1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Sedian ekstrak buah mengkudu Morinda citrifolia Linn manakah yang memiliki daya hambat paling besar dari jus noni, pacekap, sari noni, pace tea sebagai antibakteri
Staphylococus aureus. 2.
Apakah ada perbedaan daya hambat pada sediaan ekstrak buah mengkudu Morinda citrifolia Liin dari jus noni ,pacekap, sari noni, pace tea.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui sediaan ekstrak buah mengkudu Morinda citrifolia Liin manakah yang memiliki daya hambat paling besar dari jus noni, pacekap, sari noni, pace tea
sebagai antibakteri terhadap Staphylococus aureus. 2.
Untuk mengetahui perbedaan daya hambat pada sediaan ekstrak buah mengkudu Morinda citrifolia Liin dari jus noni ,pacekap, sari noni, pace tea sebagai efek
antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: 1.
Dapat diketahui perbedaan daya hambat pada jus noni, pacekap, sari noni, pace tea terhadap Staphylococcus aureus sebagai salah satu bakteri penyebab denture stomatitis.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih selektif dalam
memilih bahan alami sebagai pengobatan alternatif terhadap denture stomatitis 3.
Sebagai data dan informasi dalam menunjang perkembangan ilmu kedokteran gigi khususnya dalam bidang biologi oral dalam hal efek antibakteri sediaan ekstrak buah
mengkudu terhadap bakteri staphylococcus aureus sebagai penyebab denture stomatitis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mengkudu Morinda citrofolia liin
Mengkudu Morinda citrofolia liin merupakan tanaman obat yang cukup dikenal oleh masyarakat di Indonesia. Buah mengkudu yang masak dapat digunakan sebagai antibakteri
Staphylococcus aures dan bakteri lainnya
1
2.1.1 Klasifikasi Ilmiah
Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari mengkudu adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae Divisi
: Spermatophyta Subdivisi
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledone Anak kelas
: Sympetalae Bangsa
: Rubiales Suku
: Rubiaceae Genus
: Morinda Spesies
: Morinda citrifolia liin
1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Mengkudu Morinda citrofolia liin
2.1.2 Kandungan dan kegunaan mengkudu
Dulunya buah mengkudu hampir tidak pernah diperhatikan, bahkan singkirkan karena bau buahnya menyengat hidung. Banyak orang sinis memandangnya. Namun akhir-akhir ini
menjadi lain ceritanya. Terlebih setelah diketahui manfaat dan khasiatnya, banyak orang semakin peduli terhadap tanaman ini. Tanaman ini tergolong tumbuhan yang serba guna. Bagian tanaman
ini yang paling penting adalah daun dan buahnya. Buah mengkudu bersifat astrigen. Berkhasiat untuk menghilangkan lembab, meningkatkan kekuatan tulang, peluruh kencing diuretic,
peluruh haid, pembersih darah, meningkatkan daya tahan tubuh, anti kanker, pembasmi cacing, pereda batuk, pereda demam, anti radang, antibakteri, antiseptik, dan pelembut kulit. Khasiat lain
yang telah terbukti secara empiris, diantaranya buah mengkudu cukup mujarab untuk mengatasi hipertensi, diabetes mellitus, kolesterol, memperbaiki kinerja ginjal, dan mengurangi gejala
alergi. Telah banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli di dunia dalam usaha mengidentifikasi kandungan zat-zat di dalam tanaman mengkudu. Beberapa buku terkadang
mencampuradukkan zat-zat yang terkandung dalam satu bagian tanaman mengkudu misalnya akar dengan bagian lainnya, misalnya buah. Walaupun kemungkinan perbedaan antar bagian
Universitas Sumatera Utara
tanaman hanya pada kadarnya saja, tetapi tidak berarti zat yang terbukti terdapat pada satu bagian tanaman pasti akan terdapat pada bagian lain dari tanaman tersebut.
