Pengaruh konservatisme akuntansi, asset growth dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas masa depan perusahaan

PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI, ASSET GROWTH DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS MASA DEPAN PERUSAHAAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh:

Amalia Nur Rahmawati NIM: F.1305513 PROGRAM S1 AKUNTANSI NON REGULER FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Dengan Judul :

PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI, ASSET GROWTH DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS MASA DEPAN PERUSAHAAN

Surakarta, 31 Maret 2010 Disetujui dan diterima oleh Dosen Pembimbing

Dra. Setianingtyas H, MM.,Ak NIP. 19600427 198601 2 001

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Surakarta, April 2010

Tim Penguji Skripsi :

1. Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si, Ak sebagai Ketua NIP 19611231 198803 1 006

2. Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak

sebagai Sekretaris

NIP 19680401 199303 2 001

3. Dra. Setianingtyas H, MM, Ak

sebagai Pembimbing

NIP 19600427 198601 2 001

MOTTO

· Jangan pernah tersenyum atas pekerjaan yang belum selesai (Penulis)

· Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahaan (al-Insyirah:6)

· Bekerja adalah bahan bakar harapan dan musuh kegagalan, serta pertolongan akan datang bersama kesabaran,, (Penulis)

PERSEMBAHAN

Persembahan untuk:

· Bapak dan Mama yang sangat aku hormati dan sayangi ·

Mbak Atik yang selalu membatuku dalam segalanya, yang juga slalu mendukung agar terslesainya skripsi ini

Mami yang slalu mendo’akan aku ·

Mas Novi, De’ Lala, Nyonyo, Nisa dan Khansa yang slalu mengisi hari-hariku

· Yessy, Nining, Astri, Sartini, yang senantiasa memberiku semangat. Thank a lot

Almamater ku

ABSTRAKSI PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI, ASSET GROWTH DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS MASA DEPAN PERUSAHAAN

Amalia Nur Rahmawati NIM: F.1305513

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh konservatisme akuntansi, asset growth dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas masa depan perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006-2008. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Periode penelitian tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1). konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap profitabilitas masa depan perusahaan. Hasil ini dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar -0.106 dengan p-value sebesar 0.048. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Ahmed dan Duellman (2007), 2). Asset growth tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas masa depan perusahaan. Hasil ini dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar -0.159 dengan p- value sebesar 0.161. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Fairfield et al (2002), 3). Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas masa depan perusahaan. Hasil ini dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar 7.85E-015 dengan p-value sebesar 0.070. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Fitzsimmons et al (2005).

Kata kunci : konservatisme, profitabilitas masa depan, asset growth

ABSTRACT EFFECT OF ACCOUNTING CONSERVATISM, ASSET GROWTH AND SIZE COMPANIES TO FUTURE PROFITABILITY

Amalia Nur Rahmawati NIM: F.1305513

The purpose of this study was to examine the effect of accounting conservatism, asset growth and the size of the company against the company's future profitability on the manufacturing companies that listed in Indonesia Stock Exchange in the period 2006-2008. The population in this study is a manufacturing company listed on Indonesia Stock Exchange. The sampling technique using purposive sampling methods. Research year from 2006 until 2008. Data analysis was performed using multiple regression.

The results of this study indicate that: 1). accounting conservatism influence the company's future profitability. These results can be seen from the regression coefficient for -0.106 with a p-value for 0.048. The results of this study support the results of the study Ahmed and Duellman (2007), 2). Asset growth has no significant influence on the company's future profitability. These results can be seen from the regression coefficient for -0.159 with a p-value for 0.161. The results of this study do not support research Fairfield et al (2003), 3). Firm size has significant influence the company's future profitability. These results can be seen from the regression coefficient of 7.85E-015 with a p-value for 0.070. The results of this study support research Fitzsimmons et al (2005).

Key word : conservatism, future profitability, asset growth.

KATA PENGANTAR

Assalaamua’alaikum Wr.Wb. Dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Asset Growth dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas Masa Depan Perusahaan”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Keberhasilan penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Setulus hati penulis menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini :

1. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M.Com., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah Memberikan ijin menyusun skripsi.

2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Palikhatun, M.Si., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Setianingtyas Honggowati, MM, Ak selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta kesabaran dalam manghadapi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu-ilmu teori maupun terapan.

6. Bapak dan mama yang aku hormati, terimakasih untuk semuanya.

7. Mbak Atik dan Mb Ikah terimakasih telah begitu menyayangiku dan memanjakanku. Aku belum bisa membayar budi baikmu. Semoga Alloh akan selalu melimpahkan berkah, rahmat dan kebahagian untukmu.

