23
Gambar 3. Jawaban tertulis RK soal
combinatorial multiplication
B. Subjek AF
1. Soal cerita tipe
scalar multiplication
Subjek yang kedua adalah AF dimana ia sedikit pemalu. Saat pertama diwawancarai, ia terlihat malu dan seperti takut dengan orang asing. Saat menjawab pertanyaanpun
suaranya sangat kecil dan tidak berani melihat penulis. Dari hasil wawancara, AF menyukai pelajaran matematika meskipun ia menjawab dengan malu-malu dan sedikit
takut. Setelah diberikan soal tipe s
calar multiplication
, AF membaca soal tersebut dengan suara lirih. Ketika diberikan selembar kertas untuk menjawab, AF menulis kembali soal
tersebut pada lembar jawabnya. Ternyata, AF tetap tidak mengerti dengan soal yang diberikan. Hal ini nampak ketika AF ditanya berapa harga 1 buku tulis ia hanya bergumam
dan akhirnya menjawab seratus ribu. Penulis meminta AF untuk membaca soal kembali dan ia menjawab dua ratus ribu rupiah. AF tidak memahami soal yang diberikan dan ia
juga menjawab soal dengan asal-asalan. Pertama kali ditanya berapa harga lima buku tulis, ia menjawab enam ribu dan saat ditanya mengapa bisa 6000, ia tidak bisa menjawab.
Dalam pekerjaannya, AF juga menuliskan cara ��.
. + = . kemudian ia
24
mengganti jawabannya kembali di tempat yang sama sehingga tulisannya menumpuk. AF juga tidak bisa menyebutkan apa yang diketahui dari soal. AF kemudian menjawab lagi
harga 5 buku ��. .
. . Dalam penulisannya pun, AF masih salah dalam penggunaan koma atau titik. Saat ditanya mengapa bisa 50.000, ia malah menjawab lima puluh dua
ribu. Penulis mencoba membantu dengan menerjemahkan soal ke dalam gambar, namun
AF tetap saja tidak bisa menghitung harga 5 buku tersebut. Setelah diberikan petunjuk oleh penulis, AF mengerti bahwa harga 1 buah buku tulis adalah Rp. 2000,00. Saat ditanya
kembali harga 2 buku tetap saja ia tidak bisa menjawabnya kemudian menjawab asal tiga ribu kemudian menjawab lagi lima ratus rupiah, dan kembali menjawab lima ratus ribu
rupiah, namun ketika ditanya mengapa bisa begitu ia juga tidak bisa menjawab. AF masih belum bisa menjawab soal meskipun sudah diberikan petunjuk dengan
menggunakan gambar, oleh karena itu penulis memberikan benda nyata berupa 5 buah buku tulis dan uang 2000-an. Penulis juga memeragakan bahwa 1 buah buku tulis dapat
dibeli dengan selembar uang 2000-an, namun AF tetap saja tidak bisa menjawab soal. Di sela-sela penulis mewawancarai dengan menggunakan benda nyata, penulis bertanya
secara lisan mengenai perkalian biasa yaitu hasil dari × . Ternyata saat ditanya hal
sederhana tersebut, AF tidak bisa menjawab dan kemudian menjawab enam. Penulis kembali memeragakan dengan menggunakan buku tulis dan uang 2000-an dan AF tetap
tidak bisa menjawab meskipun sudah berulang kali diberikan petunjuk. Ketika ditanya berapa harga 2 buku tulispun ia tidak bisa menjawab. Penulis mencoba untuk membalik
pertanyaan “kalau dua ribu dapat berapa buku?” AF tetap saja tidak bisa menjawab. Hal tersebut menandakan bahwa AF tetap tidak bisa memahami soal meskipun sudah diberikan
d engan menggunakan gambar dan benda nyata. Penulis juga menanyakan “kalau mau beli
5 buku, berarti ada berapa uang 2000- an?” namun tetap saja AF tidak bisa menjawab.
Karena AF sudah mulai bosan dan mengantuk, maka penulis mengakhiri wawancara untuk soal ini.
25
Gambar 4. Jawaban tertulis AF soal
scalar multiplication
2. Soal cerita tipe
array multiplication
Hal pertama yang AF lakukan ketika mengerjakan soal tipe
array multiplication
adalah membaca soal dengan lirih kemudian menuliskan soal di lembar jawabnya. Setelah selesai menulis soal, ia langsung menuliskan jawabannya beserta caranya. Ia menuliskan
“ × = + + + + = . Cara yang digunakan AF sudah tepat termasuk secara konsep
matematika dimana
× = + + + + dan
bukan × = + + + namun, ia salah dalam menghitung hasil × . Ia tidak bisa
menentukan nilai × secara langsung, namun harus menjumlahkannya terlebih dahulu.
Pertama, AF menjumlahkan + = 8, kemudian menjumlahkan + yang lain.
Kemudian menjumlahkan 8 + 8 dan hasilnya 16. Namun, AF salah menghitung nilai
+ . Ia menghitung + adalah 30, sehingga ia menjawab soal tersebut 30. Ia
kembali menghitung jawabannya dan menuliskan hasilnya jawabannya dengan benar, yaitu 20. Saat penulis menanyakan mengapa bisa menggunakan cara itu, AF tidak bisa
menjawab.
26
Gambar 5. Jawaban tertulis AF soal
array multiplication
3. Soal cerita tipe c
ombinatorial multiplication
Saat mengerjakan soal tipe
combinatorial multiplication
, subjek AF langsung menulis soal di lembar jawabnya. Ia juga langsung menuliskan jawabannya pada lembar
jawabnya namun, ia menulis + = sehingga jawabannya 6 pasang. Setelah penulis
bertanya mengapa bisa ditambah, ia langsung mengganti jawabannya yang semula ditambahkan menjadi dikalikan. Ia tidak menulis ditempat yang baru, namun pada tulisan
awalnya sehingga tulisannya menumpuk. AF menyelesaikan perkalian dengan membuat penjumlahan berulang. Secara konsep matematika, ia menuliskan penjumlahan berulang
dengan tepat, yaitu × = + = 8.
Penulis kembali menanyakan mengapa dikali, AF hanya diam saja. Awalnya, AF belum mengerti mengenai 1 pasang baju. Penulis mencoba untuk sedikit memberikan
petunjuk dengan meminta AF menggambar 1 celana panjang, 1 celana pendek, dan 4 baju. Dengan menggunakan gambar tersebut, ia bisa menentukan 1 pasang baju meskipun
sebelumnya harus diberikan contoh oleh penulis. Ternyata, AF berpikir bahwa 1 celana hanya bisa dipakai untuk 1 baju sehingga ia tidak dapat menemukan banyaknya pasangan
baju dan celana yang mungkin.
27
Gambar 6. Jawaban tertulis AF soal
combinatorial multiplication
C. Subjek AR