LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGENDALIAN KUALI

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGENDALIAN KUALITAS BAHAN BAKU PADA RENDEMEN PRODUKSI KAYU ALBASIA (SENGON) BARECORE DI PT WOODAYA NATAMAS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Memperoleh

Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh:

EDIH SUAEDIH NIM. 2015080087

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAMULANG TANGERANG SELATAN 2017

Laporan Kerja Praktek PENGENDALIAN KUALITAS BAHAN BAKU PADA RENDEMEN PRODUKSI KAYU ALBASIA (SENGON) BARECORE DI PT WOODAYA NATAMAS

Oleh:

EDIH SUAEDIH NIM. 2015080087

Disahkan Oleh:

Pembimbing Pembimbing/Pengawas Program Studi Teknik Industri

Perusahaan/Instansi

(Aceng Abdul Hamid, S.T., M.M) (Gusmeri Yondra R, S.Si)

NIDN. 04 090288 01 NIP./NIK. 22.12.038

Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Industri

(Ir. Dadang Kurnia, M.M.)

NIDN. 04 080854 02

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja

praktek yang berjudul “Pengendalian Kualitas Bahan Baku Pada Rendemen

Produksi Kayu Albasia (Sengon) Barecore Di PT Woodaya Natamas”. dan akhirnya setelah menempuh perjalanan yang panjang penulis dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi kurikulum Sarjana Strata-1 (S1), pada Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pamulang (UNPAM). Tangerang Selatan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini, terutama kepada:

1. Drs. H. Darsono, sebagai Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang memberikan penulis kesempatan melaksanakan studi di Universitas Pamulang.

2. Dr. H. Dayat Hidayat, M.M, Rektor Universitas yang membantu penulis dalam melaksanakan studi di Universitas Pamulang.

3. Ir. Dadang Kurnia, M.M, selaku Ketua Program Studi Teknik Industri yang telah membantu dan membimbing saya dalam perkuliahan.

4. Aceng Abdul Hamid, S.T., M.M, selaku Dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing saya dalam menyelesaikan laporan ini.

5. Bapak Mustafa Kenel, selaku Presiden Direktur, yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan kerja praktek di perusahaan.

6. Ibu Dian Sari, selaku Direktur, PT Woodaya Natamas.

7. Bapak Agus Suratno, S.E, selaku Factory Manager , PT Woodaya Natamas.

8. Bapak Gusmeri Yondra R, S.Si, selaku Supervisor , yang telah memberikan pengarahan dan membantu selama penulis melaksanakan laporan kerja praktek.

9. Kedua Orang Tua, dan keluarga yang selalu memberikan semangat serta dorongan untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

10. Seluruh Staf PT Woodaya Natamas yang telah memberikan semangat dalam pelaksanaan kerja praktek.

11. Rekan-rekan Mahasiswa dan Mahasiswi Teknik Industri 2015 yang telah memberikan dorongan dan motivasi untuk laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pada laporan kerja praktek ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis selalu berusaha untuk tetap membuka diri terhadap semua masukan kritik dan saran yang membangun dan berguna untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang dan pada akhirnya semoga laporan kerja praktek ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dan bermanfaat bagi semua pihak.

Pamulang, 13 November 2017

Edih Suaedih

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Standar Kualitas Produk Bahan Baku Kayu ..................................

30 Tabel 2.2 Bahan Baku Masuk Kayu Albasia Bulan September 2017 ...........

33 Tabel 2.3 Jenis Afkir Kayu Albasia September 2017 ...................................

34

BAB I DESKRIPSI PERUSAHAAN

1.1 Sejarah Perusahaan

Perusahaan Terbatas Woodaya Natamas (PT Woodaya Natamas) merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang berada di daerah Kabupaten Tangerang, perusahaan berlokasi di Jalan Raya Desa Serdang Kulon RT. 012/003, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. PT Woodaya Natamas bergerak dibidang industri pengolahan kayu ( woodworking ), yang mengolah bahan kayu albasia atau lebih dikenal dengan kayu sengon menjadi sebuah produk barecore untuk kemudian dijual secara eksport di samping itu juga memproduksi kayu profile untuk eksport menggunakan jenis kayu mahoni, kecapi dan lain-lain. Perusahaan ini didirikan dengan akta pendirian No. 29 tanggal 18 Agustus 1987, dihadapan Notaris Fifi Wangsadiputra, S.H yang masih berdiri hingga saat ini, dalam kurun waktu berjalan selama 2 tahun perusahaan bergerak pada produksi barecore dan produksi profile kayu mengalami kemajuan semakin lancar dalam melayani pesanan eksport sehingga berkembang relasi dan pelanggannya. Dalam perjalanan usahanya, perusahaan ini beroperasi dengan

hasil produksi mencapai 1.300 m 3 per bulan sementara kapasitas produksi mencapai 2.250 m 3 per tahun. Daerah pemasaran produk kayu albasia (sengon) barecore yaitu dikawasan Timur Tengah, Taiwan, dan Cina.

PT Woodaya Natamas memiliki Kantor Pusat di Komplek Rukan Tanjung Mas Raya Estate, Jalan Raya Lenteng Agung Blok B 1 No. 9, Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Perusahan ini melakukan eksport produk kayu albasia (sengon) barecore setengah jadi karena adanya permintaan akan produk barecore di luar negeri yang semakin meningkat. Buyer (pembeli) merasa puas memperoleh produk yang berkualitas bagus sesuai permintaan, sehingga diharapkan dengan pendirian perusahaan ini mampu memenuhi permintaan produk barecore di luar negeri. Di samping itu juga agar mendapatkan laba yang optimal untuk perusahaan. Bahan baku yang digunakan untuk membuat barecore adalah kayu sengon (albasia) yang didapatkan dari daerah Pandeglang Banten dan Bangka

Belitung. Barecore adalah sebuah papan kayu yang terdiri dari potongan-potongan kayu kecil. Potongan kayu kecil ini disebut dengan core yang kemudian direkatkan. Barecore yang merupakan produk setengah jadi yang digunakan untuk bagian tengah dari blockboard . Spesifikasi dari produk barecore dengan ukuran

dimensi 4’ fit x 8’ fit dengan invoice (13 mm x 1220 mm x 2440 mm) dan cutting 13,2 mm x 1250 mm x 2490 mm sesuai atas permintaan buyer (pembeli).