8. Mami dan bude mun yang selalu memberiku semangat.

9. Mas Novi, terimakasih untuk laptop nya, sangat berguna banget buat aku.

10. De’ Lala, terimakasih telah menemaniku lembur.

11. ”Cah Palur” yang sangat sabar terhadapku, budi baikmu tak akan bisa ku lupakan. Thanks for love n thanks for all.....

12. Nyonyo, Nisa, Khansa.... kalian adalah motivasiku,, LOVE U child.

13. Yessy, Emma, Nining, Sulikah, Astri, Sartini, Mia, Bondan, Menok, trimakasih atas dukunganya selama ini.......... Kalian mang d’ best for me.

14. Kerabatku di CV.Mediatama,, terimakasih untuk dukungan, bantuan n kasih sayang yang diberikan padaku....

15. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.

Semoga budi baik yang telah Bapak, Ibu dan saudara berikan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat di masa sekarang dan yang akan datang.

Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, Maret 2010 Penulis

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 25 Gambar IV.1 Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 38

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian Lampiran 2 Statistik Deskriptif Lampiran 3 Regresi

ABSTRAKSI PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI, ASSET GROWTH DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS MASA DEPAN PERUSAHAAN

Amalia Nur Rahmawati NIM: F.1305513

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh konservatisme akuntansi, asset growth dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas masa depan perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006-2008. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Periode penelitian tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1). konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap profitabilitas masa depan perusahaan. Hasil ini dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar -0.106 dengan p-value sebesar 0.048. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Ahmed dan Duellman (2007), 2). Asset growth tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas masa depan perusahaan. Hasil ini dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar -0.159 dengan p- value sebesar 0.161. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Fairfield et al (2002), 3). Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas masa depan perusahaan. Hasil ini dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar 7.85E-015 dengan p-value sebesar 0.070. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Fitzsimmons et al (2005).

Kata kunci : konservatisme, profitabilitas masa depan, asset growth

ABSTRACT

EFFECT OF ACCOUNTING CONSERVATISM, ASSET GROWTH AND SIZE COMPANIES TO FUTURE PROFITABILITY

Amalia Nur Rahmawati NIM: F.1305513

The purpose of this study was to examine the effect of accounting conservatism, asset growth and the size of the company against the company's future profitability on the manufacturing companies that listed in Indonesia Stock Exchange in the period 2006-2008. The population in this study is a manufacturing company listed on Indonesia Stock Exchange. The sampling technique using purposive sampling methods. Research year from 2006 until 2008. Data analysis was performed using multiple regression.

The results of this study indicate that: 1). accounting conservatism influence the company's future profitability. These results can be seen from the regression coefficient for -0.106 with a p-value for 0.048. The results of this study support the results of the study Ahmed and Duellman (2007), 2). Asset growth has no significant influence on the company's future profitability. These results can be seen from the regression coefficient for -0.159 with a p-value for 0.161. The results of this study do not support research Fairfield et al (2003), 3). Firm size has significant influence the company's future profitability. These results can be seen from the regression coefficient of 7.85E-015 with a p-value for 0.070. The results of this study support research Fitzsimmons et al (2005).

Key word : conservatism, future profitability, asset growth.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan utama sebuah perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Manajer sebagai pengelola perusahaan diharapkan dapat mengoptimalkan nilai perusahaan serta mampu melakukan pengelolaan perusahaan dengan efektif dan efisien. Untuk mengetahui efektivitas pengelolaan sumber daya perusahaan oleh manajemen diterbitkanlah laporan keuangan. Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 mengidentifikasikan beberapa tujuan pelaporan keuangan (FASB, 2001). Pertama adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pemakai eksternal lainnya untuk pengambilan keputusan investasi, kredit dan lainnya. Kedua, menyediakan informasi mengenai prospek arus kas untuk membantu investor dan kreditor dalam menilai prospek arus kas bersih perusahaan bersangkutan. Tujuan yang terakhir adalah memberikan informasi tentang sumber daya perusahaan.

Informasi dalam laporan keuangan diharapkan dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan oleh pemakai. Salah satu informasi yang paling banyak mendapatkan perhatian adalah laba. Struktur akuntansi saat ini memaknai laba sebagai selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual (Suwardjono, 2005 : 456). Sugiarto (2003) berpendapat bahwa Informasi laba Informasi dalam laporan keuangan diharapkan dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan oleh pemakai. Salah satu informasi yang paling banyak mendapatkan perhatian adalah laba. Struktur akuntansi saat ini memaknai laba sebagai selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual (Suwardjono, 2005 : 456). Sugiarto (2003) berpendapat bahwa Informasi laba

Dahler dan Febrianto (2006) berpendapat bahwa keputusan-keputusan ekonomi yang akan diambil oleh para pemakai laporan keuangan membutuhkan evaluasi terlebih dahulu atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (kas atau setara kas), serta kepastian dari hasil tersebut. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) dengan lebih baik jika mereka mendapatkan informasi yang difokuskan pada posisi keuangan, laba, perubahan posisi keuangan dan laporan arus kas perusahaan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan sumber daya perusahaan terhadap berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan selama periode tertentu.

