Gambar 2.9:
a) Lubang kerap/gerek maksimal 40% dari total area.
b) Kulit tengah maksimal 20% dari total area.
c) Pecah ujung maksimal 20 cm.
d) Pelos 2 sisi masing-masing 2cm.
e) Pelos satu sisi 4 cm.
f) Triming 4 pada sisi memanjang berarti lebar invoice , dikurangi 4 cm.
(Sumber: PT Woodaya Natamas)
Gambar 2.8 Proses Mixed Grade Pelos Sisi 2 Cm
( Sumber: PT Woodaya Natamas)
Gambar 2.9 Proses Mixed Grade Pelos Sisi 4 Cm
2) Pelos permukaan ujung maksimal 40 cm (kedua ujung masing-masing panjang 20 cm atau satu ujung panjang 40 cm). Berikut penjelasannya seperti pada Gambar 2.10 dan Gambar 2.11:
a) Pelos satu ujung maksimal panjang 40 cm.
b) Pelos kedua ujung masing-masing panjang 20 cm.
c) Triming
4 pada ujung face (permukaan) berarti panjang invoice dikurangi 40 cm.
d) Toleransi tebal dan lebar (-) 0 dan (+) 2 mm.
e) Toleransi panjang +/- 10 mm.
f) Mata hidup diizinkan.
g) Di luar ketentuan di atas turun grade .
h) Kulit, lubang kerap/gerek dan pecah ujung lebih dari 50% dari total.
i) Area dianggap afkir.
( Sumber: PT Woodaya Natamas)
Gambar 2.10 Proses Grade Pelos Ujung Maksimal 40 Cm
( Sumber: PT Woodaya Natamas)
Gambar 2.11 Proses Grade Pelos Masing-masing 2 Cm
3. Proses Stick kayu
Pada proses stick kayu ada sebuah proses pemilihan kayu yang datang dari supplier untuk dipisahkan dan disesuaikan dengan ketentuan kriteria kayu yang masuk ke pabrik. Seperti pada Gambar 2.12:
(Sumber: PT Woodaya Natamas)
Gambar 2.12 Proses Stick Kayu
4. Proses Telly Kayu
Perusahaan menetapkan karyawan pada bagian telly kayu yang berguna untuk mengetahui berapa banyak kayu yang masuk dan mengetahui berapa jumlah kayu yang afkir pada kayu yang kemudian akan dihitung oleh admin kayu yang ada di kantor. Pengecekan kayu pada perusahaan PT Woodaya Natamas seperti pada Gambar 2.13:
(Sumber: PT Woodaya Natamas)
Gambar 2.13 Proses Pengecekan Telly Kayu
5. Proses Kayu Masuk Kiln Dry Proses ini adalah proses dimana kayu yang sudah grade , stick dan di telly masuk ke dalam mesin pengeringan oven kayu (kiln dry) . Kiln dry adalah mesin pengeringan yang bertujuan untuk mengurangi kadar air yang ada dalam suatu bahan mencapai MC max 8% dengan kapasitas jumlah kayu yang ditentukan untuk masuk ke dalam kiln dry . Setelah kering kayu bisa masuk ke dalam gudang produksi yang kemudian akan diproduksi. Proses kayu masuk ke kiln dry seperti pada Gambar 2.14:
(Sumber: PT Woodaya Natamas)
Gambar 2.14 Proses Masuk Kayu Ke Kiln Dry