PT Woodaya Natamas mengkategorikan hasil produksinya menjadi dua yaitu barecore Grade

B (satu sisi muka bagus) yang nantinya akan dijual ke pasar eksport. Perbandingan Produksi barecore pada sebuah Grade

A (dua sisi muka bagus) dan barecore Grade

B akan selalu berubah-ubah karena adanya pengaruh kualitas bahan baku yang ada. Pengendalian mutu terpadu ( total quality control ) sebagai pendekatan manajemen modern, dalam menjalankan suatu usaha untuk memaksimumkan daya saing perusahaan melalui perbaikan secara terus-menerus ( continous improvement ) atas produk atau bahan baku sangat penting dilakukan oleh perusahaan. Dalam dunia perindustrian, PT Woodaya Natamas mengutamakan kualitas atau mutu produk dan produktivitas untuk kunci keberhasilan bagi berbagai sistem produksi. Keduanya merupakan kriteria kinerja perusahaan yang sangat penting baik bagi perusahaan yang berorientasi keuntungan. Peningkatan dan pengendalian kualitas produksi memerlukan komitmen dari manajemen serta sumber daya manusia yang ada sehingga pengendalian kualitas dapat berjalan dengan baik.

A dan Grade

1.2 Logo Perusahaan

Setiap perusahaan memiliki tanda pengenal atau identitas agar para konsumen atau pelanggan mudah mengingat perusahaan tersebut. Berikut logo PT Woodaya Natamas seperti pada Gambar 1.1:

(Sumber: PT Woodaya Natamas)

Gambar 1.1 Logo Perusahaan

1.3 Visi Dan Misi Perusahaan

Visi dan misi perusahaan merupakan suatu keinginan dan deklarasi dari organisasi perusahaan tersebut untuk masa yang akan datang. Adapun Visi dan Misi yang ingin dicapai PT Woodaya Natamas:

1. Visi Perusahaan Menjadi perusahaan yang kuat, berkembang dalam sektor industri, bermanfaat bagi perusahaan mitra kerja, masyarakat dan lingkungan hidup. Perusahaan juga bersemangat dalam memberikan yang terbaik untuk konsumen dan solusi inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat.

2. Misi Perusahaan

a. Mengelola produksi kayu terpadu secara profesional.

b. Mengembangkan bisnis dengan memanfaatkan kewirausahaan lokal hutan rakyat dan organisasi global dengan cara kolaboratif .

c. Melakukan manajemen profesional dalam setiap proses produksinya.

d. Mencapai sukses dan mengutamakan kepuasan buyer (pembeli) untuk mendapatkan kualitas produk yang optimal.

e. Tidak pernah menyerah dalam segala masalah, selalu mencari solusi dalam setiap masalah kendala yang ada di perusahaan.

f. Menjadi perusahaan yang dapat bersaing di pasar lokal dan internasional.

1.4 Jaminan Kualitas Perusahaan

PT Woodaya Natamas menjamin kualitas produk kayu yang diproduksi sesuai permintaan buyer (pembeli) dengan keunggulan yang sangat terjamin. Perusahaan menjalin kemitraan dengan para pemasok dengan komitmen bahwa akan menyediakan produk dan jasa yang sesuai standar spesifikasi yang menjadi permintaan dari buyer (pembeli) yaitu kehandalan kualitas yang memenuhi kriteria, serta ketepatan pengiriman. Di samping kerja sama dengan pemasok dalam menjaga kualitas produk PT Woodaya Natamas juga meminta semua karyawan dan para direksi berkomitmen untuk melakukan perbaikan terus- menerus dalam proses manajemen mutu perusahaan agar terjalin dengan baik.

1.5 Sasaran Kualitas Perusahaan

PT Woodaya Natamas mempunyai sasaran kualitas yang tumbuh berkembang di dunia industri manufaktur. Kelengkapan dari sisi infrastruktur perusahaan dan substansi didukung dengan sebuah perencanaan yang strategis. Kualitas menjadi salah satu poin penting dalam business plan perusahaan. Rencana yang matang dan strategis tidak akan terwujud dalam sebuah performa dan kinerja yang sukses jika hanya menjadi wacana ditingkat pengambilan kebijakan karena itulah manajemen kualitas akan disebarkan diseluruh pengambilan tindakan atau level eksekusi. Untuk membuat sebuah rencana strategis berhasil diperlukan persamaan persepsi dan pemahaman akan manajemen kualitas. Adapun sasaran kualitas yang ingin dicapai oleh perusahaan PT Woodaya Natamas:

1. Meningkatkan kepuasan buyer (pembeli).

2. Tercapainya peningkatan efisiensi produktifitas industri barecore dalam peningkatan pasar barecore dan ketersediaan bahan baku melalui kordinasi dan pengendalian kualitas.

3. Perbaikan terus menerus terhadap setiap aspek dari rantai pasokan perusahaan.

4. Membuat komponen produk secara konsisten sesuai dengan standar permintaan buyer (pembeli).

5. Menyediakan sistem untuk terus meningkatkan proses produk.

6. Melakukan pembuangan limbah serbuk kayu dan mendaur ulang limbah agar bisa bermanfaat kembali.

7. Memfokuskan pada upaya perbaikan mekanisme kordinasi dalam rangka mensinergikan, melaksanakan serta melakukan pengendalian terhadap barecore.

