Perbaikan Gigi Tiruan (Arif Z. 160110150124)
2.12 Perbaikan Gigi Tiruan (Arif Z. 160110150124)
Cara perbaikan cangkolan : 1.Pemasangan gigi tiruan untuk pencetakan
Pasangkan gigi tiruan yg mengalami fraktur dengan benar (baik posisi,
serta adaptasi ) pada mulut pasien. Pastikan gigi tiruan tidak longgar dari gigi asli. Cetak dengan sendok cetak dan alginat
2.Pengisian hasil cetakan Segera isi (cor) hasil cetakan dengan gibs batu untuk membuat model kerja tempat melakukan perbaikan
3.Pembuangan kawat rusak
Bagian fraktur pada cangkolan harus dibuang dari kerangka gigi tiruan Dibuatkan area pada landasan untuk menempatkan kawat secara mekanis
4.Pembuatan cangkolan baru Kawat atau PGP-18gauge dibuat mengikuti bentuk gigi penyangga.
Ujung distal kawat dibuatkan simpul retensi agat bisa melekat pada basis
akrilik.
5.Fiksasi kawat Fiksasi kawat dilakukan dengan sticky wax
6. Penambahan resin
Resin autopolimerisasi ditambahkan gua meningkatkan retensi antara
kawan dengan gigi tiruan
7.Pemasakan atau curing Dilakukan pada tekanan 30 psi
Suhu air 120 derajat fahrenheit Selama 30 menit
8.Finishing Dilakukan pemolesan landasan
Insersi serta inspeksi intraoral guna melihat kesesuaian dengan intraoral
pasien. Penyesuaian bila dibutuhkan.
2.12.1 Relining and Rebasing (Fania F. 160110150069)
1.Tujuan Menurut Terkla, L (1963), Kema D (1969), Steward (1993:421), Henderson,D (1973:421), Rudd, K (1981:403 –411), Austin K (1957:195), Stamanoght,D (1978) dan Gunadi (1994) tujuan relining adalah:
a) Menentukan ulang relasi yang tepat pada protesa terhadap basis jaringan.
b) Memperbaiki relasi oklusal dan maxilomandibula yang hilang.
c) Memperbaiki retensi dan stabilisasi.
d) Untuk memperbaiki perubahan yang terjadi pada kontur/ bentuk jaringan pendukung setelah gigi tiruan sebagian lepasan (GTLS) digunakan.
e) Untuk memperbaiki basis yang patah yang tidak dapat diperbaiki lagi.
f) Untuk memperbaiki basis gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) yang mengalami porus akibat curing yang salah. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) yang sudah mengalami perubahan warna atau rusak.
g) Untuk memperbaiki protesa yang sudah tidak pas lagi atau longgar.
h) Untuk memperbaiki perubahan tulang alveolar yang sangat besar setelah pencabutan gigi asli.
i) Untuk memperbaiki hubungan oklusi maupun artikulasi yang tidak seimbang. j) Untuk alasan estetik. k) Untuk membuat protesa yang lebih efektif. l) Agar kontak gigi tiruan dengan permukaan jaringan m) menjadi lebih cekat. n) Agar mencapai penyesuaian terhadap terjadinya resorbsi yang terjadi di
dalam mulut tanpa mengganggu hubungan oklusi yang ada
2. Prosedur
a) Menentukan Protesa Yang Harus Diperbaiki
b) Persiapan Pasien b) Persiapan Pasien
d) Prosedur Laboratoris
e) Prosedur Relining dan Rebasing
2.12.2 Relining (Firsa A. 160110150058)
Teknik memperbaiki gigi tiruan dengan menambahkan lapisan material gigi tiruan pada permukaan anatomis gigi tiruan untuk mengembalikan adaptasi protesa pada mukoperiosteum (Boucher, 1982).
Relining dibagi menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut:
1.1 Pelapisan Satu Kunjungan (Immediate Relining) Dilaksanakan dengan menggunakan bahan resin akrilik yang sudah
ditambahi retarder dan bahan modifier, yang disebut cold curing atau dengan menggunakan soft liner, sehingga bahan ini dapat ditambahkan pada permukaan geligi tiruan yang menghadap jaringan dan ditempatkan ke dalam mulut pasien untuk memperoleh bentuk yang tepat dari jaringan.