Wijayanti (2006) menyatakan bahwa informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap Wijayanti (2006) menyatakan bahwa informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap

Penelitian Paek at al (2007) menguji pengaruh konservatisme akuntansi terhadap persistensi laba. Penelitian ini menguji laba saat ini dan konservatisme akuntansi terhadap laba masa depan perusahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba saat ini berpengaruh terhadap signifikan terhadap laba masa depan perusahaan. Hal tersebut membuktikan bahwa informasi akan laba dapat digunakan untuk memprediksi laba masa depan perusahaan. Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatif akan memiliki laba yang lebih tinggi dimasa depan dari pada perusahaan yang menerapkan akuntansi optimis atau liberal.

Wardhani (2008) menyebutkan bahwa prinsip akuntansi yang berlaku umum memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam menentukan metode maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan. Fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan. Dalam kondisi keragu-raguan, seorang manajer harus menerapkan prinsip akuntansi yang bersifat Wardhani (2008) menyebutkan bahwa prinsip akuntansi yang berlaku umum memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam menentukan metode maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan. Fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan. Dalam kondisi keragu-raguan, seorang manajer harus menerapkan prinsip akuntansi yang bersifat

Sari (2004) menyatakan bahwa akuntansi konservatif merupakan prinsip yang mengundang pro dan kontra. Para pengkritik konservatisme menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan metode yang konservatif akan cenderung bias dan tidak menunjukan hal yang sebenarnya sehinga tidak dapat digunakan oleh para pengguna laporan keuangan yang hendak menilai resiko perusahaan. Sedangkan pihak pendukung konservatisme menyatakan bahwa konservatisme akan menjadi hal yang baik bagi pengguna laporan keuangan karena mencegah tindakan yang membesar- besarkan laba dan aktiva. Dengan demikian konservatisme akan membantu pengguna laporan keuangan seperti investor dengan menyajikan laba atau aktiva secara tidak overstate. Namun demikian penerapan akuntansi yang konservatif dalam perusahaan akan tetap dipengaruhi oleh adanya konflik Sari (2004) menyatakan bahwa akuntansi konservatif merupakan prinsip yang mengundang pro dan kontra. Para pengkritik konservatisme menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan metode yang konservatif akan cenderung bias dan tidak menunjukan hal yang sebenarnya sehinga tidak dapat digunakan oleh para pengguna laporan keuangan yang hendak menilai resiko perusahaan. Sedangkan pihak pendukung konservatisme menyatakan bahwa konservatisme akan menjadi hal yang baik bagi pengguna laporan keuangan karena mencegah tindakan yang membesar- besarkan laba dan aktiva. Dengan demikian konservatisme akan membantu pengguna laporan keuangan seperti investor dengan menyajikan laba atau aktiva secara tidak overstate. Namun demikian penerapan akuntansi yang konservatif dalam perusahaan akan tetap dipengaruhi oleh adanya konflik

Ahmed dan Duellman (2007) menyatakan bahwa konservatisme akuntansi yang diterapkan dalam sebuah perusahaan memainkan peran yang penting untuk menilai kinerja perusahaan dimasa depan. Salah satu indikator kinerja adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Konservatisme akuntasi memiliki potensi sebagai media untuk membatasi terjadinya konflik keagenan berkaitan dengan keputusan investasi yang diambil manajer. Perusahan yang menerapkan akuntansi yang konservatif akan lebih cepat mengakui biaya dari pada pendapatan. Penerapan konservatisme berdampak pada adanya biaya masa depan yang diakui pada periode saat ini. Sehingga ada kecenderung bagi perusahaan yang menerapkan prinsip akuntansi akan memiliki kemampuan untuk menghasilakn laba yang lebih tinggi dimasa depan.