8. Melakukan pengelolaan lingkungan hidup.

1.6 Organisasi dan Manajemen

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan

1.6.1 Struktur Organisasi PT Woodaya Natamas

Struktur organisasi dari PT Woodaya Natamas berbentuk struktur organisasi fungsional dimana pendelegasian tugas dari pimpinan kebawahan dan tanggung jawab bawahan kepada pemimpin berjalan vertikal sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing. Struktur organisasi dapat menunjukan pembagian tugas dan wewenang dari setiap posisi struktur organisasi dalam struktur organisasi yang jelas. Struktur organisasi dalam perusahaan sangatlah penting untuk mengetahui jobdes (job description) seorang karyawan. Seperti pada Gambar 1.2 struktur organisasi yang terbentuk di PT Woodaya Natamas Tangerang adalah sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI PT WOODAYA NATAMAS

TANGERANG

PRESIDEN DIREKTUR

DIREKTUR

ACCOUNTING FINANCE

MARKETING PUCHASING MANAGER

MANAGER MANAGER

STAFF ACCOUNTING HRD & GA

BOILER & KD

HEAD OF

MAINTENANCE

PPIC,EKPORT, PACKING

PRODUCTION

FORKLIFT

ADMINISTRATION WAREHOUSE CLEANING

QUALITY SPAREPARTS

CONTROL FORKLIFT

EMPLOYEES

(Sumber: PT Woodaya Natamas)

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT Woodaya Natamas

1.6.2 Pembagian Tugas dan Wewenang

PT Woodaya Natamas dalam mencapai tujuannya perlu mempunyai struktur organisasi dan uraian tugas, yang dimaksud agar setiap orang yang bekerja di PT Woodaya Natamas mempunyai pedoman yang jelas. Dengan adanya pembagian tugas dan wewenang diharapkan setiap karyawan dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Pada struktur organisasi terkandung alur perintah yang mengidentifikasi jabatan pekerjaan yang harus di pertanggung jawabkan oleh masing –masing karyawan atas berbagai kegiatan serta komunikasinya dengan unit yang lain. Berikut ini merupakan pemberian tugas pada struktur organisasi di PT Woodaya Natamas Tangerang:

1. Presiden Direktur

a. Merupakan unsur eksekutif tertinggi dalam organisasi perusahaan (pemegang saham).

b. Memimpin serta mengadakan pengawasan terhadap seluruh aktifitas perusahaan.

c. Memberikan keputusan akhir yang akan dijalankan perusahaan.

d. Menggariskan kebijakan perusahaan.

e. Mengawasi dan menertibkan pelaksanaan pencapaian tujuan perusahaan.

f. Mengambil keputusan berkaitan dengan investasi (presiden direktur).

2. Direktur

a. Bertanggung jawab atas perusahaan serta keseluruhan aset.

b. Membuat strategi peluang pasar.

c. Membuat rencana program kerja perusahaan yang mendukung visi dan misi perusahaan ke depan.

d. Menetapkan tugas, tanggung jawab, dan wewenang dari semua karyawan.

e. Mengevaluasi program kerja dan mengatasi permasalahan yang muncul dalam perusahaan.

f. Memeriksa dan menyetujui berbagai hal yang berkaitan dengan kontrak dan aset.

g. Memilih, mengangkat dan memberhentikan karyawan.

h. Menetapkan rencana jangka panjang perusahaan.

3. Marketing Manager (Manager Pemasaran)

a. Bertanggung jawab menangani semua pekerjaan yang berhubungan dengan pemasaran produk.

b. Menyusun strategi pasar.

c. Menangani perubahan harga maupun jenis produk yang dipasarkan serta di informasikan kepada presiden direktur.

d. Menangani penjualan langsung dengan buyer (pembeli).

e. Memberikan informasi dan menangani keluhan pelanggan.

f. Mengenal dan mencari informasi pasar hingga memperoleh kerja sama dari calon buyer (pembeli).

4. Purchasing Manager (Manager Pembelian)

a. Bertanggung jawab untuk membeli dan melakukan pemesanan barang- barang yang dibutuhkan oleh perusahaan.

b. Membuat data laporan pembelian dan pengeluaran barang.

c. Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan secara sistematis dan terkontrol.

d. Melakukan pemilihan atau seleksi rekanan pengadaan sesuai kriteria perusahaan.

e. Memastikan ketersediaan barang atau material melalui mekanisme audit atau kontrol stok.

5. Finance Manager (Manager Keuangan)

a. Bertanggung jawab dengan masalah keuangan perusahaan.

b. Merencanakan, mengatur dan mengkontrol sirkulasi kas perusahaan.

c. Merencanakan, mengatur dan mengkontrol perencanaan laporan dan pembiayaan perusahaan.

d. Menjalankan dan mengoperasikan roda kehidupan perusahaan seefisien mungkin.

6. Accounting Manager (Manager Akuntansi)

a. Bertanggung jawab pada pelaksanaan kegiatan keuangan di dalam perusahaan.

b. Membuat laporan-laporan manajemen dari bagiannya secara periodik.

c. Membuat laporan keuangan dan memeriksa ketepatan laporan keuangan perusahaan.

d. Memeriksa secara global kas jurnal, bank, NPB, SP, SJ dan Bursa.

e. Memastikan laporan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

f. Memeriksa jurnal dan buku besar hutang dan menginformasikan ke direktur.

g. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada bawahannya menurut sistem dan prosedur yang ditentukan.

h. Memeriksa dan menandatangani laporan mutasi piutang dan laporan mutasi hutang, sebelum disampaikan kepada manager keuangan.

7. Staff Accounting (Staf Akuntansi)

a. Bertanggung jawab melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan di bawah arahan manager accounting .

b. Menyusun dan membuat laporan keuangan dan perpajakan perusahaan.

c. Menyusun dan membuat anggaran pendapatan dan anggaran pengeluaran perusahaan secara periodik (bulanan atau tahunan).

d. Melakukan pembayaran gaji karyawan dan membuat surat-surat yang berhubungan dengan perbank-kan dan kemampuan keuangan perusahaan.

8. Factory Manager (Kepala Pabrik)

a. Bertanggung jawab melakukan pengawasan kelancaran operasional pabrik secara menyeluruh.

b. Mengatur kinerja dari perusahaan.

c. Membuat keputusan yang berjangka waktu lebih pendek dari direktur.

d. Mengatur rapat (meeting) koordinasi pada kepala regu, staf dan direksi di perusahaan.

9. HRD (Human Resource Development) & GA (General Affair)

a. Bertanggung jawab merekrut dan memilih calon karyawan yang tepat, mencatat semua rincian data karyawan yang bekerja.

b. Mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia.

c. Membuat SOP , job description , dan training.

d. Menentukan gaji untuk karyawan baru dan karyawan lama berdasarkan kinerja setiap pekerja sesuai dengan standar pemerintah (UMR).

10. Boiler & KD (Kiln Dry)

a. Bertanggung jawab untuk melakukan pengeringan kayu sesuai dengan standar yang disaratkan buyer (pembeli).

b. Memberikan informasi dan mencatat laporan kamar KD ( Kiln Dry ) pada kepala produksi.

c. Melakukan pengecekan suhu temperature boiler dan mencatat jadwal perbaikan boiler.

d. Melakukan pengecekan servis kamar KD (Kiln Dry) .

