Penggumpalan Biologis Analisis Dampak Lingkungan

oleh PAM. Sebelum menyaring dengan alat ini sebaiknya didahului proses pengendapan dan penggumpalan.

D. Penggumpalan Biologis

Pengolahan biologis termasuk pengolahan sekunder. Sistem pengolahan sekunder biasanya hanya dimiliki oleh industri-industri berskala besar, karena memerlukan instalasi yang cukup besar dan kompleks.Efektivitas dan efisiensi pengolahan biologis dipengaruhi oleh:  Kondisi lingkungan : suhu, pH, oksigen, nutrien  Sifat limbah polutan  Jenis mikrobia Berdasarkan suhu pertumbuhan optimumnya, mikrobia dikelompokkan menjadi mikrobia psikrofil 4-10°C, mikrobia mesofil 20-40°C, mikrobia termofil 50-55 °C Sedangkan pH optimum untuk pertumbuhan kebanyakan mikrobia adalah 6-8. Berdasarkan kebutuhan oksigen untuk kehidupannya, mikrobia dikelompokkan menjadi mikrobia aerob hanya dapat hidup bila cukup oksigen, anaerob hanya dapat hidup bila tidak terdapat oksigen, mikrobia fakultatif dapat hidup pada keadaan adatidak ada oksigen. Untuk pertumbuhannya mikrobia perlu nutrien C, H, 0, N, P dalam bentuk sederhana. Sifat penting dari polutan yaitu kemudahan terdegradasi biodegradability, yang dipengaruhi oleh konsentrasi dan struktur kimia polutan. Konsentrasi polutan yang terlalu tinggi dapat meracuni mikrobia. Kompleksitas struktur kimia polutan akan mempengaruhi biodegradability sebagai berbanding terbalik, sehingga struktur alifatik sederhana lebih mudah terdegradasi daripada aromatik dan heterosiklik, alifatik pendek lebih mudah terdegradasi daripada alifatik panjang. Kemampuan mikrobia untuk mendegradasi senyawa polutan berbeda-beda. Kadang satu jenis mikrobia hanya mampu mendegradasi satu jenis polutan saja. Sebaliknya ada satu jenis mikrobia yang mampu mendegradasi beberapa jenis polutan. Oleh karena itu dengan menggunakan mixed culture akan memberikan efektifitas dan efisiensi yang lebih baik dalam biodegradasi polutan. Pengolahan sekunder antara lain trickling filter saringan biologis, activated sludge, pond, dan lagoon. Trickling filter berfungsi agar pencampuran antara air limbah dan mikrobia yang mampu mencerna air limbah tersebut berlangsung dengan baik. Alat ini memanfaatkan pecahan batu karang atau cadas sebagai media pertumbuhan mikrobia secara aerob mikrobia bersama-sama air limbah atau dapat juga dengan cara menginokulasi mikrobia yang sesuai. Oksidasi polutan organik terjadi pada saringan tersebut, sehingga secara bertahap mampu mengurangi BOD dari air limbah hingga sekitar 50-90. Bagan skematisnya seperti berikut ini. Gambar 29. Pengolahan air limbah trickling filter Ke dalam activated sludge pada umumnya dialirkan udara agar mikrobia aerob segera dapat tumbuh di dalam tangki pengolahan limbah. Nutrien yang dibutuhkan oleh mikrobia akan terus menerus dicukupi oleh gizi baru dari air limbah yang diolah. Oleh karena itu air limbah tersebut harus terus menerus ditambah dan diambildikeluarkan. Tetapi perlu diperhatikan bahwa air limbah tersebut juga harus cukup waktu di dalam tangki pengolahan untuk memberi kesempatan mikrobia melakukan kegiatannya sehingga BOD air limbah akan berkurang atau turun. Air yang berasal dari trickling filter dan activated sludge sering dipompa ke dalam pond atau lagoon. Kolam-kolam tersebut pond atau lagoon tersebut harus sedangkal mungkin untuk menjaga suasana aerob. Kolam-kolarn tersebut juga berfungsi untuk menurunkan BOD secara mikrobiologis, sehingga airnya dapat langsung dialirkan ke sungai atau danau Disamping itu juga memberi kesempatan untuk mengendapkan bahan padatan tersisa yang ikut bersama air. Disamping degradasi secara aerob, sludge yang dihasilkan dapat diolah secara anaerob. Pengolahan ini banyak digunakan dalam pengolahan air buangan industri. Degradasi secara anaerob banyak dilakukan untuk industri pengolahan unggas, rumah potong ternak, dan industri minuman. Disamping itu selama proses anaerob akan dihasilkan gas metan yang dapat digunakan sebagai bahan bakar, dan merupakan sumber tenaga untuk kompresor udara yang diperlukan dalam proses activated sludge.

E. Pengujian Fisika Air