1,7,8,9
Setelah menelaah dan mengaitkan antara zat-zat yang terkandung dalam mengkudu, berbagai penggunaan tradisionalnya, dan efek-efek farmakologisnya, disimpulkan bahwa
terdapat beberapa zat aktif yang lebih berperan dibandingkan zat-zat lainnya di dalam buah mengkudu. Zat aktif utama tersebut meliputi: terpenoid, pewarna, antibakteri, ascorbic acid, beta
karoten, I-arginine, xeronine, dan proxeronine. Selain itu, mengkudu juga mengandung antraquinon dan scolopetin yang aktif sebagai antimikroba, terutama bakteri dan jamur yang
penting dalam mengatasi peradangan dan alergi. Di samping itu, kandungan adaptogini yang ada di dalamnya membuat buah ini dapat dikonsumsi secara rutin untuk menyegarkan badan.
2,8,9
Menurut para ahli kesehatan, bagian-bagian tanaman mengkudu mengandung zat-zat kimia sebagai berikut:
2
1. Akar tanaman mengkudu mengandung zat damnacanthal, sterol, resin, asperulosida,
morindadiol, morindon, soranjidol, antraquinon, dan glikosida. 2.
Kulit akar tanaman mengkudu mengandung zat kimia yang terdiri atas morindin, khlororubin, rubiadin, morindon, morindanigrin, aligarind-methyl-ether, soranjidol,
antraquinon, monometil, eter, dan lain-lain. 3.
Daun tanaman mengkudu mengandung zat kapur, protein, zat besi, karoten, arginin, asam glutamat, tirosin, asam askorbat, asam ursolat, thiamin, dan antraquinon.
4. Bunga tanaman mengkudu mengandung glikosida, antraquinon,
dan acasetin-7-0-beta-b+-glukopiransoida.
Universitas Sumatera Utara
5. Buah mengkudu mengandung alkaloid triterpenoid, skopoletin, acubin, alizarin,
antraquinon, asam benzoat, asam oleat, asam palmitat, glukosa, eugenol, dan hexanal. Aktivitas antibakteri Acubin, L-asperuloside, dan alizarin dalam buah mengkudu, sama
khasiatnya dengan senyawa antrakuinon lain dalam akar mengkudu, dan semuanya terbukti berkhasiat sebagai antibakteri. Senyawa ini berfungsi sebagai antibakteri seperti:
Pseudomonas aeruginosa, Proteus morgaii, Staphylococcus aureus, Baciillis subtilis, Escherichia coli,
Salmonella, dan Shigela. Unsur antibakteri yang terdapat dalam buah mengkudu ini juga berfungsi untuk pengobatan infeksi kulit, pilek, demam, dan masalah kesehatan lainnya yang
disebabkan oleh infeksi bakteri.
10
2.1.3 Aktivitas Antimikroba mengkudu
Salah satu zat kimia yang terkandung dalam mengkudu yang berkhasiat sebagai obat adalah xeronine, yang merupakan salah satu alkaloid yang berfungsi untuk mengaktifkan enzim-
enzim dan mengatur serta membentuk struktur protein. Selain itu zat lain yang terkandung dalam mengkudu seperti acubin, alizirin, dan antraquinon termasuk zat-zat antibakteri yang dapat
membunuh bakteri Pseudomonas aeruginosa, Proteus morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan bakteri yang mematikan, misalnya Salmonella dan
Shigella.
2
2.2 Staphylococcus aureus
2.2.1 Morfologi dan Identifikasi
Staphylococcus adalah bakteri gram positif berbentuk kokus yang terjadi dalam gugus mikroskopis mirip anggur. Kultur bakteri pada hidung dan kulit manusia normal selalu
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan staphylococci. Pada tahun 1884, Rosenbach menggambarkan dua jenis koloni berpigmen dari staphylococci dan mengusulkan tata nama yang sesuai yaitu Staphylococcus
aureus kuning dan Staphylococcus albus putih. Spesies yang terakhir ini dikenal Staphylococcus epidermidis. Meskipun lebih dari 20 spesies Staphylococcus dijelaskan dalam
Bergeys Manual 2001, hanya Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis yang signifikan dalam interaksinya dengan manusia. Staphylococcus aureus bersifat koagulase-
positif, yang membedakannya dari spesies lainnya. Bakteri ini adalah patogen utama pada manusia, dan pada dasarnya bakteri ini kebanyakan di jumpai pada anatomi lokal, termasuk kulit,
rongga mulut dan saluran pencernaan. Karakteristik bakteri ini adalah kokus gram positif dalam bentuk anggur karena mampu membelah diri ke segala arah, tidak mempunyai spora, tidak
bergerak, dan beberapa strain mempunyai kapsul.