11. Head Of Production (Kepala Produksi)

a. Bertugas sebagai kordinator dalam kegiataan semua kepala regu di divisi produksi.

b. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan atas seluruh proses produksi yang dikerjakan.

c. Memastikan jalannya kegiatan proses produksi di dalam perusahaan sesuai permintaan buyer (pembeli).

12. Maintenance (Mekanik)

a. Bertanggung jawab untuk menangani, merawat, menjaga dan melakukan perbaikan fasilitas dan alat-alat yang berada di dalam perusahaan.

b. Memperbaiki kerusakaan mesin.

c. Mencatat laporan kerusakan mesin dan jadwal servis berkala pada mesin.

d. Melaporkan dan mengajukan permintaan pergantian terhadap spare parts (suku cadang) komponen mesin yang dibutuhkan.

13. PPIC, EKSPORT, & FORKLIFT

a. Bertanggung jawab untuk membuat production plan (rencana produksi), inventory control (mengendalikan persediaan) dan mengatur bahan baku.

b. Menyusun jadwal proses produksi pada waktu, routing & quantity yang tepat sehingga barang bisa dikirim tepat waktu dan sesuai dengan permintaan pelanggan.

c. Menerima order dari marketing .

d. Membuat rencana pengadaan bahan berdasarkan forecast dari marketing dengan memperhatikan kondisi stok dengan menghitung kebutuhan material produksi menurut standar stok yang ideal.

e. Memenuhi permintaan sample dari marketing dan memantau proses pembuatan sample sampai terkirim ke pelanggan.

f. Menginformasikan ke bagian marketing jika ada masalah pada proses produksi yang menyebabkan delay delivery .

g. Aktif berkomunikasi dengan semua pihak yang terkait sehinggga diperoleh informasi akurat (up to date) dan memastikan barang datang tepat waktu.

h. Mengkontrol biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan proses eksport.

i. Menjalin hubungan baik dengan orang eksport. j. Menyiapkan dokumen-dokumen kebutuhan eksport. k. Mengawasi aktifitas forklift. l. Membuat laporan data forklift (jadwal servis dan kerusakan).

14. Packing (Pengepakan)

a. Mensortir quality produk dan menentukan standar grade eksport sesuai ketentuan permintaan buyer (pembeli).

b. Membuat laporan data barang yang sudah masuk ke packing dan yang sudah di packing .

c. Melaporkan jumlah stok barang yang sudah siap di eksport.

15. Administration (Administrasi)

a. Bertanggung jawab urusan umum, surat menyurat, dan tugas sekertaris umum.

b. Membuat data laporan perusahaan dan mengarsip data-data perusahaan.

c. Membuat laporan penjualan dan pembelian setiap bulan yang akan diserahkan kepada atasan.

d. Merekap data stok setiap hari kayu masuk dari telly .

e. Membuat rekapan data barang yang akan keluar dan masuk.

16. Warehouse Spare parts (Gudang Penyimpanan Suku Cadang)

a. Bertanggung jawab mengawasi dan mengontrol segala kegiatan di area gudang spare parts .

b. Melakukan pemesanan pengadaan barang spare parts bila stok tersedia sudah mencapai minimum kepada purchasing .

c. Mengontrol persediaan barang/alat yang akan digunakan oleh makanik dan produksi.

d. Membuat catatan administrasi persediaan barang.

e. Merapikan setiap penempatan barang yang ada di gudang berdasarkan kelompok barang dengan baik dan teratur dan melakukan perhitungan fisik barang.

17. Cleaning Service (Petugas Kebersihan)

a. Bertanggung jawab menjaga kebersihan di dalam lingkungan kantor dan lingkungan tempat bekerja (produksi dan gudang).

b. Membantu karyawan staf atau direksi jika dibutuhkan.

c. Menyiapkan minuman kepada pegawai di kantor.

d. Menyiapkan minuman kepada tamu kantor.

18. Security (Keamanan)

a. Bertanggung jawab melindungi dan mengayomi lingkungan kerja dari setiap gangguan keamanan.

b. Menegakan peraturan dan tata tertib yang berlaku di dalam perusahaan, dari faktor dalam maupun faktor luar perusahaan.

c. Membuat laporan data tamu ( visitor ) masuk, mobil masuk dan keluar perusahaan.

19. Production Supervisor (Pengawas Produksi)

a. Bertanggung jawab atas pengawasan di dalam produksi.

b. Mengecek dan membuat laporan jika terjadi kesalahan bahan baku pada kepala produksi.

c. Mempersiapkan sarana produksi untuk kelancaran proses produksi mulai dari awal produksi sampai akhir produksi.

20. Telly

a. Bertanggung jawab menghitung jumlah kayu yang ada di dalam pabrik mulai dari kayu masuk, wip dan stok gudang eksport.

b. Membuat laporan kayu.

c. mencatat jumlah kayu yang ada di pabrik mulai dari penerimaan kayu sampai kayu di eksport.

21. QC (Quality Control)

a. Bertanggung jawab pada produk mulai dari MC (Moisture Content) ketebalan, lebar, dan panjang serta standar grade yang telah disepakati dengan buyer (pembeli).

b. Bertanggung jawab dalam toleransi kayu, yaitu ukuran, warna, finishing , grade , material, packing dan tentunya konstruksi.

c. Melakukan pengecekan pada produk agar sesuai dengan acuan atau sample yg sudah disetujui.

22. Forklift (Operator Forklift)

a. Bertanggung jawab dalam mengoperasikan forklift sesuai prosedur kerja.

b. Melakukan pemeriksaan dan mencatat kelayakan unit forklift secara harian dan kebersihan forklift.

c. Bertanggung jawab untuk penerimaan kayu masuk (in) dan keluar (out) KD (Kiln Dry) .

d. Menyuplai kayu bahan baku ke produksi, ke area packing .

e. Mensuplai kayu untuk dikirim pada saat eksport.

f. Melakukan pelaporan hasil pemeriksaan atas kelayakan forklift kepada atasan.

g. Memastikan kesiapan forklift untuk beroperasi di area kerja sesuai prosedur.

h. Melakukan perawatan forklift secara harian sesuai dengan prosedur.

