BAB V PENUTUP
A.        Kesimpulan
Uraian  yang  telah  dibahas  dari  bab-bab  sebelumnya  dapat  disimpulkan bahwa kesenian  jathilan  Jamrut  Ijo  tercipta atas adanya  tuntutan dari pemerintah
yang  menunjuk  Garotan  sebagai  salah  satu  desa  wisata  karena  potensi  alam  dan kebudayaan  yang  dimilkinya  sehingga  munculah  gagasan  dari  warga  Dusun
Garotan untuk mengembangkan kesenian jathilan yang sudah ada. Jathilan Jamrut Ijo adalah jathilan kreasi yang merupakan pengembangan dari jathilan klasik yang
dulu diciptakan oleh Bapak Podo. Jamrut  Ijo  dikembangkan  oleh  seorang  seniman  dari  Jogja  bernama  Iwan
Mustofah.  Dalam  hal  ini  beliau  berperan  sebagai  korografer  dan  penata  iringan. Kehadiran  beliau  serta  gagasan  inovatif  yang  telah  mengembangkan  kesenian
jathilan  Garotan  menjadi  sebuah  kesenian  jathilan  kreasi  mampu  menjadikan Jamrut  Ijo  sebagai  icon  Garotan.  Kesenian  kerakyatan  tradisional  ini  menjadi
kesenian unggulan bagi masyarakat setempat karena berkat adanya perkembangan tersebut  Dusun  Garotan  menjadi  semakin  dikenal  oleh  masyarakat  luar  daerah
maupun wilayah lain. Sebelum    adanya    perkembangan    kesenian    jathilan    Garotan    memiliki
bentuk penyajian yang masih sederhana baik dari gaya gerak, iringan, tata rias dan busana  serta  pola  lantainya.  Penyajian  kesenian  jathilan  pada  waktu  itu  masih
terdapat  adegan  trance,  yakni  kondisi  penari  yang  mengalami  kerasukan.  Gaya
75
gerak yang digunakan berupa serangkaian ragam gerak tari yang dilakukan secara berulang-ulang  sehingga  terlihat  monoton.  Begitu  juga  dengan  iringan  yang
disajikan  masih  bersifat  monoton  karena  hanya  mengandalkan  tempo-tempo tertentu  yang  diulang-ulang  sehingga  tidak  ada  dinamika  dari  iringan  tersebut.
Rias  dan  busana  yang  dikenakan  masih  sederhana  belum  memiliki  kejelasan karakter terhadap penari.
Setelah  adanya  perkembangan  yang  memunculkan  kelompok  kesenian jathilan  Jamrut  Ijo  bentuk  penyajian  dari  pementasan  kesenian  jathilan  Dusun
Garotan  semakin  berkembang  dan  memiliki  ciri  khas  terendiri  yang  lain  dari penyajian  jathilan  di  daerah  lain.  Dari  segi  gerak,  Jamrut  Ijo  tidak  lagi
menampilkan adegan trance. Pola gerak  yang dibuat semakin bervariasi dan tidak monoton.  Iringan  yang  disajikan  sudah  memiliki  dinamika  dan  ritme  yang  lebih
harmonis.  Penggunaan  rias  dan  busana  lebih  jelas  sehingga  karakter  pada  penari lebih kuat.
Tanggapan  masyarakat  terhadap  kesenian  jathilan  Jamrut  Ijo  sebagai kesenian unggulan daerah  Garotan direspon secara baik.  Mereka mendukung dan
sangat bangga pada kesenian yang ada di Garotan yang dapat menjadi ikon Dusun Garotan  melalui  karya  seni  tari.
Dengan  Dusun  Garotan  sebagai  desa  wisata harapan  kita kedepan  kesenian ini dapat sebagai  kesenian  yang dapat disuguhkan
kepada para wisatawan  yang berkunjung ke Dusun Garotan sehingga kesenian ini bukan  hanya  sekedar  hiburan  tapi  mampu  untuk  meningkatkan  pendapatan
ekonomi  masyarakat. Selain  itukesenian  jathilan  Jamrut  Ijo  ini  dapat  semakin