11,12,13
2.2.2 Patogenesis Infeksi Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus memproduksi koagulase yang mengkatalisis perubahan fibrinogen menjadi fibrin dan dapat membantu organisme ini untuk membentuk barisan perlindungan.
Bakteri ini juga memiliki reseptor terhadap permukaan sel penjamu dan protein matriks misalnya fibronektin, kolagen yang membantu organisme ini untuk melekat. Bakteri ini
memproduksi enzim litik ekstraselular misalnya lipase, yang memecah jaringan penjamu dan membantu invasi. Selain itu, bakteri ini juga dapat menyebabkan berbagai supuratif nanah dan
toxinoses infeksi pada manusia. Hal ini menyebabkan lesi pada permukaan kulit seperti abses, styes hordeoluminfeksi staphylococcus yang biasanya mengenai kelopak mata dan furuncules
nodul yang terasa nyeri yang terdapat di kulit akibat peradangan, infeksi yang lebih serius dari
staphylococus ini dapat dilihat seperti pneumonia, mastitis, flebitis, meningitis, dan infeksi
Universitas Sumatera Utara
saluran kemih, dan infeksi dalam, seperti osteomielitis dan endokarditis. Staphylococus aureus sering juga penyebab utama dari Nasocomial infection luka bedah dan infeksi yang terkait
dengan berdiamnya peralatan medis. Staphylococus aureus merupakan faktor penyebab keracunan makanan dengan mengeluarkan enterotoksin ke dalam makanan, dan toxic shock
syndrome oleh lepasnya superantigens ke dalam aliran darah.
11,14
Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh staphylococcus aureus, patogenesis adalah multifaktorial, sehingga sulit untuk menentukan dengan tepat peran faktor-faktor tertentu.
Namun, ada korelasi antara strain terisolasi dari penyakit tertentu dan ekspresi determinan virulensi tertentu, yang menunjukkan peran dalam suatu penyakit tertentu. Aplikasi biologi
molekuler telah menyebabkan kemajuan dalam mengungkap patogenesis penyakit staphylococci.
11
Konsekuensi serius terhadap infeksi staphylococcus terjadi ketika bakteri menyerang aliran darah yaitu septikemia, bakteremia, dan mungkin menyebabkan abses pembenihan internal
lainnya, lesi pada kulit, atau infeksi di paru-paru, ginjal, jantung, otot rangka, atau meningens.
11
2.2.3 Staphylococcus aureus pada pasien denture stomatitis
Hasil penelitian Monroy et al melaporkan dari 50 pasien dengan denture stomatitis dengan pH rata-rata 5,2 ditentukan pada membrane mukosa yaitu Candida albicans 51,4,
Staphylococcus aureus 52,4,dan Streptococcus mutans 67,6.
6
2.3 Denture stomatitis
Denture stomatitis Denture sore mouth adalah suatu proses imflamasi yang sebagian besar melibatkan mukosa palatal di rongga mulut yang ditutupi oleh gigitiruan penuh.
14
Universitas Sumatera Utara
Biasanya manifestasinya adalah lesi erythematous, mukosa udematus dibawah dan di batasi pada daerah yang ditutupi oleh suatu gigitiruan penuh di rahang atas.
5
Lesi Atrophic dengan lesi erythematous dan hyperplastic merupakan bentuk dari denture stomatitis, lebih sering
terjadi pada pasien yang memakai gigi tiruan penuh, terutama yang menggunakan gigi tiruan pada malam hari saat tidur. Menurut penelitian 58 pasien yang menderita atropik denture
stomatitis adalah wanita dengan rata-rata usia 69 tahun.
3
2.3.1 Etiologi Denture stomatitis
Banyak faktor yang terlibat pada etiologi lesi ini telah dihubungkan dengan adanya Candida albicans dan mikroorganisme lainnya Staphylococcus aureus, Streptococcus sangius,
Streptococcus salivarius, Streptococcus mutans, Fusobacterium nucleatum Denture stomatitis juga dapat disebabkan oleh karena pemakaian gigitiruan. Selain itu, faktor lokal dan faktor
sistemik seperti pH saliva yang asam, diet tinggi karbohidrat, terapi antibiotik jangka panjang, terapi hormonal pada penyakit sistemik misalnya diabetes mellitus dan hipertensi arteri, juga
mempengaruhi timbulnya denture stomatitis.