1.6.3 Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Tenaga kerja menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa tenaga kerja ialah setiap orang yang dapat melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi suatu kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Sedangkan jam kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari atau malam hari.

Jam kerja bagi para pekerja disektor swasta diatur dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Pasal 77 ayat 1, Undang-Undang No. 13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem yaitu:

1. Melaksanakan 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu.

2. Melaksanakan 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.

Saat ini jumlah karyawan yang bekerja di PT Woodaya Natamas adalah sebanyak 196 orang. Sebagian besar karyawan berasal dari daerah sekitar perusahaan. Terdapat 4 (empat) jenis tenaga kerja di PT Woodaya Natamas antara lain rinciannya sebagai berikut:

1. Karyawan Tetap : 34 Orang.

2. Karyawan Kontrak

: 5 Orang.

3. Karyawan Harian

: 22 Orang.

4. Karyawan Borongan

: 135 Orang.

Karyawan tetap, kontrak dan harian adalah karyawan yang di bawah naungan manajemen PT Woodaya Natamas. Sedangkan karyawan borongan di luar manajemen PT Woodaya Natamas yang diatur oleh kepala borongan dengan sistem pembayaran hasil ke kepala borongan. Berikut hari kerja, jam kerja dan penjelasan dari 4 (empat) jenis karyawan yang ada di PT Woodaya Natamas:

1. Karyawan Tetap

Karyawan tetap adalah karyawan yang telah memiliki kontrak ataupun perjanjian kerja dengan perusahaan dalam jangka waktu yang tidak ditetapkan (permanent) sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Karyawan tetap biasanya cenderung memiliki hak yang jauh lebih besar dibandingkan dengan karyawan tidak tetap dan karyawan yang gajinya didasarkan atas jabatan atau pengalaman kerja, karena pengalaman kerja sangat penting sekali bagi perusahaan. Gaji yang diberikan setiap bulan sekali pemberian gaji melalui atm/buku tabungan karyawan. Waktu dan hari kerja karyawan tetap di bagi 3

(tiga) yaitu staf, produksi, dan security . Berikut ini perincian hari kerja dari setiap bagian yang ada di dalam perusahaan PT Woodaya Natamas:

a. Bagian staf Hari senin-jumat jam kerja pukul 08.00 – 16.00 dengan istirahat satu jam jam pukul 12.00 – 13.00 kecuali hari jumat istirahat lebih awal pada pukul

11.30 – 13.00 dan sabtu jam kerja pukul 08.00 – 13.00 untuk staf non shift . Bagian produksi ada pergantian shift secara seminggu sekali.

b. Bagian produksi

1) Hari senin-jumat jam kerja pukul 07.00 – 15.00 dengan istirahat satu jam jam pukul 12.00 – 13.00 kecuali hari jumat istirahat lebih awal pada pukul 11.30 – 13.00 dan sabtu jam kerja pukul 07.00 – 12.00 untuk shift pertama. Bagian produksi ada pergantian shift secara seminggu sekali.

2) Hari senin-jumat jam kerja pukul 15.00 – 23.00 dengan istirahat satu jam jam pukul 18.00 – 19.00 dan sabtu jam kerja pukul 12.00 – 17.00 untuk shift kedua. Bagian produksi ada pergantian shift secara seminggu sekali.

c. Bagian security (keamanan) Jadwal kerja security (keamanan) menggunakan sistem kerja yang diatur oleh perusahaan dan diterapkan dalam KKB (Kesepakatan Kerja Bersama) yang tidak melanggar aturan pemerintah dimana aturan tersebut bahwa jadwal jam kerja yaitu 40 jam per minggu dan kelebihan dari jam kerja maka akan dihitung lembur.

2. Karyawan Kontrak

Karyawan kontrak adalah karyawan yang memiliki perjanjian kerja waktu tertentu (masa) atau kontrak hak karyawan kontrak sama dengan karyawan tetap yang ditetapkan dalam KKB (Kesepakatan Kerja Bersama). Karyawan yang gajinya didasarkan atas jadwal hari kerja yang ditentukan pada saat penandatangan kontrak kerja yang disepakati antara perusahaan dan karyawan. Gaji yang diberikan setiap bulan sekali pemberian gaji melalui atm/buku tabungan masing-masing karyawan. Waktu dan hari kerja karyawan kontrak sama dengan karyawan tetap yang membedakan adalah status kerja di dalam perusahaan.

3. Karyawan Harian

Karyawan harian adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja. Karyawan harian yang dalam pemberian gaji besarnya didasarkan pada hasil kerja harian karyawan yang bersangkutan. Dalam melaksanakan tugasnya karyawan harian tidak bebas-bebas begitu saja harus mematuhi peraturan dan tata tertib di dalam perusahaan. Waktu dan hari kerja karyawan harian lepas adalah sebagai berikut:

a. Hari senin-jumat jam kerja pukul 07.00-15.00 dengan istirahat satu jam jam pukul 12.00-13.00 kecuali hari jumat istirahat lebih awal pada pukul 11.30-

13.00 dan sabtu jam kerja pukul 07.00-12.00 untuk shift pertama. Bagian harian lepas pergantian shift seminggu sekali.

b. Hari senin-jumat jam kerja pukul 15.00-23.00 dengan istirahat satu jam jam pukul 18.00-19.00 dan sabtu jam kerja pukul 12.00 – 17.00 untuk shift kedua. Bagian harian lepas pergantian shift seminggu sekali.

4. Karyawan Borongan

Karyawan borongan adalah tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah didasarkan atas volume pekerjaan atau satuan hasil dengan cara penerimaan upah. Karyawan borongan yang dalam pemberian gajinya didasarkan pada hasil yang diperolehnya dalam proses produksi. Karyawan borongan tidak terikat waktu dalam bekerja.

1.6.4 Sistem Payroll (Pengupahan)

Perusahaan masing-masing memiliki sebuah Sistem payroll (pengupahan) yang berbeda-beda dalam dunia pekerjaan. Sistem payroll (pengupahan) di PT Woodaya Natamas berdasarkan kelompok dan status karyawan bekerja. Nilai upah berdasarkan golongan dan jabatan ditentukan oleh perusahaan setiap terjadi perubahan golongan atau jabatan dari karyawan yang bersangkutan. Sedangkan untuk karyawan tetap dan kontrak sendiri pengupahan atau payroll yang diterima mengikuti peraturan pemerintah yang selalu ditentukan setiap tahunnya. Perusahaan PT Woodaya Natamas mempunyai sistem payroll (pengupahan) yang

mampu membuat karyawannya merasa puas dengan sistem payroll yang diberikan oleh perusahaan, karena perusahaan mendukung penuh kinerja yang dilakukan karyawan saat bekerja di dalam perusahaan.

