PENDAPATAN DAERAH

A. PENDAPATAN DAERAH

1. Kebijakan Pendapatan Daerah

Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pendapatan Daerah terdiri dari:

a. Pendapatan Asli Daerah

b. Dana Perimbangan

c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi DIY dari sisi

pendapatan bersumber pada ketiga jenis penerimaan daerah tersebut.

Peningkatan pendapatan daerah ditempuh dengan kebijakan sebagai berikut:

a. Peningkatan penerimaan (intensifikasi)

b. Penggalian sumber-sumber pendapatan baru (ekstensifikasi)

c. Optimalisasi Aset Daerah

d. Peningkatan kinerja BUMD

e. Peningkatan Dana Perimbangan

2. Target Pendapatan Daerah

Pada APBD Murni Tahun Anggaran 2012, pendapatan daerah Provinsi DIY dianggarkan sebesar Rp 1,935 Trilyun, sedangkan pada KUA PPAS

Tahun Anggaran 2013 diproyeksikan sebesar Rp 2,112 Trilyun sehingga mengalami kenaikan sebesar Rp 176,955 Milyar atau naik sebesar 9,14 %.

Pendapatan Daerah Provinsi DIY Tahun 2013 tersebut diproyeksikan berasal dari :

a. Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 968,396 Milyar.

b. Dana Perimbangan sebesar Rp 854,608 Milyar.

c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp 289,397 Milyar.

Uraian dari masing-masing kelompok Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut :

a. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam daerahnya sendiri, yang terdiri dari penerimaan dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.

Pada Tahun Anggaran 2013 Pendapatan Asli Daerah ditargetkan sebesar Rp 968,396 Milyar, apabila dibandingkan dengan APBD Murni Tahun 2012 yang dianggarkan sebesar Rp 800,156 Milyar mengalami kenaikan sebesar Rp 168,240 Milyar atau sebesar 21,03 %. Kenaikan tersebut berasal dari Pajak Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Uraian dari jenis penerimaan Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut:

1) Pajak Daerah

Jenis penerimaan pajak daerah terdiri dari :

a) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB): APBD Murni Tahun anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp

316,471 Milyar, sedangkan Tahun anggaran 2013 sebesar Rp 396,286 Milyar, naik sebesar Rp 79,814 Milyar atau 25,22 %.

Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor mengalami kenaikan karena adanya penambahan kendaraan bermotor pada Tahun 2012, sehingga akan menambah besarnya potensi pajak kendaraan pada Tahun 2013. Adanya kemudahan fasilitas mengurus pajak kendaraan bermotor bekerjasama dengan BPD dan

Pengelola Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta. Diberlakukannya ketentuan pajak progresif bagi kendaraan bermotor untuk kepemilikan kendaraan kedua dan seterusnya, bagi kendaraan roda empat.

b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB): APBD Murni Tahun Anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp

257,623 Milyar, sedangkan Tahun anggaran 2013 sebesar Rp 338,819 Milyar, naik sebesar Rp 81,196 Milyar atau 31,52%.

Kenaikan ini terjadi karena adanya perubahan tarif BBN-KB I (kendaraan baru) berdasarkan Undang-undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah dan adanya pertumbuhan kenaikan kedaraan bermotor baru.

c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB): APBD Murni Tahun anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp

115,367 Milyar, sedangkan Tahun anggaran 2013 sebesar Rp 120 Milyar sehingga naik sebesar Rp 4,632 Milyar atau 4,02 %.

Kenaikan ini terjadi karena diprediksikan meningkatnya jumlah pemakaian Bahan Bakar Minyak pada Tahun 2013 seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor.

d) Pajak Air Permukaan (PAP): APBD Murni Tahun anggaran 2012 ditargetkan sebesar Rp

110,00 juta, sedangkan Tahun 2013 sebesar Rp 111,800 juta sehingga naik sebesar Rp 1,800 Juta atau 1,64 %.

2) Retribusi Daerah

Penerimaan Retribusi Daerah APBD Murni Tahun 2012 dianggarkan sebesar Rp 36,228 Milyar sedangkan Tahun anggaran 2013 sebesar Rp 33,129 Milyar turun sebesar Rp 3,098 Milyar atau 8,55 %. Retribusi Daerah terdiri dari Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu.

a) Retribusi Jasa Umum APBD Murni Tahun anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp

3,629 Milyar sedangkan Tahun anggaran 2013 sebesar Rp 3,650 Milyar atau naik sebesar Rp 21,451 juta atau 0,59 %.

