Batik tulis Proses Pembuatan Kain Batik

2.2.3.1 Batik tulis

Batik tulis adalah batik yang proses pembatikan khususnya dalam membuat motif batik dengan cara ditulis menggunakan canting tulis dan menutup motif yang tidak dikehendaki terkena zat warna dengan malam batik. Proses membuat batik tulis : 2.2.3.1.1 Tahap persiapan membatik Mengolah kain dengan diloyor dan dikemplong untuk menghilangkan kanji dari bahan yang diperoleh di pasaran, karena bahan yang masih mengandung kanji, akan menghambat masuknya zat warna ke bahan tersebut. Ngloyor yaitu merebus air kemudian merendam kain selama 1 hari selain sutera dalam air tersebut. Ngemplong yaitu memukul-mukul kain yang dibasahi air dengan menggunakan kayu. Tujuan ngemplong adalah meningkatkan daya serap kain yang akan dibatik. 2.2.3.1.2 Tahap pembuatan motif Pembuatan motif di bahan, maka bahan tersebut harus dalam keadaan kering dan alat yang digunakan adalah dengan pensil 4 B. Menurut Didik Riyanto 2002:21 bahwa motif batik umumnya berbentuk : 1 Stilasi, yaitu penggayaan, mengadakan perubahan bentuk yang lebih bergaya dengan tidak meninggalkan cirri-ciri aslinya. 2 Distorsi, yaitu mengadakan perubahan bentuk dengan maksud menonjolkan sebagian unsur yang terkandung dalam suatu obyek menonjolkan karakter, seperti pada wayang kulit 3 Dekortatif, yaitu penyederhanaan bentuk, tidak memperhatikan atau memperhitungkan perspektif maupun tiga dimensi, cenderung kearah hiasan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pembuatan motif adalah membuat rancangan pola atau motif Ngrengreng, memberi lilin atau malam pada garis luar motif dengan alat canting Nglowong, memberi ragam hias pengisi di dalam objek motif berupa isen-isen Mbatik. Isen-isen berupa cecek, pasiran, sisik melik, sawutan, ukelan, lar-laran. Tahap selanjutnya adalah memberi malam pada bagian buruk kain sesuai dengan motif dan isen-isen yang telah dibuat pada bagian baik kain Nerusi, kemudian memberi malam pada bagian yang tidak bermotif dengan menggunakan canting berlubang besar atau kuas Nembok, dan meremas kain yang telah diberi malam atau lilin batik untuk menciptakan motif-motif pecah Ngremuk. 2.2.3.1.3 Tahap Pewarnaan Pada umumnya, konsumen menghendaki agar warna dari bahan tekstil akan tetap tahan selama dipakai. Tetapi warna pada bahan tekstil umumnya ada yang dapat hilang atau luntur karena pencucian, penggosokan, keringat, sinar matahari atau migarsi. Selain jitu ada juga warna yang dapat merusak warna tekstil, misalnya belerang. Pewarnaan pada bahan tekstil ada 2 macam, yaitu sebagai berikut : 1 Pewarnaan yang sama dan merata pada seluruh permukaan bahan. Proses pewarnaan ini disebut pencelupan Dyeing. 2 Pewarnaan satu warna atau lebih pada tempat-tempat tertentu pada permukaan bahan. Proses pewarnaan ini disebut pencapan Printing Goet Puspo, 2002 : 51. Tahap pewarnaan batik terdiri dari tiga tahap, yaitu medel, mbironi, dan nyoga. Medel adalah pemberian warna dasar, mbironi adalah menutup bagian-bagian kain dengan menggunakan lilin yang nantinya harus tetap berwarna biru, dan nyoga adalah pemberian warna cokelat atau soga setelah dikerok. 2.2.3.1.4 Tahap penghilangan malam Penghilangan malam atau lilin dari kain setelah proses pewarnaan dengan dua cara, yaitu nglorod dan ngerok. Nglorod adalah membersihkan kain dari malam dengan cara menggunakan air yang telah dicampur dengan tawas dan kanji.dengan cara direbus tetapi untuk kain sutera dilorod dengan bensin. Ngerok ialah menghilangkan malam batik dengan cara mengikis menggunakan pisau atau logam tipis.

2.2.3.2 Batik Cap