1.6.5 Fasilitas-fasilitas Perusahaan

PT Woodaya Natamas dalam mencapai sebuah kepuasan buyer (pembeli), melakukan upaya terus menerus diberbagai proses pengendalian kualitas produk, yaitu melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berada di dalam perusahaan. Perusahaan menyadari bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama bagi perusahaan, maka pembinaan karyawan mendapat perhatian utama dari perusahaan. Dari mulai bentuk training (masa percobaan) sampai masa selesai dalam training selama 3 (tiga) bulan lamanya. Pelatihan diselenggarakan oleh perusahaan berguna untuk mengetahui situasi pekerjaan

yang berada di dalam perusahan dan mengetahui jobdes (job description) karyawan tersebut cocok untuk ditempatkan pada posisi yang sesuai ketentuan dan kemampuannya. Perusahaan memberikan fasilitas-fasilitas bagi karyawannya agar merasa nyaman dan semangat dalam melakukan pekerjaan di dalam perusahaan. Sebuah rasa nyaman itu perlu diterapkan di perusahaan agar bisa memujudkan karyawan yang memiliki nilai produktivitas tinggi. PT Woodaya Natamas menyediakan fasilitas-fasilitas untuk para karyawan, antara lain:

1. Jaminan sosial dan gaji untuk setiap karyawan baik bagian direksi, staf, produksi dan karyawan harian dimasukkan ke dalam jaminan sosial tenaga kerja (BPJS Kesehatan dan Pensiun) kecuali karyawan borongan tidak mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja (BPJS Kesehatan dan Pensiun).

2. Tunjangan hari raya (THR) diberikan kepada karyawan yang masa kerjanya sudah satu tahun atau lebih, sebesar satu bulan gaji.

3. Tempat ibadah (mushola) di samping pos security .

4. Toilet karyawan produksi dan toilet kantor.

5. Tempat ruang tunggu tamu (visitor) .

6. Tempat mess (kamar tidur) bagi karyawan yang jauh ingin tinggal di pabrik atas izin pimpinan pabrik dan presiden direktur.

7. Tempat parkir kendaraan.

1.7 Lokasi Perusahaan PT Woodaya Natamas

Lokasi adalah petunjuk yang berguna untuk memudahkan menemukan alamat suatu tempat. Seperti pada perusahaan PT Woodaya Namatas lokasi digunakan untuk memudahkan buyer (pembeli) dan supplier menemukan lokasi letak perusahaan. PT Woodaya Natamas berlokasi di Jalan Raya Serdang Kulon RT. 012/003, Kelurahan Desa Serdang Kulon, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang kode pos 15710, Provinsi Banten. Dengan nomor telepon factory (021) 29505509 atau (021) 29505508. Untuk kantor pusat PT Woodaya Natamas berada di Komplek Rukan Tanjung Mas Raya Estate Jalan Raya Lenteng Agung Blok B

1 No. 9 Tanjung Barat, Jakarta Selatan 12630, Indonesia. Dengan nomor telepon kantor pusat (021) 7891244 dan nomor fax (021) 78845040. Lokasi Pabrik PT Woodaya Natamas. Seperti pada Gambar 1.3:

(Sumber: PT Woodaya Natamas)

Gambar 1.3 Lokasi Perusahaan

1.8 Denah Plant PT Woodaya Natamas

PT Woodaya Natamas memilki sebuah denah plant yang berguna sebagai suatu gambaran mengenai letak tempat dan perangkat peralatan, terdiri dari beberapa bagian mesin yang bekerja bersama-sama, yang digunakan untuk melakukan suatu operasi tertentu yang bisa melihat alur produksi. Dengan denah plant perusahaan akan mempermudah untuk menemukan berbagai macam tempat- tempat tertentu, tanpa harus bertanya pada orang lain serta bisa melihat jalur evakuasi bila terjadi suatu bencana atau kecelakaan. Berikut adalah sebuah denah plant dan area kerja yang berada di PT Woodaya Natamas yang harus dirawat dan dijaga oleh para karyawan, segenap staf, dan direksi yang bertanggung jawab yang bekerja di PT Woodaya Natamas. Seperti pada Gambar 1.4:

(Sumber: PT Woodaya Natamas)

Gambar 1.4 Denah Plant PT Woodaya Natamas

1.9 Kondisi dan Lingkungan Tempat Kerja

Kondisi dan lingkungan tempat kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat, akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien dan efektif. Lingkungan kerja yang diamati di PT Woodaya Natamas adalah lingkungan kerja di dalam kondisi pabrik yaitu: kantor, ruang mekanik, gudang penyimpanan bahan baku kayu basah, gedung produksi, gudang penyimpanan bahan baku kayu kering, bahan

baku kayu belum jadi (wif) , dan barang jadi (finish product) .

1.9.1 Kantor

Kantor merupakan sebuah unit lembaga atau organisasi yang terdiri dari tempat, personil serta operasi ketatausahaan demi membantu pimpinan organisasi yang berfungsi untuk menerima informasi, merekam informasi, mengatur informasi, memberi informasi, melindungi aset atau harta yang ada di dalam perusahaan. Kantor PT Woodaya Natamas bersebelahan dengan gedung produksi yang mempunyai 2 kantor yang berbeda yaitu: kantor utama (ruangan direktur, manager pabrik, HRD & GA, admin HRD & GA, ruang meeting serta toilet) dan kantor kedua (ruangan kepala produksi, administrasi, purchasing , PPIC dan ruang mesin fotokopi).