Kenaikan dari penerimaan retribusi jasa umum, karena adanya peningkatan jumlah atau jenis layanan pada beberapa obyek retribusi juga adanya kenaikan tarif masing-masing jenis layanan.

b) Retribusi Jasa Usaha APBD Murni Tahun anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp

32,366 Milyar sedangkan Tahun anggaran 2013 sebesar Rp 29,414 Milyar, turun sebesar Rp 2,95 Milyar atau 9,12 %.

Penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan pada jasa pelayanan Bus Trans Jogja karena masih belum dapat beroperasinya 20 bus penumpang.

c) Retribusi Perizinan Tertentu APBD Murni Tahun anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp

232,40 juta, sedangkan Tahun anggaran 2013 ditargetkan 232,40 juta, sedangkan Tahun anggaran 2013 ditargetkan

Penurunan karena menyesuaikan kewenangan atas pungutan jenis retribusi perizinan tertentu, yang disesuaikan dengan pembagian kewenangan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan berasal dari PD. Tarumartani, Bank BPD, PT. Anindya Mitra Internasional, PT. Yogya Indah Sejahtera, PT. Asuransi Bangun Askrida dan Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP). Pada APBD Murni Tahun 2012 dianggarkan sebesar Rp 31,863 Milyar, sedangkan pada Tahun 2013 ditargetkan sebesar Rp 36,328 Milyar, naik sebesar Rp 4,464 Milyar atau 14,01 %. Hal ini karena ada prediksi kenaikan deviden dan dana pembangunan dari Bank BPD dan kenaikan laba dari BUKP.

4) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah merupakan pos pendapatan dari penerimaan PAD yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah dan retribusi daerah.

Pada APBD Murni Tahun 2012 dianggarkan sebesar Rp 42,492 Milyar, sedangkan pada Tahun 2013 dianggarkan sebesar Rp 43,721 Milyar, naik sebesar Rp 1,228 Milyar atau 2,89 %. Hal ini karena ada prediksi kenaikan pendapatan serta penambahan dari dana cadangan.

b. Dana Perimbangan

Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Dana Perimbangan terdiri dari:

1) Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

2) Dana Alokasi Umum; dan

3) Dana Alokasi Khusus. Target penerimaan Dana Perimbangan Tahun 2013 sebesar Rp 854,608

Milyar apabila dibandingkan dengan APBD Murni anggaran Tahun 2012 sebesar Rp 850,513 Milyar mengalami kenaikan sebesar Rp 4,095 Milyar atau naik 0,48 %. Prediksi kenaikan ini diperkirakan karena adanya kenaikan Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak.

1) Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Dana Bagi Hasil yang bersumber dari Pajak terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal

21. APBD Murni Tahun anggaran 2012 dianggarkan sebesar Rp

74,403 Milyar sedangkan Tahun anggaran 2013 sebesar Rp 97,551 Milyar, naik sebesar Rp 23,148 Milyar atau 31,11 %.

2) Dana Alokasi Umum

Mengingat besaran Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun anggaran 2013 belum ditetapkan oleh Pemerintah, maka sesuai Permendagri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2013, targetnya mengacu pada Tahun anggaran 2012, yaitu sebesar Rp 757,056 Milyar.

3) Dana Alokasi Khusus

Mengingat besaran Dana Alokasi Khusus Tahun anggaran 2013 belum ditetapkan oleh Pemerintah, maka sesuai Permendagri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2013, Dana Alokasi Khusus Tahun anggaran 2013 belum ditargetkan.

c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah terdiri dari pendapatan Hibah dari Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri. APBD Murni Tahun 2012 dianggarkan sebesar Rp 284,778 Milyar, sedangkan Tahun anggaran 2013 dianggarkan sebesar Rp 289,397 Milyar, naik sebesar Rp 4,619 Milyar atau 1,62%.

3. Upaya Pencapaian Target

Pencapaian target PAD dapat di tempuh dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap sumber-sumber pendapatan. Intensifikasi dikaitkan dengan usaha untuk melakukan pemungutan yang intensif, yaitu secara ketat, giat dan teliti, sedangkan ekstensifikasi berhubungan dengan usaha untuk menggali sumber-sumber pendapatan baru.

Strategi yang ditempuh dalam meningkatkan pendapatan daerah adalah melalui:

1) Perbaikan manajemen terhadap semua potensi pendapatan daerah yang kemudian dapat langsung direalisasikan, dengan manajemen profesional di bidang sumber daya manusia yang diikuti dengan kemudahan pengoperasian alat bantu canggih sehingga prosedur dapat disederhanakan;

2) Peningkatan investasi dengan membangun iklim usaha yang kondusif dalam hal ini ketersediaan data serta sarana penunjang sehingga jangkauan investasi dapat merata.