Paek et al.(2007) menyebutkan bahwa konservatisme akan menyebabkan terjadinya miss-maching dimana biaya masa depan di- maching kan dengan pendapatan saat ini. Idealnya biaya yang terjadi para periode ini akan di-matchingkan dengan pendapatan pada periode yang sama. Miss-maching tersebut akan menyebabkan understatement terhadap laba dalam perioda kini yang dapat mengarahkan pada overstatement terhadap laba dalam perioda-perioda berikutnya yang disebabkan oleh understatement terhadap biaya pada perioda tersebut. Konservatisme akuntansi akan menyebabkan kecerungan bahwa laba pada perioda ini akan lebih kecil yang Paek et al.(2007) menyebutkan bahwa konservatisme akan menyebabkan terjadinya miss-maching dimana biaya masa depan di- maching kan dengan pendapatan saat ini. Idealnya biaya yang terjadi para periode ini akan di-matchingkan dengan pendapatan pada periode yang sama. Miss-maching tersebut akan menyebabkan understatement terhadap laba dalam perioda kini yang dapat mengarahkan pada overstatement terhadap laba dalam perioda-perioda berikutnya yang disebabkan oleh understatement terhadap biaya pada perioda tersebut. Konservatisme akuntansi akan menyebabkan kecerungan bahwa laba pada perioda ini akan lebih kecil yang

Fitzsimmons et al.(2005) tingkat pertumbuhan aset merupakan sinyal yang baik yang menunjukkan potensi peningkatan profitabilitas perusahaan. Keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan memberikan dampak positif bagi perusahaan yaitu meningkatnya laba dimasa depan. Apabila keputusan investasi yang dilakukan manajer tepat, maka aliran kas masa depan perusahaan juga tinggi karena return atas investasi tersebut. Sehingga apabila tingkat pertumbuhan aktiva perusahaan tinggi, investor akan merespon hal tersebut dengan memberikan nilai yang tinggi kepada perusahaan karena berarti akan akan potensi keuntungan dimasa depan yang tinggi pula. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan aset semakin tinggi pula laba yang dihasilkan yang berarti semakin tinggi juga profitabilitas perusahaan.

Fairfield et al.(2002) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan dapat berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dimasa depan. Komponen laba perusahaan berupa akrual dan arus kas dapat digunakan untuk menilai prospek kinerja perusahaan dimasa depan. Pertumbuhan perusahaan akan dipengaruhi oleh aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva yang besar memiliki banyak dana yang digunakan untuk melakukan investasi baru. Investasi yang dilakukan perusahaan diharapkan akan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dimasa depan. Hal inilah Fairfield et al.(2002) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan dapat berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dimasa depan. Komponen laba perusahaan berupa akrual dan arus kas dapat digunakan untuk menilai prospek kinerja perusahaan dimasa depan. Pertumbuhan perusahaan akan dipengaruhi oleh aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva yang besar memiliki banyak dana yang digunakan untuk melakukan investasi baru. Investasi yang dilakukan perusahaan diharapkan akan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dimasa depan. Hal inilah

Penelitian ini akan menguji pengaruh tingkat konservatisme akuntansi, asset growth dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas masa depan perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian Ahmed dan Duellman (2007) menguji pengaruh konservatisme akuntansi terhadap profitabilitas masa depan perusahaan, penelitian ini melakukan pengembangan dengan menambahkan dua variabel yaitu tingkat pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan mengacu pada penelitian Fitzsimmons et al.(2005) dan Fairfield et al.(2002). Penelitian Ahmed dan Duellman (2007) dan Paek et al.(2007) mengukur konservatisme dengan pendekatan pasa mengacu pada Basu (1997), sedangkan penelitian ini mengukur konservatisme akuntansi dengan pendekatan akrual mengacu pada penelitian Givoly dan Hayn (2000).

B. Perumusan Masalah

1. Apakah konservatisme berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas masa depan perusahaan?

2. Apakah tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas masa depan perusahaan?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas masa depan perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

1. Memberikan bukti empiris pengaruh konservatisme terhadap profitabilitas masa depan perusahaan

2. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas masa depan perusahaan

3. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas masa depan perusahaan

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar bagi investor untuk menilai beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap profitabilitas masa depan perusahaan

2. Bagi Manajer Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan terhadap manajer untuk menerapkan akuntansi yang konservatif karena akan bermanfaat untuk meningkatkan kinerja perusahaan dimasa depan

3. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian tentang profitabilitas perusahaan dan juga diharapkan dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan penelitian selanjutnya tentang konservatisme akuntansi.

E. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan Bab pertama merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi literatur yang relevan mengenai konservatisme, asset growth , ukuran perusahaan, profitabilitas masa depan perusahaan dan dilanjutkan dengan kerangka teoritis dan perumusan hipotesis.

BAB III : Metoda Penelitian Bab ini menguraikan metodologi penelitian yang mencakup populasi, sampel dan teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan metoda analisis data.

BAB IV : Analisis dan Hasil Penelitian Bab ini berisi analisis data dan hasil penelitian, yang merupakan analisis penelitian yang membahas hasil pengumpulan data, pengolahan data, pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis dan penjelasan dalam rangka menyusun kesimpulan.