Ruang kantor didesain dengan berbeda antara kantor utama dan kantor kedua. Kantor utama didesain secara lebih rapih, nyaman, dan bisa menampung ruang meeting di dalamnya. Sedangkan ruang kerja kantor kedua lebih kecil dibandingkan ruang kerja kantor utama, dimana lantai bawah terbuat dari papan kayu yang kokoh dindingnya terbuat dari kayu, setiap meja kerja karyawan diberikan skat. Di setiap meja terdapat satu unit komputer untuk masing-masing pekerja. Keadaan kantor cukup bersih dan rapih karena tidak ada sampah yang berserakan di dalam kantor. Dengan adanya sebuah desain seperti itu untuk meningkatkan kenyamanan dan produktifitas bekerja. Sehingga satu sama lainnya

tidak terganggu dalam proses bekerja. Tingkat pencahayaan kantor tersebut memiliki tingkat pencahayaan yang baik, dimana terdapat jendela sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam kantor. Dari sisi penerangan lampu mempunyai pencahayaan yang cukup baik. Tingkat kebisingan di dalam kantor tidak terlalu bising, karena tidak memiliki mesin yang bunyi dengan keras, sehingga karyawan dapat bekerja dengan tenang. Sirkulasi udara di dalam kantor baik, dimana sudah menggunakan Air Conditioner (AC) sehingga ruangan terasa sejuk dan nyaman walaupun pada kantor tidak terdapat ventilasi udara yang sangat banyak. Berikut kantor yang ada di PT Woodaya Natamas seperti pada Gambar 1.5 dan Gambar 1.6:

(Sumber: PT Woodaya Natamas)

Gambar 1.5 Ruang Kerja Kantor Utama

(Sumber: PT Woodaya Natamas)

Gambar 1.6 Ruang Kerja Kantor Kedua

1.9.2 Ruangan Mekanik (Maintenance) Ruangan Mekanik merupakan sebuah ruangan yang di dalam isinya berupa

alat-alat perlengkapan mekanik, manual book mekanik, laporan kerja, mesin kerja mekanik, safety mekanik dan yang lainnya. Ruangan mekanik terbagi menjadi 2 yaitu: Ruangan mekanik mesin, dan ruangan pengasahan pisau. Seperti pada Gambar 1.7 dan Gambar 1.8:

(Sumber: PT Woodaya Natamas)

Gambar 1.7 Ruangan Mekanik (Maintenance)

(Sumber: PT Woodaya Natamas)

Gambar 1.8 Ruangan Pengasahan Pisau (Saw Doctor)

Di dalam ruangan mekanik untuk perbaikan mesin dan perbaikan pisau yang harus diservis. Keadaan ruangan terdapat penampungan air minum, rak-rak dan kunci-kunci mesin, dengan pencahayaan lampu yang baik. Pada tempat

mekanik spare parts yang rusak atau komponen yang rusak tidak tertata dengan rapih. Sedangkan ruangan asah pisau (saw doctor) yaitu tempat pengasahan pisau- pisau dan settingan pisau yang dipakai produksi, dimana pisau yang sudah tumpul dapat diasah agar dapat dipergunakan kembali di dalam produksi. Ruangan asah pisau (saw doctor) berbeda dengan ruangan mekanik, semua tertata dengan rapih pada tempatnya. Pencahayaan pada ruangan mekanik dan pengasahan pisau (saw doctor) cukup terang sehingga bisa melihat keadaan barang dengan jendela dalam ruangan cukup terang sehingga bisa melihat keadaan ruangan dengan jelas.

1.9.3 Gedung Produksi

Gedung produksi merupakan tempat berjalannya produksi berlangsung dan semua mesin ditempatkan pada posisinya masing-masing sesuai dengan tata letak penyimpanan mesin. Gedung produksi PT Woodaya Natamas mempunyai beberapa posisi penempatan mesin yang baik dan sesuai prosedur kerja. Di dalam gedung produksi terdapat beberapa alat pemadam kebakaran (APAR). Ketika masuk ke dalam gedung produksi, setiap pekerja memakai alat safety seperti : masker, sarung tangan, kacamata debu (khusus bagian tertentu), sepatu untuk melindungi diri. Keadaan lantai produksi kotor, karena terdapat bahan baku material sisa pemotongan kayu dan debu yang sangat menggangu pernafasan jika tidak menggunakan masker pelindung. Sirkulasi udara di dalam pabrik cukup panas, dimana hanya mengandalkan ventilasi udara yang sangat minim. Karena mesin juga mengeluarkan udara yang cukup panas sehingga menyebabkan suhu di dalam pabrik juga menjadi panas, akibat dari sistem penyedotan debu/serbuk tidak sempurna sehingga ditimbulkan polusi di ruangan produksi.

Pencahayaan di dalam pabrik menggunakan lampu dan pencahayaan matahari yang masuk lewat atap yang transparan. Tingkat lampu sangat terang dan memudahkan pekerjaan pada saat malam hari. Tingkat kebisingan di dalam pabrik cukup tinggi, tingkat kebisingan ini dibagi menjadi dua karena terdapat mesin yang mengeluarkan bunyi yang cukup halus dan terdapat beberapa mesin yang mengeluarkan bunyi yang sangat keras, sehingga menyulitkan jika harus mendengar suara yang lain. Gedung produksi seperti pada Gambar 1.9:

(Sumber: PT Woodaya Natamas)

Gambar 1.9 Gedung Produksi PT Woodaya natamas

1.9.4 Gudang Penyimpanan Bahan Baku

Gudang penyimpanan bahan baku merupakan gudang tempat penyimpanan bahan baku basah dari bahan baku barang mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi (finish product) dalam suatu tempat tata letak fasilitas pabrik. Dalam penyusunan perencanaan letak fasilitas produksi, perencanaan gudang pabrik seharusnya dipersiapkan dengan baik. Karena gudang perusahaan akan tersebar, baik di dalam pabrik yang didirikan maupun yang berada di luar pabrik. Sehubungan dengan perencanaan gudang pabrik ini, maka manajemen perusahaan yang bersangkutan sebaiknya dapat mengumpulkan berbagai macam informasi yang akan berhubungan dengan perencanaan gudang tersebut.

