Ketidakstabilan dan Kegoyangan Gigi Tiruan (Jeahani Trisya O. 160110150157)

2.7 Ketidakstabilan dan Kegoyangan Gigi Tiruan (Jeahani Trisya O. 160110150157)

Ketidakstabilan dan kegoyangan pada gigi tiruan dapat disebabkan oleh banyak faktor, terutama yaitu kesalahan pada desain dan desain berubah seiring berjalannya waktu, sehingga membuat gigi tiruan goyang dan tidak nyaman.

Desain gigi tiruan yang salah menyebabkan akumulasi beban berlebih sehingga distribusi gaya kunyah tidak merata yang lama kelamaan akan menyebabkan resorpsi linggir/tulang alveolar sehingga stabilisasi gigi tiruan menjadi kurang dan gigi tiruan akan menjadi longgar dan tidak stabil sehingga gigi tiruan tersebut akan goyang ke arah lateral dan menimbulkan tekanan yang akan diterima oleh jaringan yang semakin akan menyebabkan resorpsi linggir Desain gigi tiruan yang salah menyebabkan akumulasi beban berlebih sehingga distribusi gaya kunyah tidak merata yang lama kelamaan akan menyebabkan resorpsi linggir/tulang alveolar sehingga stabilisasi gigi tiruan menjadi kurang dan gigi tiruan akan menjadi longgar dan tidak stabil sehingga gigi tiruan tersebut akan goyang ke arah lateral dan menimbulkan tekanan yang akan diterima oleh jaringan yang semakin akan menyebabkan resorpsi linggir

Stabilisasi sendiri merupakan kemampuan gigi tiruan untuk bertahan terhadap gaya ke lateral pada saat fungsi. Stabilitas gigi tiruan ini sebenarnya dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, apabila satu atau lebih faktor ini tidak dipenuhi dengan baik pada saat pembuatam gigi tiruan, maka gigi tiruan akan menjadi longgar dan tidak stabil.

Pada kasus ini, yaitu gigi tiruan free-end, terjadi perbedaan kompresibilitas jaringan antara mukosa yag dekat dengan gigi dan daerah yang jauh mencapai retromolarpad . Titik fulcrum gigi tiruan jatuh pada mukosa yang dekat dengan gigi penyangga, istilah nya yaitu ungkitan kelas I (Class I Leverage). Peristiwa yang khas terjadi pada kasus free-end dengan class I leverage ini adalah desain penempatan arah cangkolan yang salah yaitu dari distal ke mesial yang akan menyebabkan ungkitan pada gigi penyangga.

Gambar 2. 43 .Pesawat Sederhana Sebagai Pedoman Pembuatan GT (Sumber: Mc’Crackens Removable Partial Prosthodontics)

Gambar 2. 42 awat Sederhana Sebagai Pedoman Pembuatan GT (Sumber: Mc’Crackens Removable Partial Prosthodontics)

Gambar 2. 44 Kelas-Kelas Ungkitan (Sumber: Mc’Crackens Removable

Partial Prosthodontics )

Teori Ungkitan (Sumber: Mc’Crackens Removable Partial Prosthodontics)

Teori ungkitan yaitu effort arm harus lebih jauh atau lebih panjang dari fulcrum dibandingkan dengan resistance arm. Distal extension (free-end) jauh dari fulcrum, oleh karena itu rest disimpan dekat fulcrum agar daya oklusalnya tidak terkonsentrasi di ujung distal. (Carr & Brown, 2015)

Gambar 2. 46 Desain Gigi Tiruan yang Salah (Arah Cangkolan Distal- Mesial) Pada Kasus Free-End (Sumber: Mc’Crackens Removable Partial

Prosthodontics)

Gambar 2. 45 Desain Gigi Tiruan yang Benar Pada Kasus Free-End (Sumber: Mc’Crackens Removable Partial Prosthodontics)

Penjelasan gambar : desain yang benar pada kasus free-end (distal extension) menggunakan Mesial Rest Concept. Rest harus disimpan dekat Penjelasan gambar : desain yang benar pada kasus free-end (distal extension) menggunakan Mesial Rest Concept. Rest harus disimpan dekat

Gambar 2. 47 Penerapan Teori Ungkitan dengan Rumus (Sumber: Mc’Crackens Removable Partial Prosthodontics)

Penjelasan gambar : A= semakin panjang area tidak bergigi, semakin besar potensi ungkitan pada gigi penyangga, contoh lihat penjelasan rumus dan perumpamaan pada gambar. B= linggir datar menghasilkan dukungan baik tetapi stabilitas buruk. C= linggir tajam menghasilkan dukungan buruk stabilitas buruk – sedang. D= jaringan muda bergerak menghasilkan dukungan buruk serta stabilitas buruk pula.

Gigi tiruan yang longgar dan tidak stabil adalah salah satu masalah yang paling umum yang dihadapi oleh pasien gigi tiruan. Salah satu metode untuk mengatasi masalah ini adalah : “Konsep dan Teknik Neutral Zone”.

Neutral zone merupakan ruang potensial diantara pipi, bibir, dan lidah. Area dimana tekanan antara bibir, pipi, dan lidahdalam keadaan seimbang. Di zona inilah gigi buatan seharusnya disusun dengan inklinasi dan posisi yang benar. Konsep ini diaplikasikan pada pembuatan gigi tiruan untuk meningkatkan retensi dan stabilitas gigi tiruan saat berbicara dan mengunyah. Konsep ini mengacu pada kontrol otot terhadap stabilitas gigi tiruan khususnya dari lidah, bibir, dan pipi sehingga dapat mengurangi tergigitnya lidah, bibir, serta pipi pasien, terjepitnya makanan pada area molar, serta meningkatkan kenyamanan pasien. Gigi yang disusun langsung pada ridge akan berkurang stabilitasnya karena gigi tidak didukung oleh otot-otot sekitarnya. Dengan menggunakan konsep ini, gaya dari otot dapat memberi tekanan sebagai retensi dan stabilisasi. Dapat disimpulkan bahwa pentingnya neutral zone dalam pembuatan gigi tiruan, yaitu : “Penentuan kembali daerah tersebut didalam mulut yang tidak bergigi dimana seharusnya elemen-elemen gigi ditempatkan sehingga gaya-gaya yang dihasilkan oleh otot- otot tidak akan mempengaruhi kestabilan gigi”. Teknik yang digunakan relative sederhana tetapi membutuhkan waktu kerja yang banyak dan biaya yang tidak sedikit.

Gambar 2. 48 Zona Netral (Sumber: google.co.id)

Gambar 2. 49 Zona Netral Sebagai Ruang Potensial

(Sumber: google.co.id)