ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengumpulan Data
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, investment opportunity set (IOS) dan Price to Book Ratio terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006-2008. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, diperoleh sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut:
Tabel IV. 1 Hasil Pengambilan Sampel
Jumlah Jumlah perusahaan manufaktur go public yang terdaftar
Kriteria Sampel
135 selama periode 2006-2008 Perusahaan delisted dari tahun 2006-2008
(27) Perusahaan yang datanya tidak lengkap
(3) Jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel
105 Jumlah observasi dari tahun 2006-2008
315 Data outlier
65 Data setelah outlier
250 Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah sampel tahun 2006 sampai
dengan tahun 2008 masing-masing adalah 105 perusahaan per tahun sehingga jumlah sampel penelitian selama tahun 2006-2008 sebanyak 315 perusahaan.
Penulis melakukan uji outlier untuk mendapatkan data dengan distribusi normal. Terdapat 65 data yang outlier sehingga dikeluarkan dari sampel penelitian. Sehingga jumlah observasi selama tiga tahun dari tahun 2006-2008 menjadi 250 perusahaan. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini didownload dari website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id .
B. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mengenali pola sejumlah data, merangkum informasi dalam data tersebut, dan menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang diinginkan. Tabel berikut menyajikan statistik data-data yang diperoleh:
Tabel IV.2 Statistik Deskriptif
Variabel N
Std. Deviation
MAN 250 0 0.96 0.03 0.08 IOS
Sumber : Hasil Pengolahan Data Keterangan :
MAN = kepemilikan manajerial IOS
= investment opportunity set PBV
= price to book ratio SIZE
= dummy ukuran perusahaan KONS
= Konservatisme akuntansi
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel kepemilikan manajerial pada perusahaan yang menjadi sampel memiliki nilai minimum sebesar 0.00 dan dengan nilai maksimum 0.96. Nilai rata-rata kepemilikan manajerial adalah 0.03 dengan standar deviasi sebesar 0.08.
Variabel Investment Opportunity Set memiliki nilai minimum sebesar -
0.79 dengan nilai maksimum sebesar 0.44 . Nilai rata-rata Investment Opportunity Set sebesar -0.02 dengan standar deviasi sebesar 0.11. Variabel price to book ratio memiliki nilai minimum sebesar 0.05 dengan nilai maksimum 9.8. Nilai rata-rata price to book ratio sebesar 2.23 dengan standar deviasi sebesar 2.22.
Variabel dummy ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0 dengan nilai maksimum 1. Nilai rata-rata ukuran perusahaan sebesar 0.17 dengan standar deviasi sebesar 0.38.
Variabel konservatisme akuntansi memiliki nilai minimum sebesar -
0.44 dengan nilai maksimum 0.46. Nilai rata-rata konservatisma akuntansi sebesar 0.03 dengan standar deviasi sebesar 0.12.
C. Uji Normalitas Data
Sebelum melakukan analisis pengujian regresi terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini uji normalitas data diperlukan untuk mengetahui pola distribusi dari data yang digunakan. Dengan mengetahui pola distribusi data yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti dapat menentukan uji statistik yang tepat dalam rangka melakukan pengujian Sebelum melakukan analisis pengujian regresi terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini uji normalitas data diperlukan untuk mengetahui pola distribusi dari data yang digunakan. Dengan mengetahui pola distribusi data yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti dapat menentukan uji statistik yang tepat dalam rangka melakukan pengujian
a. Jika probability value > 0.05 maka data terdistribusi normal.
b. Jika probability value < 0.05 maka data tidak terdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel.IV.3 UJi Normalitas Data
Unstandardized Residual N
250 Normal Parameters(a,b) Mean
.11715541 Most Extreme
Std. Deviation
-.070 Kolmogorov-Smirnov Z
Negative
1.103 Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p-value) sebesar 0.176. Nilai tersebut lebih besar di atas level signifikansi 0.05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi dengan normal.
D. Analisis Data
1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antara variabel independen atau korelasi antar variabel independennya rendah. Keberadaan multikolinieritas dideteksi dengan Varians Inflating Factor (VIF) dan Tolerance (Ghozali, 2005). Hasil uji multikolinieritas tersaji pada tabel berikut ini:
Tabel IV.4 Uji Multikolinieritas
Keterangan MAN
Variabel Tolerance
VIF
Tidak terdapat multikolinieritas IOS
Tidak terdapat multikolinieritas PBV
Tidak terdapat multikolinieritas SIZE
Tidak terdapat multikolinieritas
Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji VIF dan tolerance menunjukan bahwa semua variabel dalam penelitian ini menunjukan bahwa semua nilai tolerance di atas 10% dan semua nilai VIF dibawah 10. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah didalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi dalam Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah didalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi dalam
batas lebih rendah (lower bond atau d 1 ). Namun karena jumlah sampel 250 maka penulis menggunakan pendekatan Santoso (2000) yang menyatakan angka DW hitung mendekati +2 menunjukkan tidak adanya autokorelasi.
Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel IV. 5 Uji Autokorelasi
D-W Hitung
Keterangan 1.978
Kriteria
Tidak terdapat autokorelasi Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson menunjukan nilai DW hitung sebesar 1.978. Hasil tersebut lebih kecil dari +2 namun masih mendekati +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi.
Mendekati +2
3. Uji Heterokesdastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan scatterplots. Hasil uji heteroskedastisitas persamaan regresi disajikan pada gambar berikut ini:
Gambar IV.1 Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: KONS
0 2 Regression Standardized Predicted Value
Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji heteroskedastisitas menunjukan bahwa titik-titik tersebar di atas dan dibawah angka nol. Titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
E. Uji Hipotesis
1. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R 2 )
Tabel IV.6 Model Summary b
Model
R Square
Adjusted R Square
a. Predictors: (Constant),SIZE, IOS, MAN, PBV
b. Dependent Variabel:KONS
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1. Hasil uji regresi menunjukan nilai
2 adjusted R sebesar 0.042 atau 4.2 %. Hal ini menunjukan 4.2 % perubahan konservatisme akuntansi dipengaruhi oleh dipengaruhi oleh
kepemilikan manajerial, investment opportunity set (IOS), dummy ukuran perusahaan dan price to book ratio. Sedangkan 95.8 % lainnya dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.
2. Pengujian Koefisien Regresi Simultan ( Uji F) Nilai F regresi merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.7 Nilai F Regresi
Model
Sum of
df Mean
1 a Regression .029 4 .052 3.741 .006 Residual
a. Predictors: (Constant),SIZE, IOS, MAN, PBV
b. Dependent Variabel:KONS Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil pengujian terhadap nilai F regresi menunjukan nilai F sebesar 3.741 dengan signifikansi sebesar 0.006. Nilai F memberikan hasil yang signifikan. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa kepemilikan manajerial, investment opportunity set (IOS), dummy ukuran perusahaan dan price to book ratio berpengaruh secara simultan terhadap konservatisme akuntansi.
3. Pengujian Signifikansi Parameter Individu (Nilai T) Nilai t digunakan untuk mengatahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil nilai t dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.8 Hasil Uji Hipotesis
Coefficients a
Unstandardized Standardized Collinearity Statistics Coefficients
Coefficients
Std. error
Tolerance VIF 1 (Constant)
Model
B Beta
a. Dependent Variable: KONS Sumber : Hasil Pengolahan Data
Pengujian Hipotesis ke-1 Hipotesis ke-1 menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap konservatisme akuntasi. Hasil nilai t regresi menunjukan koefisien regresi sebesar -0.064 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.491. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis ke-1 di tolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Ahmed and Duellman (2007) menunjukkan bahwa terhadap hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan akuntansi konservatif perusahaan. Ahmed and Duellman (2007) menyatakan bahwa semakin besar porsi dari kepemilikan manajerial semakin besar pula tekanan dari outsider untuk menerapkan akuntansi konservatif. Konservatisme dianggap mampu mengurangi kemampuan manajer dalam menyajikan laba dan aktiva bersih secara overstate dengan lebih mengakui keuntungan. Konservatisme juga Pengujian Hipotesis ke-1 Hipotesis ke-1 menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap konservatisme akuntasi. Hasil nilai t regresi menunjukan koefisien regresi sebesar -0.064 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.491. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis ke-1 di tolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Ahmed and Duellman (2007) menunjukkan bahwa terhadap hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan akuntansi konservatif perusahaan. Ahmed and Duellman (2007) menyatakan bahwa semakin besar porsi dari kepemilikan manajerial semakin besar pula tekanan dari outsider untuk menerapkan akuntansi konservatif. Konservatisme dianggap mampu mengurangi kemampuan manajer dalam menyajikan laba dan aktiva bersih secara overstate dengan lebih mengakui keuntungan. Konservatisme juga
Hasil penelitian ini juga tidak mendukung hasil penelitian Sari (2004) yang menyetakan struktur kepemilikan yang terkonsentrasi pada individu tertentu, terutama pada manajer, mempengaruhi pilihan manajemen terhadap konservatisme akuntansi untuk memaksimalkan kompensasi dengan manajemen laba yang menaik. Namun demikian hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Lasdi (2008) yang menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Semula Lasdi (2008) menduga bahwa beberapa penjelasan pengontrakan telah lebih dulu menunjukkan eksistensi dan pengaruh pervasif dari konservatisme yang menyebabkan manajer mempunyai insentif untuk mengambil informasi apapun dari laba laporan yang akan berpengaruh negatif terhadap kompensasinya. Hipotesis bonus memprediksi bahwa manajer dengan perencanaan kompensasi berdasar laba cenderung untuk menyatakan