BAB V : Penutup Bab ini merupakan bagian terakhir dari laporan penelitian ini, yang berisi kesimpulan, keterbatasan dan saran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Profitabilitas Perusahaan

Mariewaty dan Setiani (2005) berpendapat laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan dalam menilai kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan adalah pengukuran prestasi perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen yang kompleks dan sulit, karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal, efisiensi, dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan. Laba merupakan salah satu indikator kinerja suatu perusahaan. Penyajian informasi laba merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Dengan adanya pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan, mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan.

Wibowo (2005) menyebutkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi

Ngui et al.(2007) menyatakan kinerja perusahaan merupakan faktor yang penting dalam dunia pasar modal. Apabila kinerja perusahaan meningkat, pasar akan merespon dengan meningkatnya nilai perusahaan yaitu meningkatnya harga saham perusahaan. Harga saham yang meningkat memunculkan potensi meningkatnya capital gain yang diperoleh pemegang saham. Dalam penelitian tersebut, kinerja perusahaan diindikasikan dengan tiga rasio profitabilitas, yaitu:

1. Return on asset, rasio ini menunjukkan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva perusahaan. Artinya rasio ini membandingkan antara sumber daya yang digunakan dengan hasil yang diperoleh perusahaan.

2. Return on equity, adalah rasio yang membandingkan antara total investasi oleh pemilik dengan laba yang dihasilkan perusahaan.

3. Earning per share, adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih yang diperoleh dengan rata-rata lembar saham yang beredar. Rasio ini dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membandingkan antara harga saham dengan return yang didapatkan per lembar saham.

Menurut Mariewaty dan Setiani (2006), di dalam Financial Accounting Standard Board (FASB) Statement Of Financial Accounting Concept No.1, dinyatakan bahwa sasaran utama pelaporan keuangan adalah informasi tentang prestasi perusahaan yang disajikan melalui pengukuran laba dan komponennya. Laba perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup perusahaan dan ketidakmampuan perusahaan dalam mendapatkan laba akan menyebabkan tersingkirnya perusahaan dari perekonomian. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan operasional. Kegiatan operasional ini dapat terlaksana jika perusahaan mempunyai sumber daya. Sumber daya perusahaan tercantum di dalam neraca.

Suharli dan Oktarina (2005) menyatakan profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit). Laba inilah yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan, apakah dividen tunai ataupun dividen saham. Peningkatan laba bersih perusahaan akan meningkatkan tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen bagi investor. Profitabilitas dapat diukur melalui jumlah laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi / aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik.

Rasio profitabilitas menunjukan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk menilai profitabilitas perusahaan adalah ROA (return on assets). Rasio ini membadingkan antara laba bersih perusahaan dengan total aktiva perusahaan. Melalui penelitian ini penulis akan melakukan prediksi terhadap beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap profitabilitas masa depan perusahaan. Faktor yang diajukan dalam penelitian ini adalah tingkat konservatisme akuntansi, asset growth dan ukuran perusahaan.

B. Konservatisme Akuntansi

Sari (2004) menyebutkan bahwa definisi konservatisme berdasarkan glossary dalam FASB Statement of Concept No.2 adalah reaksi hati-hati (prudent reaction) menghadapi ketidakpastian untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan resiko yang melekat pada situasi bisnis telah cukup dipertimbangkan. Konservatisme adalah prinsip untuk melaporkan informasi akuntansi yang terendah dari beberapa kemungkinan nilai untuk aktiva dan pendapatan serta yang tertinggi dari beberapa kemungkinan nilai kewajiban dan beban. Kritik terhadap konservatisme menyatakan bahwa pada awalnya prinsip ini memang akan menyebabkan laba dan aktiva menjadi rendah, namun akhirnya akan membuat laba dan aktiva menjadi tinggi di masa datang. Dengan kata lain, laba dan aktiva akan menjadi tidak konservatif di masa datang.

Watts (2003) menjelasakan ada empat hal yang menjadi penjelasan tentang pilihan perusahaan dalam menerapkan akuntansi konservatif.

1. Penjelasan kontrak Konservatisme merupakan upaya untuk membentuk mekanisme kontrak yang efisien antara perusahaan dan berbagai pihak eksternal. Atas dasar penjelasan kontrak, konservatisma akuntansi dapat digunakan untuk menghindari moral hazard yang disebabkan oleh pihak-pihak yang mempunyai informasi asimetris, pembayaran asimetris, harison waktu yang terbatas, dan tanggung jawab yang terbatas.

2. Litigasi Resiko litigasi berkaitan dengan posisi kreditor dan investor sebagai pihak eksternal. Investor dan kreditor adalah pihak yang memperoleh perlindungan hukum. Risiko potensial terjadinya litigasi dipicu oleh potensi yang melekat pada perusahaan berkaitan dengan tidak terpenuhinya kepentingan investor dan kreditor.