Gudang bahan baku yang dimiliki oleh PT Woodaya Natamas yaitu: gudang bahan baku kayu basah (bahan mentah), gudang bahan baku kayu kering (bahan sudah proses pengeringan klindry ), dan gudang barang jadi (finish product) yang sudah proses produksi. Keadaan gudang pada kondisi lantai sedikit kotor karena banyak debu yang menempel di lantai. Cara penyimpanan bahan baku rapih dan tersusun sesuai tempat dan ukurannya. Untuk pencahayaannya mengunakan lampu pada malam hari sedangkan di siang hari pencahayaannya menggunakan matahari yang masuk lewat atap yang transparan. Di setiap area

gudang sudah ada operator atau karyawan yang bertugas untuk menjaga, merapihkan, dan menyusun barang-barang agar tidak berantakan dan mudah untuk diambil jika dibutuhkan. Seperti pada Gambar 1.10, Gambar 1.11, dan Gambar 1.12:

(Sumber: PT Woodaya Natamas)

Gambar 1.10 Gudang Penyimpanan Bahan Baku Kayu Basah

(Sumber: PT Woodaya Natamas)

Gambar 1.11 Gudang Penyimpanan Bahan Baku Kayu Kering

(Sumber: PT Woodaya Natamas)

Gambar 1.12 Gudang Penyimpanan Barang Jadi (Finish Product)

1.10 Sistem Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung dalam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, sumber daya manusia (SDM) lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk tujuan suatu organisasi. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah tenaga kerja yang merupakan salah satu faktor produksi utama dan selalu ada dalam perusahaan.

Pada perusahaan PT Woodaya Natamas, departemen yang menangani urusan pengelolaan sumber daya manusia adalah bagian HRD ( Human Resource Development ) & GA ( General Affair ). Bagian ini akan menangani masalah perekrutan tenaga kerja, pelatihan, dan pemberhentian tenaga kerja. Tenaga kerja tersebut, baik terlibat langsung maupun tidak langsung merupakan suatu kesatuan yang saling membutuhkan dalam segala aktivitas kegiatan suatu usaha. Sikap karyawan atau tenaga kerja sangat terkait dengan tata nilai yang ada di dalam masyarakat.

BAB II PEMBAHASAN DAN HASIL

2.1 Sistem Industri

Setiap perusahaan pasti memiliki proses pembelian bahan baku, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan pembelian bahan baku. Tanpa adanya pembelian bahan baku, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya tidak dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Pembelian bahan baku merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah industri manufaktur. Dalam proses tersebut membutuhkan suatu prosedur yang sesuai dengan standar dan kebutuhan. Jika tidak sesuai dengan standar yang ditentukan, bisa jadi suatu industri manufaktur tidak akan mendapat hasil yang maksimal dan akan mengalami kebangkrutan. Pembelian diadakan untuk memastikan bahwa ada keseimbangan antara persediaan bahan dengan tingkat inventaris sehingga perusahaan dapat mempertahankan posisi labanya sepanjang menyangkut biaya bahan dan agar dapat terus beroperasi.

Adapun menurut Mulyadi (2014) sistem pembelian digunakan di dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat. Jadi pembelian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh industri terutama produksi untuk memperoleh bahan baku, perlengkapan atau peralatan. Tujuan utamanya adalah memperoleh bahan dengan biaya serendah mungkin yang konsisten dengan kualitas yang sesuai standar yang ditentukan. Fungsi dari pembelian untuk memastikan bahwa ada keseimbangan antara persediaan bahan dengan tingkat inventaris sehingga perusahaan dapat mempertahankan posisi labanya sepanjang menyangkut biaya bahan dan agar dapat terus beroperasi. Sedangkan bahan baku merupakan barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi dan beberapa bahan baku diperoleh secara langsung dari sumber-sumber alam.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelian bahan baku merupakan hal yang terpenting dalam suatu proses bisnis, proses berjalannya suatu bisnis terutama industri yang bergerak dalam kegiatan produksi, membutuhkan bahan baku agar kegiatan produksi dapat berjalan sehingga mampu menciptakan suatu produk yang siap dijual. Bagaimana cara sebuah perusahaan dalam mengendalikan strategi pengadaan barangnya akan mempunyai pengaruh langsung terhadap bagaimana perusahaan tersebut menjalankan bisnisnya. Pembelian bahan baku yang baik juga perlu menjadi perhatian untuk organisasi- organisasi non-profit dan pemerintah. Berbagai tekanan yang berkaitan dengan kurangnya dana yang tersedia dan besarnya biaya, mendorong organisasi- organisasi tersebut untuk beroperasi seefisien mungkin dengan biaya seminimum mungkin. Dengan demikian, apapun jenis dan ukuran perusahaannya, pembelian bahan baku yang dilaksanakan dengan ekonomis dan efektif amat diperlukan dalam upaya mencapai kondisi perusahaan yang sehat karena pembelian merupakan kegiatan yang memerlukan pengerahan sumber daya dalam jumlah besar.

Sistem persediaan bahan baku produk barecore yang dipakai oleh PT Woodaya Natamas dalam menjalankan aktivitas perusahaan menggunakan strategi Make to Order . PT Woodaya Natamas memilih strategi Make to Order , dalam strategi ini produsen dan pelanggan dapat saling berdiskusi untuk mencari alternatif reduksi biaya, waktu pengiriman, dan memenuhi kebutuhan aktual dari pelanggan. Apabila pelanggan sudah menyetujui quotation yang diajukan produsen, proses pembuatan produk dapat dilakukan, dan selanjutnya dikirimkan ke buyer (pembeli).

Selain itu, PT Woodaya Natamas juga menjalankan pengendalian kualitas dengan secara terus-menerus sampai dengan menemukan perbaikan masalah. Pada permintaan produk barecore menggunakan metode peramalan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. Bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif atau juga dengan menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang manager .

2.1.1 Pengendalian Kualitas

Perusahaan dapat mempertahankan suatu produk dengan cara menjual kualitas yang baik secara konsisten, dimana diperlukan suatu aktivitas yang disebut pengendalian kualitas. Pengendalian Kualitas adalah cara untuk menentukan standar kualitas untuk masing-masing produk atau jasa dan usaha perusahaan untuk dapat memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan dari awal proses produksi hingga akhir proses produksi. Oleh sebab itu menjalankan pengendalian kualitas, rencana dan kebijakan tentang sebuah pengendalian kualitas harus dikomunikasikan dengan jelas agar dapat dilaksanakan dengan sempurna. Pada kerja praktek kegiatan yang dilakukan adalah mengetahui proses pengendalian kualitas pada bagian bahan baku sebelum masuk produksi di PT Woodaya Natamas, proses dari bagian bahan baku kayu masuk ke dalam pabrik,