laba secara berlebihan. Di lain pihak, ketika laba berada di atas batas atas atau di bawah batas bawah, maka manajer cenderung mempunyai insentif untuk menyatakan laba lebih rendah untuk memaksimalkan bonus masa depan. Namun Hasil penelitian Lasdi (2008) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Penulis menduga hasil ini dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan- Hasil penelitian ini juga tidak mendukung hasil penelitian Sari (2004) yang menyetakan struktur kepemilikan yang terkonsentrasi pada individu tertentu, terutama pada manajer, mempengaruhi pilihan manajemen terhadap konservatisme akuntansi untuk memaksimalkan kompensasi dengan manajemen laba yang menaik. Namun demikian hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Lasdi (2008) yang menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Semula Lasdi (2008) menduga bahwa beberapa penjelasan pengontrakan telah lebih dulu menunjukkan eksistensi dan pengaruh pervasif dari konservatisme yang menyebabkan manajer mempunyai insentif untuk mengambil informasi apapun dari laba laporan yang akan berpengaruh negatif terhadap kompensasinya. Hipotesis bonus memprediksi bahwa manajer dengan perencanaan kompensasi berdasar laba cenderung untuk menyatakan laba secara berlebihan. Di lain pihak, ketika laba berada di atas batas atas atau di bawah batas bawah, maka manajer cenderung mempunyai insentif untuk menyatakan laba lebih rendah untuk memaksimalkan bonus masa depan. Namun Hasil penelitian Lasdi (2008) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Penulis menduga hasil ini dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan-
Hipotesis ke-2 menguji pengaruh investment oppourtunity set (IOS) terhadap konservatisme akuntansi. Hasil nilai t regresi menunjukan koefisien regresi sebesar -0.067 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.323. Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa investment opportunity set (IOS) berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis ke-2 ditolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Lafond dan Rouchowdhury (2007) yang menyatakan bahwa IOS berasosiasi negatif terhadap konservatisme akuntansi. Lafond and Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa dalam masalah keagenan, manajer memiliki insentif untuk menunda pengakuan kerugian karena hal ini dapat berdampak pada pelaporan laba tahun ini. Manajer dapat saja mengambil keuntungan pribadi dalam penundaan pengakuan rugi ini, karena adanya keuntungan pribadi yang didapatkan oleh manajer seperti mendapatkan bonus atau prestise sebagai manajer perusahaan besar. Manajer memiliki kecenderungan untuk berfokus pada informasi tentang kinerja saat ini dan kinerja masa depan perusahaan. Horizon yang terbatas dapat membuat Hipotesis ke-2 menguji pengaruh investment oppourtunity set (IOS) terhadap konservatisme akuntansi. Hasil nilai t regresi menunjukan koefisien regresi sebesar -0.067 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.323. Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa investment opportunity set (IOS) berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis ke-2 ditolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Lafond dan Rouchowdhury (2007) yang menyatakan bahwa IOS berasosiasi negatif terhadap konservatisme akuntansi. Lafond and Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa dalam masalah keagenan, manajer memiliki insentif untuk menunda pengakuan kerugian karena hal ini dapat berdampak pada pelaporan laba tahun ini. Manajer dapat saja mengambil keuntungan pribadi dalam penundaan pengakuan rugi ini, karena adanya keuntungan pribadi yang didapatkan oleh manajer seperti mendapatkan bonus atau prestise sebagai manajer perusahaan besar. Manajer memiliki kecenderungan untuk berfokus pada informasi tentang kinerja saat ini dan kinerja masa depan perusahaan. Horizon yang terbatas dapat membuat
Lafond and Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berperan dalam upaya mengurangi konflik yang terjadi antara pemegang saham dan manajer yang secara potensial terjadi karena adanya invesment opportunity set (IOS). IOS merupakan investasi perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan karena berkaitan dengan aspek tingkat pertumbuhan perusahaaan. Kebijakan investasi yang tepat akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang berarti ada potensi untuk peningkatan kesejahteraan pemegang saham. Namun demikian manajer terkadang memiliki orientasi negatif dengan melakukan investasi dengan NPV negatif yang terkadang merugikan prerusahaan. Untuk menghindari perilaku manajer yang melakukan tindakan oportunis dalam melakukan investasinya maka pemegang saham menghendaki perusahaan untuk menerapkan akuntansi yang konservatif. Namun Penelitian ini memberikan hasil yang tidak signifikan. IOS tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Penulis menduga hal ini disebabkan karena perbedaan rumus yang digunakan dalam menghitung konservatisme akuntansi. Lafond dan Rouchowdhury (2007) menghitung konservatisme dengan pendekatan model pasar (asymentric timeliness ) sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan