Kerangka Berfikir Hubungan antara Kualitas Produk Batik Semarang dengan Loyalitas Konsumen di Industri Batik Semarang 16.

c. Referral adalah rekomendasi positif kepada orang lain tentang produk yang dipakai. Tahapan seorang konsumen dapat dikatakan memiliki loyalitas terhadap suatu produk, yaitu suspect, prospect, customers, clients, advocades, dan partners. 1. Suspect, semua orang yang mungkin akan membeli produk. 2. Prospect, adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk tertentu., dengan mempunyai kemampuan untuk membelinya. 3. Customers, tahap ini konsumen sudah melakukan hubungan transaksi dengan perusahaan, tetapi tidak mempunyai perasaan positif terhadap perusahaan. 4. Clients, konsumen telah membeli ulang pada perusahaan, mereka mempunya perasaan positif terhadap perusahaan. 5. Advocades, tahap ini cliens secara aktif mendukung perusahaan dengan memberikan rekomendasi kepada orang lain agar mau membeli pada perusahaan tersebut. 6. Partners, tahap ini telah terjadi hubungan yang kuat dan saling menguntungkan antara perusahaan dengan konsumen. Pada tahap ini konsumen akan menolak produk dari perusahaan lain.

2.5 Kerangka Berfikir

Setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh kepada kualitas. Perhatian penuh kepada kualitas akan memberikan dampak positif kepada bisnis melalui dua cara, yaitu dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan. Keistimewaan atau keunggulan produk dapat diukur melalui tingkat kepuasan pelanggan. Keistimewaan ini tidak hanya terdiri dari karakteristik produk yang ditawarkan, tetapi juga pelayanan yang menyertai produk tersebut, seperti kesesuaian dengan pesanan, kesopanan dan keramahan dalam memberikan layanan. Kualitas produk berhubungan erat dengan kepuasan satisfaction. Konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk kemudian merasakan manfaat dari produk yang mereka beli, selanjutnya mereka merasakan puas akan produk tersebut, maka konsumen menyatakan bahwa produk tersebut berkualitas. Konsumen yang merasa puas akan mendorong konsumen tersebut sehingga menjadi loyal. Selain kualitas produk barang, kualitas layanan yang meliputi kesopanan, keramahan dan sikap menghargai juga dibutuhkan untuk mencapai kepuasan konsumen. Dengan demikian konsumen langsung merasakan kualitas produk tersebut. Loyalitas konsumen di industri Batik Semarang 16 sangat diperlukan untuk keberlangsungan suatu produksi, mengingat bahwa industri Batik Semarang 16 merupakan produsen terbesar yang memproduksi batik Semarang di kota Semarang. Industri Batik Semarang 16 memproduksi kain Batik Semarang. Produk tersebut tidak dapat lepas dari kualitasnya, dengan indikator : desain produk, bahan baku, kualitas tahan luntur warna dan daya serap air, pengemasan, harga, dan layanan. Konsumen mempunyai persepsi mengenai kualitas produk dengan indikator tersebut. Jika persepsi-persepsi tersebut dapat mempengaruhi minat membeli, berarti konsumen tidak bisa dikatakan loyal tetapi jika persepsi-persepsi tersebut tidak berpengaruh, maka konsumen dapat dikatakan loyal. Konsumen dapat dikatakan loyal apabila konsumen merasa puas dengan kualitas produk yang diberikan dan konsumen memiliki keinginan untuk membeli kembali. Indikator dari loyalitas konsumen meliputi : Retention yang berarti kebal terhadap produk tertentu karena memiliki kesan positif sehingga tidak tertarik pada produk lain; Repeat, pembelian kembali atas hasil produk barang yang dibeli, dan Referral yang berarti konsumen merekomendasikan informasi positif kepada orang lain tentang produk yang dipakai. Apabila ketiga indikator tersebut terpenuhi, maka loyalitas konsumen dapat tercapai. Puas Tidak puas Gambar 2.12 Kerangka Pemikiran Penelitian Kualitas Produk batik Semarang :  Desain produk  Bahan baku  Tahan luntur warna dan daya serap air  Pengemasan  Harga  Layanan Produk yang diharapkan Produk yang dirasakan Indikator loyalitas Konsumen :  Retention  Repeat  Referral Loyalitas Konsumen Loyalitas konsumen perlu dikaji lebih lanjut karena untuk mendukung kelestarian batik Semarang maupun keberadaan industri batik itu sendiri. Loyalitas konsumen diyakini dipengaruhi oleh kualitas produk.

2.6 Hipotesis Penelitian