Bahan ini kemudian akan mengeras dan menjadi bagian protesa semula. Setelah bahan dicampur beberapa saat, akan terjadi reaksi kimia di mana sejumlah panas eksotermis dikeluarkan pada saat polimerisasi berlangsung. Hal ini memberi pengaruh kurang baik pada pemakaian secara oral dan karenanya petunjuk-petunjuk yang diberikan pabrik hendaknya diikuti dengan cermat, untuk mencegah terjadinya rasa tak nyaman atau kemungkinan mencederai jaringan mulut penderita. Kerugian lainnya yaitu tidak stabilnya warna yang diperlihatkan Bahan ini kemudian akan mengeras dan menjadi bagian protesa semula. Setelah bahan dicampur beberapa saat, akan terjadi reaksi kimia di mana sejumlah panas eksotermis dikeluarkan pada saat polimerisasi berlangsung. Hal ini memberi pengaruh kurang baik pada pemakaian secara oral dan karenanya petunjuk-petunjuk yang diberikan pabrik hendaknya diikuti dengan cermat, untuk mencegah terjadinya rasa tak nyaman atau kemungkinan mencederai jaringan mulut penderita. Kerugian lainnya yaitu tidak stabilnya warna yang diperlihatkan
1.2 Pelapisan kembali secara konvensional (conventional relining)
a. Membuat cetakan reline dengan menggunakan bahan cetak elastomer dengan gigi tiruan lama bertindak sebagai sendok cetak pribadi. Ketika seluruh landasan gigi tiruan hilang, maka harus dikoreksi dengan resin auto polimerisasi, kompon atau keduanya sehingga bahan cetak dapat digunakan secara akurat.
b. Cetakan yang sudah selesai, di cor dengan menuangkan gips batu (gips stone) untuk mendapatkan master cast.
c. Segmen sayap gigi tiruan yang baru, diperbaiki dengan menggunakan resin akrilik autopolimerisasi dan atau heat-cured. Perbaikan yang terbaik adalah dengan resin akrilik heat-cured di laboratorium dental.
d. Ketika segmen retakan dari landasan gigi tiruan masih ada, maka untuk prosedur perbaikan tersebut relatif sederhana. Potongan-potongan retak disatukan dan digabungkan dengan lilin lengket.
e. Permukaan gigi tiruan di cor dengan gips batu. Ketika master cast mengeras, gigi tiruan di ambil dan segmen dilebarkan sekitar 2-3 mm.
f. Sebuah media pemisah diterapkan pada model kerja, dan segmen gigi tiruan diganti di gips batu, ruang 2-3 mm dibuat antara segmen untuk perbaikan resin akrilik.
g. Resin akrilik autopolimerisasi ditambahkan ke ruang antara segmen aproksimal dengan cara ditaburkan. Resin akrilik monomer dan polimer g. Resin akrilik autopolimerisasi ditambahkan ke ruang antara segmen aproksimal dengan cara ditaburkan. Resin akrilik monomer dan polimer
h. Untuk menghasilkan gigi tiruan dengan porositas internal yang minimal, gigi tiruan yang masih ada pada model gips harus ditempatkan pada wadah bertekanan terkontrol pada suhu 120 derajat F dalam kurun waktu 30 menit.
i. Bagian yang diperbaiki di trim dan penyelesaian dilakukan dengan bur bundar pada low speed. Pemolesan dilakukan secara konvensional dengan menggunakan pumis dan polish.
2.12.3 Rebasing (Kurniasari V. 160110150013)
Rebasing adalah proses penggantian seluruh basis gigi tiruan dengan basis gigi tiruan yang baru, dengan tetap menggunakan anasir gigi tiruan yang lama dan tanpa merubah posisi gigi serta oklusi gigi tiruan
Indikasi
1. Under extended basis gigi tiruan
2. Untuk membuat post-dam
3. Terjadi resorpsi tulang alveolar yang lokal ataupun menyeluruh
4. Gigi tiruan sudah longgar
5. Desain rangka protesa masih terletak baik pada gigi pengunyah
6. Elemen tiruan tidak aus berlebihan, patah, atau rusak
7. Bila basis gigi tiruan sudah terlihat buruk, karena pemakaian untuk jangka waktu lama
8. Relining berkali-kali
9. Immediate denture
10. Relasi vertikal dan horizontal tetap atau tidak berubah
11. Anasir gigi tiruan masih baik tak banyak mengalami abrasi dan warna masih baik
12. Tak mungkin dilakukan relining basis gigi menjadi tebal, sehingga retensi terganggu.
Prosedur
1.Bagian perifer sayap gigi tiruan dikasarkan dulu
2. Membuat cetakan rahang pasien dengan menggunakan gigi tiruan lama sebagai sendok cetaknya dan gunakan bahan cetak mukostatik yaitu Zinc Oxide Eugenol
3. Membuat model kerja dengan stone dengan cara boxing
4. Meletakkan gigi tiruan dan model kerja pada bagian atas articulator dan diberi indeks oklusal dari gips pada bagian bawah. Jika gips sudah keras, articulator dibuka
5. Gigi tiruan dilepas dari model kerja. Bahan cetak dibuang dan di trim landasan akrilik gigi tiruannya dan disisakan secukupnya untuk menahan geliginya
6. Membuat landasan gigi tiruan baru dari malam dan lakukan waxing