akrual yang Lafond and Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berperan dalam upaya mengurangi konflik yang terjadi antara pemegang saham dan manajer yang secara potensial terjadi karena adanya invesment opportunity set (IOS). IOS merupakan investasi perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan karena berkaitan dengan aspek tingkat pertumbuhan perusahaaan. Kebijakan investasi yang tepat akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang berarti ada potensi untuk peningkatan kesejahteraan pemegang saham. Namun demikian manajer terkadang memiliki orientasi negatif dengan melakukan investasi dengan NPV negatif yang terkadang merugikan prerusahaan. Untuk menghindari perilaku manajer yang melakukan tindakan oportunis dalam melakukan investasinya maka pemegang saham menghendaki perusahaan untuk menerapkan akuntansi yang konservatif. Namun Penelitian ini memberikan hasil yang tidak signifikan. IOS tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Penulis menduga hal ini disebabkan karena perbedaan rumus yang digunakan dalam menghitung konservatisme akuntansi. Lafond dan Rouchowdhury (2007) menghitung konservatisme dengan pendekatan model pasar (asymentric timeliness ) sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan akrual yang
Hipotesis ke-3 menguji pengaruh price to book ratio terhadap konservatisme akuntansi. Hasil nilai t regresi menunjukan koefisien regresi sebesar -0.009 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.009. Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa price to book ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis ke-3 diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Pae et al., (2005) menyatakan bahwa P/B ratio berhubungan negatif dengan ex-post konservatisme. Laba pada perusahaan dengan price to book ratio yang rendah lebih sensitif terhadap berita buruk dari pada laba di perusahaan dengan price to book ratio (P/B ratio) yang tinggi, sehingga P/B ratio memiliki pengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Pae et al, (2005) menyatakan bahwa Price to Book Ratio menunjukkan reaksi pasar terhadap apa yang terjadi di perusahan yang terwujud pada harga saham perusahaan. Investor akan bereaksi dengan naiknya harga saham bila ada informasi yang positif dari perusahaan dan sebaliknya. Price to Book Ratio yang rendah mengindikasikan adanya kesulitan keuangan perusahaan atau isu lain berkaitan dengan isu likuditas perusahaan yang direkasi secara negatif Hipotesis ke-3 menguji pengaruh price to book ratio terhadap konservatisme akuntansi. Hasil nilai t regresi menunjukan koefisien regresi sebesar -0.009 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.009. Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa price to book ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis ke-3 diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Pae et al., (2005) menyatakan bahwa P/B ratio berhubungan negatif dengan ex-post konservatisme. Laba pada perusahaan dengan price to book ratio yang rendah lebih sensitif terhadap berita buruk dari pada laba di perusahaan dengan price to book ratio (P/B ratio) yang tinggi, sehingga P/B ratio memiliki pengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Pae et al, (2005) menyatakan bahwa Price to Book Ratio menunjukkan reaksi pasar terhadap apa yang terjadi di perusahan yang terwujud pada harga saham perusahaan. Investor akan bereaksi dengan naiknya harga saham bila ada informasi yang positif dari perusahaan dan sebaliknya. Price to Book Ratio yang rendah mengindikasikan adanya kesulitan keuangan perusahaan atau isu lain berkaitan dengan isu likuditas perusahaan yang direkasi secara negatif
Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Liu dan Thornton (2008) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara Price to Book Ratio terhadap asymmetric timeliness. Pengaruh Price to Book Ratio terhadap konservatisme akuntansi berkaitan dengan adanya tuntutan hukum atau resiko litigasi. Price to Book Ratio berasoisasi positif dengan peningkatan biaya litigasi. Perusahaan berupaya mengurangi biaya litigasi dengan cara menerapkan akuntansi yang lebih konservatif. Hasil penelitian ini juga mendukung apa yang disampaikan oleh Kiryanto dan Supritanto (2006) yang menyatakan bahwa price to book ratio berhubungan negatif dengan laba konservatisme. perusahaan besar cenderung mempunyai P/B yang rendah karena lebih konservatif sebaliknya perusahaan kecil cenderung mempunyai P/B yang lebih besar sehingga kurang konservatif. Standar akuntansi menunjukkan bahwa perusahaan adalah ex-post konservatisma maka perusahaan tersebut mempunyai P/B yang rendah maka perusahaan tersebut konservatif sebaliknya apabila perusahaan tersebut mempunyai P/B yang tinggi maka perusahaan tersebut kurang konservatif. Secara umum ini menggambarkan bahwa lebih tepat waktu pengakuan good news dari pada bad news dalam semua kondisi. Misalnya : metode penilaian persediaan harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah (cost or market rules), apabila harga pasar yang lebih rendah maka persediaan akan dinilai sebesar harga pasarnya sehingga P/B rationya cenderung lebih rendah.