3. Perpajakan Penerapan akuntansi konservatif dilakukan dalam upaya memperkecil pajak penghasilan perusahaan. Perusahaan dapat memilih metoda-metoda yang cenderung konservatif dalam rangka menekan biaya pajak sepanjang diperbolehkan oleh Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

4. Regulasi

Regulator membuat serangkaian intensitf bagi laporan keuangan agar disusun secara konservatif. Negara-negara dengan regulasi tinggi memiliki tingkat konservatisme yang lebih tinggi dari pada negara-negara dengan tingkat regulator rendah.

Kiryanto dan Supriyanto (2006) menyebutkan bahwa terdapat dua jenis laba konservatif, yaitu: (1) ex-ante conservatism atau news-independent conservatism dan (2) ex-post conservatism atau news dependent conservatism. Ex-ante conservatism atau news-independent conservatism berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang mengurangi laba secara independent dari kejadian- kejadian ekonomi saat ini, bahkan apabila pengeluaran-pengeluaran tersebut berkaitan secara positif dengan harapan aliran kas dimasa yang akan datang. Ex-post conservatism atau news dependent conservatism menggambarkan lebih tepat waktu untuk pengakuan laba terhadap bad news dari pada good news . Secara umum, prinsip akuntansi ini menghendaki penghapusan dengan segera untuk mengakui bad news terhadap persediaan, goodwill, ketidakpastian kerugian dan sebaliknya. Penggunaan dari ex-post conservatism atau news dependent conservatism ini menghasilkan slope koefisien regresi laba terhadap returns yang lebih tinggi untuk perusahaan- perusahaan dengan negatif returns (bad news) dari pada positif returns (good news ).

Givoly dan Hayn (2000) mengindikasikan bahwa terjadi kecenderungan peningkatan konservatisma secara global. Standar akuntansi di Amerika Serikat mencerminkan tingkat konservatisma yang cukup tinggi Givoly dan Hayn (2000) mengindikasikan bahwa terjadi kecenderungan peningkatan konservatisma secara global. Standar akuntansi di Amerika Serikat mencerminkan tingkat konservatisma yang cukup tinggi

Fala (2007) menyatakan bahwa pihak yang mendukung konservatisme menyatakan bahwa penerapan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahan untuk membesar- besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Sedangkan pihak yang menentang menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan metode yang konservatif akan bias karena tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Terlepas dari perbedaan itu, metode akuntansi konservatif masih dipakai sampai dengan saat ini dan menjadi solusi masalah keagenan dalam perusahaan.

C. Konservatisme dan Profitabilitas Masa Depan

Givoly and Hayn (2000) mengukur konservatisme dengan melihat kecenderungan dari akumulasi akrual dari beberapa tahun. Akrual yang dimaksud adalah perbedaan antara laba bersih sebelum depresiasi dan amortisasi dan arus kas dari kegiatan operasi. Apabila akrual negatif yang konsisten selama beberapa tahun hal tersebut menunjukkan penerapan akuntansi yang konservatif. Semakin besar akrual negatif maka akan semakin besar penerapan akuantansi konservatif diperusahaan tersebut. Hal ini didasari teori yang menyatakan bahwa konservatisme menunda pengakuan pendapatan dan mempercepat pengakuan biaya.

Pendukung konservatisme menyatakan bahwa konservatisme menyajikan laba dan aktiva dengan prinsip menunda pengakuan keuntungan dan secepatnya mengakui adanya kerugian. Prinsip ini memang akan menyebabkan laba dan aktiva periode berjalan menjadi lebih rendah. Bila terjadi kenaikan laba dan aktiva di masa datang akibat penerapan prinsip ini, hal tersebut disebabkan oleh keuntungan yang semula ditunda pengakuannya, telah diakui oleh perusahaan karena dipastikan akan terealisasi. Jadi bukan berarti peningkatan laba dan aktiva masa masa datang merupakan cermin dari tidak konservatifnya perusahaan. Pendukung konservatisme juga menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun dengan cara yang konservatif akan menyajikan informasi sesungguhnya dari nilai perusahaan. Sehingga akan membantu investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi (Watts, 2003).

Almilia (2005) menyebutkan bahwa laba dalam laporan keuangan mempunyai tingkat konservatisma yang berbeda. Konservatisma merupakan konvensi laporan keuangan yang penting dalam akuntansi, sehingga disebut sebagai prinsip akuntansi yang dominan. Konvensi seperti konservatisma menjadi pertimbangan dalam akuntansi dan laporan keuangan karena aktivitas perusahaan dilingkupi ketidakpastian. Konsep konservatisma menyatakan bahwa dalam keadaan yang tidak pasti manajer perusahaan akan menentukan pilihan perlakuan atau tindakan akuntansi yang didasarkan pada keadaan, harapan kejadian atau hasil yang dianggap kurang menguntungkan. Implikasi konsep ini terhadap prinsip akuntansi adalah akuntansi mengakui biaya atau rugi yang kemungkinan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar.

