Instrumen Penelitian Uji Validitas dan Reliabilitas

52

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data Soekidjo Notoatmodjo, 2002:48. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui pemberian ASI, perilaku ibu dan kondisi lingkungan rumah. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan rumah yang meliputi lokasi sumur gali, kondisi jamban, kondisi sarana pembuangan air limbah, kondisi sarana pembuangan sampah dan kondisi kandang ternak.

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Validitas Validitas adalah sejauh mana instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur, sesuai dengan yang sesungguhnya dimaksudkan peneliti Bhisma Murti, 1997:49. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah disusun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor nilai tiap item pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Selanjutnya dihitung korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor total. Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi product moment dengan pearson yang rumusnya sebagai berikut : 53 { } { } 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N R ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = Keterangan : X = Item soal Y = Skor total N = Jumlah anggota sampel Soekidjo Notoatmodjo, 2002:129-131 Berdasarkan hasil uji coba kuesioner penelitian menunjukkan bahwa 23 item soal yang diujikan terdapat 21 item soal yang dikatakan valid yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23. Item soal ini dikatakan valid karena r hitung r tabel , yaitu r hitung 0,444 dengan N = 20, sedangkan pada item soal nomor 10 r = 0,000, 14 r = 0,000 dan 18 r = 0,000 dikatakan tidak valid karena nilai r hitung r tabel, yaitu r hitung 0,444. 3.7.2 Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama Soekidjo Notoatmodjo, 2002:133. Metode untuk melakukan uji reliabilitas adalah dengan menggunakan metode Alfa-Cronbach. Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel atau tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95 atau tingkat signifikan 5. Rumus koefiisensi reliabilitas Alfa Cronbach: 54 ri = ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ ∑ − − 2 2 1 1 St Si k k Keterangan : K = Mean kuadrat antara subyek ∑ Si 2 = Mean kuadrat kesalahan St 2 = Varians total Sugiyono, 2004: 283 Berdasarkan uji coba reliabilitas kuesioner penelitian, diperoleh r Alpha r tabel, yaitu r Alpha pengetahuan = 0,914 dengan nilai N = 20 maka hal ini menunjukkan bahwa kuesioner tersebut dikatakan reliabel.

3.8 Teknik Pengambilan Data

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Usia 2 Bulan-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Usia 2 Bulan-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP-ASI DINI DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA BAYI USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Pemberian MP-ASI DINI Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Kartasura, Sukoharjo.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP-ASI DINI DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA BAYI USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Pemberian MP-ASI DINI Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Kartasura, Sukoharjo.

0 1 22

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA BAYI USIA 1-6 BULAN Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

1 2 14

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA BAYI USIA 1-6 BULAN Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten K

0 3 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten K

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009.

1 7 109

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI, PERILAKU IBU DAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL KABUPATEN KENDAL TAHUN 2009.

0 0 2