V-109
- Mekanikal test - Pengukuran
loss factor
pada bermacam-macam
temperature - Pengetesan dielektrik
- Pengetesan perambatan Creep Test
2. Site Test
1. Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-penyambungan dan pemasangan
kotak akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrikinsulation test.
2. Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak dapat dihapus.
E. PENERANGAN DAN KOTAK KONTAK Pasal 1
: Lampu Dan Armaturenya
1. Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambar-gambar
elektrikal. a. Semua
armatur lampu
harus mempunyai
terminal pentanahan grounding.
b. Reflector terutama untuk ruangan harus memakai bahan tertentu, sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat
tinggi. d. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal
block harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.
e. Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempuma. Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-
klemn tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
f. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat
dasar tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir dengan oven wama putih.
g. Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas
kimia serta cover dari clear polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.
V-110
j. Untuk lampu TL yang di-dimmer, ballast harus dari jenis
High-Frequency Electronic light regulating ballast, yang dapat men-dimmer lampu-lampu fluorescent TL, dan harus
pula dipergunakan single electronic ballast satu elektronik ballast untuk satu lampu fluorescent.
l. Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser,
dimana dudukan harus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser harus dari bahan gelas
susu atau satin etached opal plastic. Armatur down light tersebut harus tahan terhadap bahan kimia maupun gas
kimia.
m. Konstruksi armatur Down Light harus kuat untuk dipasang dengan lampu HPL-N 250 W maupun PL-9 WSL-18 W.
n. Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon untuk mencegah masuknya serangga. Diffuser
terpasang pada dudukan ulir, tidak boleh dengan memakai paku sekrup.
o. Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan desain Arsitek.
Pasal 2 :
Kotak Kontak Biasa
1. Kotak kontak dinding yangdipakai adalah Kotak kontak satu phasa, Rating 250 Volt, 13 Ampere, untuk pemasangan di
dinding. 2. Kotak kontak 1 satu phasa dilengkapi dengan saklar dan pilot
lamp untuk pemasangan rata dengan dinding dengan rating 250 volt, 13 Ampere.
3. Bahan dari Cover Plate. 4. Kotak kontak yang dipakai adalah Kotak kontak satu phasa
untuk pemasangan rata dinding dengan ketinggian 30 cm80 cm di atas lantai dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan. Harus di pasang mengikuti item e.
Pasal 3 :
Kotak Kontak Khusus
1. Kotak kontak khusus yang dipakai adalah Kotak kontak tiga phasa dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan . Rating 3 Phasa, 415 Volt, 16 A, 32 A dan 63 A yang dilengkapi MCB dan switch.
Pasal 4 :
Saklar Dinding
V-111
1. Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe rocker, dengan rating 250 Volt 10 ampere dari tipe single gang, double
gangs atau multiple gangs grid switches, saklar hotel single gang atau double gangs dipasang dengan ketinggian 1,20 m
atau ditentukan lain.
Pasal 5 :
Isolating Switches
1. Isolating switches harus dipasang pada dinding dan dilengkapi dengan indicating lamp. Rating isolating switch harus lebih tinggi
dari rating MCB MCCB pada feeder di panelnya. Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, fasa 415 Volt.
2. Switches harus dipasang pada box mengikuti item g.
Pasal 6 :
Box Untuk Saklar Dan Kotak Kontak
1. Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm.
2. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar atau Kotak kontak dinding terpasang pada box harus
menggunakan baut,
pemasangan dengan
cara yang
mengembang tidak diperbolehkan.
Pasal 7 :
Kabel Instalasi
1. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi Kotak kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti
atau lebih NYA, NYM, NYY. 2. Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode
wama insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut:
a. Fasa R : merah
b. Fasa S : kuning
c. Fasa T : hitam
d. Netral : biru
e. Grounding : hijaukuning
Pasal 8 :
Pipa Instalasi Pelindung Kabel
a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC kelas AW. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan
accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara
V-112
kotak sambung Qunction box dan armature lampu. c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan Kotak kontak
dengan pipa PVC khusus untuk power high impact conduit- heavy gange, minimum diameter 19 - 25 mm.
d. Seluruh instalasi rigid conduit dilengkapi dengan coupling spacer bar saddle, adaptor female and male thread, male and
female bushe, locknut dan perlengkapan lainnya. e. Conduite khusus harus harus digunakan type Explosion Proof,
Class IP - 65.
Pasal 9 :
Rak Kabel
1. Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder yang terbuat dari plat Mild Steel dengan
finishing Hot Dip Galvanis dilapisi oleh Zink Eromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia.
Pasal 10 :
Testing Pengujian
1. Testing dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan yang disahkan oleh lembaga yang berwenang pengujian
meliputi : a. Test ketahanan isolasi
b. Test kekuatan tegangan impuls c. Test kenaikan temperatur
d. Continuity test.
F. SISTEM PEMBUMIAN Pasal 1