Hasil penelitian Paek et al.(2007) menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif antara penerapan akuntansi konservatif terhadap laba perusahaan dimasa depan. Perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatif akan memiliki kecenderungan untuk mempertahankan laba lebih baik dari perusahaan yang optimis. Hal ini mengindikaasikan perusahaan yang menerapkan akuntansi yang konsevatif akan memiliki laba yang lebih besar dari pada perusahaan yang optimis. Penelitian ini mendukung pihak yang setuju dengan pihak yang mendukung konservatisme akuntansi, karena selain untuk menghidari situasi ketidakpastian dimasa depan, dapat juga digunakan untuk memprediksi indikator laba perusahaan yang lebih baik dimasa depan. Apabila konservatisme berpengaruh terhadap laba masa depan maka Hasil penelitian Paek et al.(2007) menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif antara penerapan akuntansi konservatif terhadap laba perusahaan dimasa depan. Perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatif akan memiliki kecenderungan untuk mempertahankan laba lebih baik dari perusahaan yang optimis. Hal ini mengindikaasikan perusahaan yang menerapkan akuntansi yang konsevatif akan memiliki laba yang lebih besar dari pada perusahaan yang optimis. Penelitian ini mendukung pihak yang setuju dengan pihak yang mendukung konservatisme akuntansi, karena selain untuk menghidari situasi ketidakpastian dimasa depan, dapat juga digunakan untuk memprediksi indikator laba perusahaan yang lebih baik dimasa depan. Apabila konservatisme berpengaruh terhadap laba masa depan maka

Fairfield et al.(2002) menyatakan bahwa komponena laba perusahaan yang berupa arus kas dan akrual perusahaan dapat digunakan untuk memprediksi profitabilitas masa depan perusahaan. Penerapan akuantansi yang konservatif akan menyebabkan sedikit terjadinya bias dalam melakukan investasi. Perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatif, akan memperoleh return yang lebih rendah pada awal tahun investasinya namun akan menjadi lebih profitable pada tahun-tahun kemudian. Dengan akuntansi yang konservatif perusahan akan mengakui biaya cepat sehingga pada awal tahun investasi laba menjadi kecil namun pada tahun selanjutnya laba yang dihasilkan menjadi besar. Hal ini memperkuat dugaan penulis bahwa terdapat pengaruh antara konservatisme akuntansi dengan profitabilitas perusahaan dimasa depan.

Ahmed dan Duellman (2007) berpendapat bahwa konservatisme akuntansi bermanfaat bagi perusahaan karena menghindarkan perusahaan dari perilaku manajer yang melakukan investasi dengan NPV negatif serta lebih cepat mengakui kerugian ekonomi dari aktivitas investasi. Penerapan akuntansi yang konservatif dapat membatasi perilaku manajer yang terlalu oprtunis, konservatisme menjadikan investasi yang dilakukan akan menjadi lebih efektif. Hasil penelitian Ahmed dan Duellman (2007) menunjukkan bahwa secara relatif terhadap perusahaan yang kurang konservatif, perusahaan Ahmed dan Duellman (2007) berpendapat bahwa konservatisme akuntansi bermanfaat bagi perusahaan karena menghindarkan perusahaan dari perilaku manajer yang melakukan investasi dengan NPV negatif serta lebih cepat mengakui kerugian ekonomi dari aktivitas investasi. Penerapan akuntansi yang konservatif dapat membatasi perilaku manajer yang terlalu oprtunis, konservatisme menjadikan investasi yang dilakukan akan menjadi lebih efektif. Hasil penelitian Ahmed dan Duellman (2007) menunjukkan bahwa secara relatif terhadap perusahaan yang kurang konservatif, perusahaan

H1 : Akrual sebagai proksi konservatisme berpengaruh negatif terhadap profitabilitas masa depan perusahan

D. Tingkat Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Masa Depan

Mariewaty dan Setiani (2006) menyatakan penggunaan laporan keuangan sebagai aspek penilaian kinerja didasarkan atas informasi akuntansi, yang mencerminkan nilai sumber daya yang diperoleh perusahaan dari bisnisnya dan juga yang dikorbankan oleh para manajer untuk menjalankan aktivitas bisnis perusahaan. Salah satu informasi yang bermanfaat untuk menilia kinerja adalah laba. Lebih lanjut Mariewaty dan Setiani (2006) menjelaskan bahwa laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Dengan adanya pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan. Pertumbuhan Mariewaty dan Setiani (2006) menyatakan penggunaan laporan keuangan sebagai aspek penilaian kinerja didasarkan atas informasi akuntansi, yang mencerminkan nilai sumber daya yang diperoleh perusahaan dari bisnisnya dan juga yang dikorbankan oleh para manajer untuk menjalankan aktivitas bisnis perusahaan. Salah satu informasi yang bermanfaat untuk menilia kinerja adalah laba. Lebih lanjut Mariewaty dan Setiani (2006) menjelaskan bahwa laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Dengan adanya pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan. Pertumbuhan

