Menurut Yoeti 2008, dilihat dari kacamata ekonomi makro, jelas pariwisata memberikan dampak positif, karena sebagai suatu industri :
1. Dapat menciptakan kesempatan berusaha. Dengan datangnya wisatawan, perlu
pelayanan untuk menyediakan kebutuhan need, keinginan want dan harapan expectation wisatawan yang terdiri berbagai kebangsaan dan tingkah lakunya.
2. Dapat meningkatkan kesempatan kerja employments. Bayangkan saja, bila
sebuah hotel dibangun dengan kamar sebanyak 400 kamar, paling sedikit diperlukan karyawan 600 orang dengan ratio 1: 1,5.
3. Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan pendapatan
masyarakat, sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari pengeluaran wisatawan yang relatif cukup besar itu.
4. Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi daerah. Seperti
kita ketahui tiap wisatawan berbelanja selalu dikenakan pajak sebesar 10 persen sesuai Peraturan Pemerintah yang berlaku.
5. Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto GDB.
6. Dapat mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan sektor
ekonomi lainnya.
2.3. Tingkat Kesejahteraan Masayarakat
Menurut Todaro 2000, ada tiga komponen yang dapat diukur dari hakekat pembangunan. Ketiga komponen itu adalah kecukupan sustenance, jati diri self-
esteem serta kebebasan freedom. Ketiga hal inilah yang merupakan tujuan pokok
Universitas Sumatera Utara
yang harus dicapai oleh setiap orang dan masyarakat dalam proses pembangunan. Ketiganya berkaitan secara langsung dengan kebutuhan-kebutuhan manusia yang
mendasar, yang terwujud dalam berbagai macam manifestasi bentuk di hampir semua masyarakat dan budaya sepanjang zaman.
Selain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pembangunan juga berupaya menumbuhkan aspirasi dan tuntutan masyarakat untuk
mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Salah satu akibat dari pembangunan yang hanya menerapkan paradigma pertumbuhan semata, adalah munculnya kesenjangan
antara kaya dan miskin, serta pengangguran yang merajalela. Tantangan utama pembangunan adalah untuk memperbaiki kehidupan.
Kualitas kehidupan yang lebih baik memang mensyaratkan adanya pendapatan yang tinggi. Namun kiranya pendapatan bukanlah satu-satunya ukuran kesejahteran.
Banyak hal lain yang tidak kalah pentingnya yang harus diperjuangkan, mulai dari pendidikan, peningkatan standar kesehatan dan nutrisi, pemberantasan kemiskinan,
perbaikan kondisi lingkungan hidup, pemerataan kesempatan, pemerataan kebebasan individual dan penyegaran kehidupan budaya.
Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari berbagai komponen yang dapat menggambarkan apakah masyarakat tersebut sudah berada pada kehidupan
yang sejahtera atau belum. Komponen yang dapat dilihat antara lain keadaan perumahan di mana mereka tinggal, tingkat pendidikan, dan kesehatan. Badan Pusat
Statistik 2000 menyatakan bahwa komponen kesejahteraan yang dapat dipakai sebagai indikator kesejahteraan masyarakat adalah kependudukan, tingkat kesehatan
Universitas Sumatera Utara
dan gizi masyarakat, tingkat pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi masyarakat, keadaan perumahan dan lingkungan, dan keadaan sosial budaya.
Di samping komponen yang dikemukakan di atas, ada komponen lain yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat misalnya luas kepemilikan lahan
Djohar, 1999. Hal ini dimungkinkan karena dilihat dari segi ekonomi, lahantanah merupakan earning asset yang dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan,
sedangkan dilihat dari segi sosial, lahantanah dapat menentukan status sosial seseorang terutama di daerah perdesaan.
2.4. Pengembangan Wilayah