Program Bina Upaya Kesehatan a. Latar Belakang

1 Pengesahan DIPA, yaitu DIPA turun tanggal 5 Desember 2013, namun direvisi sebanyak 3 tiga kali, dimana revisi terakhir tanggal 22 September 2014; 2 Pelaksanaan Konstruksi TTG Sarana Air Minum dan Sarana Sanitasi di Pondok Pesantren baru bisa melaksanakan tender pada bulan Oktober dan pelaksanaan konstruksi baru dimulai bulan Oktober berakhir sampai dengan tanggal 04 Desember 2014. Keterlambatan ini juga disebabkan karena DIPA revisi terlambat turun, sehingga tender baru dilakukan setelah DIPA revisi turun yaitu bulan Oktober; 3 Realisasi Keuangan tudak bisa mencapai 100 disebabkan karena ada dana yang tidak terpakai dan pencairan dana disesuaikan dengan biaya riil terutama pada perjalanan dinas paket meeting luar kota.

h. Solusi

1 Koordinasi dengan pihak ketiga utk mempercepat kegiatan dilapangan dan konsultasi ke propinsi dan pusat berkaitan dengan permasalahan tersebut diatas. 2 Bimtek dan pembinaan ke Lapangan, lokasi Teknologi Tepat Guna Sarana Air Minum TTG-SAM dan Perbaikan Sarana Sanitasi Pondok Pesantren

3. Program Bina Upaya Kesehatan a. Latar Belakang

Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu dari 10 KabupatenKota di Provinsi NTB dengan luas wilayah 1053,92 Km2 atau 105.392 Ha. Secara administratif Kabupaten Lombok Laporan Tahunan Dinas Kesehatan 2014 115 Barat terdiri atas 10 wilayah kecamatan, dengan 122 desa dan terdapat 699 dusun. Kecamatan terluas adalah wilayah kecamatan sekotong tengah dengan luas 529.4 km2 atau lebih dari separuh keseluruhan. Jumlah penduduk Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2013 adalah sebanyak 637.172 jiwa. Kualitas sumber daya manusia yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia IPM di Kabupaten Lombok Barat masih rendah bila dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Saat ini kondisi IPM Kabupaten Lombok Barat baru mencapai 67,48 yang tergolong IPM menengah ke bawah dan berada pada ranking 8 diantara 10 kabupaten kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kesehatan masyarakat merupakan bagian penting dari indeks pembangunan manusia. Permasalahan kesehatan yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat masih cukup besar. Angka kematian bayi, angka kematian ibu dan umur harapan hidup yang merupakan indikator hasil akhir dari status kesehatan masyarakat, masih belum sesuai dengan harapan. Berdasarkan laporan surveilans, jumlah kematian bayi di Kabupaten Lombok Barat tahun 2011 berjumlah 140 orang, tahun 2012 berjumlah 139 orang dan tahun 2013 berjumlah 90 orang. Penyebab kematian bayi lebih banyak disebabkan oleh BBLR, aspiksia, cacat bawan, penyakit infeksi dan penyebab lainnya. Jumlah absolut kematian ibu di Kabupaten Lombok Barat berdasarkan hasil surveilance yaitu sebanyak 12 orang pada tahun 2011, menurun pada tahun 2012 menjadi 8 orang dan tahun 2013 meningkat lagi menjadi 10 orang. Penyebab kematian ibu kontributornya paling tinggi masih disebabkan karena perdarahan, namun trendnya meningkat dari tahun sebelumnya. Sampai dengan saat ini di Kabupaten Lombok Barat masih tinggi penyakit penyakit menular berpotensial wabah yang terjadi. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan 2014 116 Beberapa penyakit yang masih menjadi masalah antara lain malaria, Demam berdarah, TB Paru, diare, ISPA, Chikungunya dan HIV AIDS. Tingginya kasus penyakit menular ini tidak terlepas dari buruknya kualitas lingkungan pemukiman, kurangnya ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana sanitasi air bersih dan jamban keluarga. Terjadinya permasalahan kesehatan tidak terlepas dari akses dan mutu pelayanan kesehatan yang tersedia. Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sangat tergantung pada ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan. Sampai dengan tahun 2013 ketersediaan sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Lombok Barat belum memadai. Salah satu sarana pendukung pendekatan akses dan mutu pelayanan kesehatan adalah ketersedian sarana transportasi yang cukup dan memadai, berupa kendaraan yang dipergunakan khusus untuk Puskesmas Keliling dengan berbagai tipe menyesuaikan dengan topografi masing-masing wilayah. Kondisi saat ini, Puskesmas Keliling di Kabupaten Lombok Barat sangat memprihatinkan. Dari 17 unit Puskesmas Keliling yang ada di 17 Puskesmas, 6 unit diantaranya dalam kondisi rusak berat dan tidak layak operasional, sedangkan beberapa lainnya juga dalam kondisi rusak sedang sehingga saat ini secara bertahap dibutuhkan pengganti yang layak untuk operasional, terlebih lagi memperhatikan kondisi geografis wilayah Kabupaten Lombok Barat maka dibutuhkan juga jenis Puskesmas Keliling double gardan untuk menjangkau wilayah sulit dan terpencil khususnya di wilayah kerja Puskesmas Sekotong dan Puskesmas Pelangan. Selain itu, untuk memperlancar pelaksanaan rujukan, khususnya rujukan dari Puskesmas Perawatan ke Rumah Sakit maka diperlukan Ambulan transport. Sedangkan untuk melaksanakan pengamanan Laporan Tahunan Dinas Kesehatan 2014 117 kesehatan pada even-even tertentu dibutuhkan juga ambulan standar yang representatif. Selama ini belum ada anggaran yang dapat digunakan untuk pengadaan kendaraan khusus Puskesmas Keliling sehingga dicoba untuk mengusulkannya melalui Dana Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2014, dengan harapan semoga semua Puskesmas mempunyai sarana transportasi berupa Puskesmas Keliling yang layak pakai.

b. Dasar Hukum