Julianto dan Jogiyanto (2002) berpendapat bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, maka semakin besar kebutuhan-kebutuhan perusahaan tersebut atas dana untuk melakukan ekspansi finansial. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, maka perusahaan akan cenderung mempertahankan keuntungan dibandingkan dengan membayarkannya dalam bentuk dividen. Perusahaan yang sedang mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka dibutuhkan dana yang lebih besar untuk mendanai pertumbuhan tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan yang berarti makin rendah payout ratio nya. Namun apabila Julianto dan Jogiyanto (2002) berpendapat bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, maka semakin besar kebutuhan-kebutuhan perusahaan tersebut atas dana untuk melakukan ekspansi finansial. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, maka perusahaan akan cenderung mempertahankan keuntungan dibandingkan dengan membayarkannya dalam bentuk dividen. Perusahaan yang sedang mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka dibutuhkan dana yang lebih besar untuk mendanai pertumbuhan tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan yang berarti makin rendah payout ratio nya. Namun apabila

Fairfield et al.(2002) menyatakan tingkat pertumbuhan aktiva operasi perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dimasa depan. Aktiva merupakan potensi manfataat ekonomi yang memungkinkan adanya aliran kas ke dalam perusahaan dimasa depan. Apabila perusahaan memiliki pertumbuhan yang tinggi, maka potensi keuntungan dimasa depan juga tinggi. Tingkat pertumbuhan aktiva perusahan yang tinggi akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dimasa depan. Pertumbuhan perusahaan merupakan sinyal bagi investor yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik dimasa depan. Hal ini akan direaksi secara positif oleh pasar dengan meningkatnya nilai perusahaan.

Parwestri (2008) perusahaan yang sedang mengalami tingkat pertumbuhan yang makin cepat, maka dibutuhkan dana yang lebih besar untuk mendanai pertumbuhan tersebut. Bagi perusahaan yang bertumbuh, lebih senang menahan labanya daripada membayarkannya sebagai dividen kepada para pemegang saham agar biaya-biaya tidak membengkak. Semakin besar kebutuhan dana masa depan, semakin besar memungkinkan perusahaan menahan labanya. Tingkat ekspansi yang direncanakan perusahaan sebagai indikasi pertumbuhan perusahaan yang tinggi akan berakibat mengurangi dividen karena laba yang diperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktivitasi.

Fitzsimmons et al.(2005) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan aspek yang penting bagi investor. Pertumbuhan perusahaan dinilai sebagai sinyalement baik bagi perusahaan. Salah satu hal yang perlu untuk diperhatikan oleh investor adalah sumber dana yang dipakai untuk tumbuh. Perusahaan yang tumbuh memiliki penyerapan dana yang besar baik dari hutang maupun dari laba ditahan. Namun dekimian, pertumbuhan lebih sering direspon secara positif oleh investor. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi diharapkan akan memberikan keuntungan yang tinggi pula dimasa depan dengan memberikan return on asset yang tinggi pula. Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu cara investor untuk menilai kinerja perusahaan. Pertumbuhan aset yang tinggi diharapkan akan pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dimasa depan sehingga dapat bermanfaat bagi investor untuk menilai prospek perusahaan dimasa yang akan datang sebagai dasar dalam menentukan kebijakan investasinya.

H2 : Tingkat pertumbuhan aset berpengaruh positif terhadap profitabilitas masa depan perusahaan Kiryanto dan Supriyanto (2006) berpendapat perusahaan besar cenderung menggunakan metode yang dapat mengurangi laba periodik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Dengan kata lain bahwa perusahaan besar cenderung lebih konservatif dari pada perusahaan kecil dan sebaliknya. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yng ditunjukkan oleh total aktiva atau jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Jadi ukuran perusahaan merupakan ukuran atau H2 : Tingkat pertumbuhan aset berpengaruh positif terhadap profitabilitas masa depan perusahaan Kiryanto dan Supriyanto (2006) berpendapat perusahaan besar cenderung menggunakan metode yang dapat mengurangi laba periodik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Dengan kata lain bahwa perusahaan besar cenderung lebih konservatif dari pada perusahaan kecil dan sebaliknya. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yng ditunjukkan oleh total aktiva atau jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Jadi ukuran perusahaan merupakan ukuran atau