Pertimbangan Hukum dan Isi Putusan Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Tingkat I pada Putusan Nomor 05/Pdt.Sus- PHI/2016/PN.Pbr
2.2.1.1.Pertimbangan Hukum dan Isi Putusan Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Tingkat I pada Putusan Nomor 05/Pdt.Sus- PHI/2016/PN.Pbr
2.2.1.1.1. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim
Dasar Pertimbangan Majelis Hakim dalam memutus perkara antara Erikson Situmorang dengan PT. Inti Komparindo Sejahtera tentang PHK secara sepihak, diuraikan sebagai berikut:
1. Majelis Hakim mempertimbangkan kesesuaian alasan-alasan PHK yang dilakukan Tergugat dengan ketentuan yang berlaku, kemudian Majelis juga mempertimbangkan kelanjutan Hubungan Kerja yang menjadi hak-hak para Pihak.
2. Tergugat menyangkal kebenaran Gugatan Penggugat oleh karena itu menurut ketentuan pasal 283 RBg Jo Pasal 1865 KUH Perdata, Penggugat sebagai pihak yang mendalilkan dibebani kewajiban untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya sedangkan pihak Tergugat dapat mengajukan bukti lawan (legen bewijs).
3. Menurut asas Eines Manres Rede Ist Keines Mannes atau Azas Audi et alteram Partem , mengatakan bahwa “Penggugat tidak diwajibkan membuktikan kebenaran sangkalan Tergugat, demikian pula sebaliknya, Tergugat tidak diwajibkan untuk membuktikan kebenaran
peristiwa yang diajukan oleh Penggugat”, maka dengan demikian asas dan pendapat tersebut menempatkan kedua pihak memiliki kedudukan prosesuil yang sama di hadapan Pengadilan dengan demikian berdasarkan asas dan pendapat ini pembagian beban pembutkian harus dilakukan secara patut.
4. Pembebanan pembuktian terhadap perkara aquo harus dilakukan secara patut, yakni terhadap pihak yang paling mungkin untuk membuktikan atau terhadap pihak yang paling sedikit dirugikan dalam proses membuktikan, kepadanyalah patut dibebankan pembuktian.
5. Bahwa Penggugat telah menjalankan mutasi yang diperintahkan oleh Tergugat, maka mutasi kerja tersebut harus dikategorikan sebagai perintah yang patut, layak dan wajar. Namun dalam perkembangannya, perintah mutasi tersebut harus diikuti pula oleh perintah untuk meninggalkan rumah dinas, yang dalam point ini Penggugat merasa keberatan, untuk mana Majelis akan 5. Bahwa Penggugat telah menjalankan mutasi yang diperintahkan oleh Tergugat, maka mutasi kerja tersebut harus dikategorikan sebagai perintah yang patut, layak dan wajar. Namun dalam perkembangannya, perintah mutasi tersebut harus diikuti pula oleh perintah untuk meninggalkan rumah dinas, yang dalam point ini Penggugat merasa keberatan, untuk mana Majelis akan
6. Bahwa proses perpindahan anak Penggugat ke sekolah baru pada kelas terakhir dalam jenjang Sekolah Dasar tersebut, sedemikian sulit dan riskannya sehingga dengan demikian wajarlah bagi Penggugat untuk tidak memindahkan anaknya dari Sekolah lama ke Sekolah Baru.
7. Bahwa Permohonan Penggugat untuk menunda Pindah dari rumah dinas tersebut mengingat anak Penggugat yang sudah kelas VI SD tidak memungkinakan untuk pindah sekolah dan anak Penggugat bersekolah di SD Danau Lancang, jika pindah rumah maka Anak Penggugat harus bersekolah di SD Kota Baso sedangkan angkutan anak Sekolah dari Afdeling 2.A (tempat Penggugat dimutasi) hanya ada ke Kota Baso dan angkutan anak Sekolah dari Afdeling 7.A (rumah dinas Penggugat) hanya ke SD Danau Lancang.
8. Berdasarkan hal tersebut, dihubungkan dengan sarana transportasi yang tersedia serta jauhnya jarak sekolah bagi seorang anak Sekolah Dasar, Majelis Hakim menyatakan bahwa alasan Penggugat untuk memohon tidak dilakukan pindah rumah sembari menunggu anaknya menyelesaikan Ujian Nasionalnya, patut untuk dipertimbangkan sebagai alasan yang logis, untuk mana Tergugat dapat mencarikan solusi yang terbaik.
9. Phrase Perjanjian Kerja mengisyaratkan adanya kesetaraan antara pengusaha dan pekerja/buruh yang bermotifkan mutualisme atau 9. Phrase Perjanjian Kerja mengisyaratkan adanya kesetaraan antara pengusaha dan pekerja/buruh yang bermotifkan mutualisme atau
10. Mutasi Pekerjaan merupakan perintah yang berkaitan dengan teknis pekerjaan Penggugat sedangkan perintah pindah rumah tidak berkaitan langsung dengan tingkat produktivitas dan teknis pekerjaan, dengan demikian, perintah pindah rumah tidak dapat disetarakan kedudukannya dengan perintah mutasi terhadap pekerjaan, sehingga penolakan Penggugat terhadap permintaan Tergugat agar Penggugat pindah rumah, tidak dapat dikategorikan sebagai pembangkangan atas intruksi atau perintah pimpinan perusahaan/Tergugat.
2.2.1.1.2. Isi Putusan
Berdasarkan uraian Pertimbangan Hukum Majelis Hakim pada Putusan Nomor 05/Pdt.Sus-PHI/2016/PN.Pbr, Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru menjatuhkan putusan sebagai berikut:
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat Dalam Konvensi;
2. Menyatakan Hubungan Kerja antara Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi Putus sejak Putusan ini dibacakan;
3. Menghukum Tergugat Konvensi untuk membayarkan secara Tunai dan Sekaligus, Hak-hak Penggugat Konvensi akibat Pemutusan Hubungan Kerja yang nilai seluruhnya berjumlah Rp. 63.490.950,- (Enam Puluh Tiga Juta Empat Ratus Sembilan Puluh Tiga Ribu Sembilan Ratus Lima Puluh Rupiah).
atas putusan Nomor 05/Pdt.Sus.PHI/2016/PN. Pbr tertanggal 8 Maret 2016 tersebut, PT. Inti Kamparindo Sejahtera mengajukan Kasasi yang kemudian Mahkamah Agung mengambil putusan, yaitu putusan Nomor 667 K/Pdt.Sus-PHI/2016 tertanggal 28 September 2016 yang amarnya menyatakan bahwa, mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. Inti Kamparindo Sejahtera tersebut dan membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru Nomor 05/Pdt.Sus- PHI/2016/PN.Pbr tanggal 30 Maret 2016.