3
Denture stomatitis secara klasik disebabkan karena trauma gigitiruan, oral hygiene dan kebersihan gigitiruan yang jelek, memakai gigitiruan
selama 24 jam, infeksi jamur dan hipersensitif pada bahan dasar gigitiruan.
5
Beberapa penelitian telah mengemukakan hubungan antara Candida albicans dengan beberapa bakteri rongga mulut seperti Streptococcus sanguis, Streptococcus salivarius,
Streptococcus mutans, Fusobacterium nucleatum, dan Actinomyces viscosus. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri ini meningkatkan adhesi jamur pada epitel rongga mulut dan pada
permukaan akrilik. Perlekatan ini meningkat secara in vitro ketika Candida diinkubasi bersama
Universitas Sumatera Utara
dengan Streptococcus mutans, Streptococcus sangius, Streptococcus salivarius atau beberapa bakteri lain.
3
Materi biomedikal dapat dikolonisasi oleh mikrooganisme yang memproduksi lapisan biofilm. Biofilm dibentuk oleh struktur komunitas mikroba di dalam kandungan material ekstra-
seluler. Pada kebanyakan kasus, plak bakteri dihasilkan oleh Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Candida albicans dan Candida parapsilosis merupakan spesies
jamur yang paling sering ditemukan pada plak ini. Meskipun demikian, spesies Candida dubliniesis, yang lebih predominan terhadap habitat oral, merupakan penghasil plak yang efektif
pada permukaan akrilik. Protein saliva terutama musin yang menutupi mukosa oral dan permukaan dalam protesa berperan sebagai reseptor yang spesifik dari Candida albicans dan
mikroorganisme lain.
3
2.3.2 Tipe-tipe Denture stomatitis
Ada 3 tipe denture stomatitis yaitu: 1.
Tipe I Newton: inflamasi lokal sederhana atau pinpoint hiperemi yang bermanifestasi sebagai area inflamasi diskret fokal pada palatum.
2.
Tipe II Newton: eritema difus pada mukosa yang berkontak dengan basis gigi tiruan.
3. Tipe III Newton: permukaan granular atau inflamasi hiperplasia papila pada palatum.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Gambaran klinis denture stomatitis
Universitas Sumatera Utara
BAB III 3.1
KERANGKA KONSEP
Buah Mengkudu
Alkaloid, Skopoletin, Acubin, Alizarin,
Antraquinon, Asam benzoat, Asam oleat, Asam
palminat, Glukosa, Eugenol, Hexanal, Xeronine,
Antraquinon dan Skopoletin
Menghambat sintesis RNA
Menghambat sintesa DNA dan Protein
Replikasi sel terganggu
Biosintesis membransel Staphylococcus aureus
terhambat
Gangguan fungsi sel
Sel lisis
Sel mati
Universitas Sumatera Utara
Diagram di atas menunjukkan mekanisme buah mengkudu dalam membunuh sel bakteri. Komponen aktif buah mengkudu yaitu Alkaloid triterpenoid, Skopoletin, Acubin, Alizarin,
Antraquinon, Asam benzoat, Asam oleat, Asam palminat, Glukosa, eugenol, Hexanol, dan Xeronine, yang masing masing mempunyai khasihat tersendiri.
Akan tetapi Antraquinon yang akan di ubah menjadi komponen bioaktif akan menghambat sintesa DNA, RNA, dan Protein
yang akan menyebabkan replikasi sel terganggu. Replikasi sel yang terganggu akan berakibat terhambatnya sintesa membrane sel, yang mengakibatkan sel lisis kemudian mati.
2
3.2 HIPOTESA PENELITIAN
Dari uraian di atas dapat di ambil hipotesa : 1.
Sediaan ekstrak buah mengkudu Morinda citrifolia Liin dari jus noni, pacekap, sari noni, pace tea memiliki daya hambat terhadap Staphylococus aureus
2. Ada perbedaan daya hambat pada ekstrak buah mengkudu Morinda citrifolia Liin dari
jus noni ,pacekap, sari noni, pace tea.
Universitas Sumatera Utara
3.3 SKEMA ALUR PENELITIAN