Sejarah Dusun Garotan Gambaran Umum Lokasi Penelitian

atau gerak tari, properti, ataupun iringan musik gamelannya. Pemanfaatan bahan yang ada di lingkungan sekitar yang bersifat “seadanya” digunakan untuk memenuhi ketiga komponen tersebut. Pergelaran seni jathilan biasanya diselenggarakan di pekarangan sawah yang luas. Kesenian ini diselenggarakan setiap kegiatan merti dusun, nyadran, dan tahun baru. Adanya pencanangan program pariwisata oleh pemerintah dengan diturunkannya SK Gubernur di Desa Bendung, maka Dusun Garotan ditunjuk sebagai salah satu desa wisata Kabupaten Gunungkidul. Salah satu dari SK Gubernur tersebut mewajibkan Dusun Garotan memiliki kesenian unggulan sehingga dapat menjadi konsumen bagi wisatawan domestik maupun non domestik. Tuntutan tersebut memunculkan keinginan dari pihak internal komunitas maupun pihak eksternal yang datang dari luar komunitas untuk mengembangkan kesenian jathilan menjadi kesenian tradisional dengan pola sajian yang menarik dan variatif sehingga seni jathilan yang dulu berfungsi hanya sebagai bagian upacara, kini dapat menjadi tontonan dan hiburan masyarakat. Oleh karena itu masyarakat Dusun Garotan mendatangkan seniman dari luar komunitas untuk membantu proses perkembangan jathilan yang ada, hingga kesenian jathilan Garotan dapat mengalami perkembangan yang melahirkan berbagai gaya dan variasinya, serta mampu memberikan perubahan pada adegan, struktur gerak, rias busana, properti hingga variasi iringan. Dalam hal ini warga Dusun Garotan memberdayakan pemuda untuk turut berpartisipasi dalam pelestarian dan perkembangan kesenian jathilan ini, seperti anak-anak dan generasi muda usia sekolah. Oleh sebab itu kelompok kesenian jathilan Dusun Garotan dinamakan dengan Jamrut Ijo, yang merupakan kepanjangan dari “ Jathilan Muda Garotan Icon Jogja ”.

C. Perkembangan Bentuk Penyajian Kesenian Jathilan Jamrut Ijo

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan penelitian dalam aspek gerak, iringanmusik, tata rias dan busana, perlengkapan tari properti, dan tempat pertunjukan yaitu:

1. Gerak tari

Gerak dalam kehidupan sehari-hari menjadi dasar pokok karena itu tak terpisahkan sebagai ciri yang melekat. Para seniman menggunakan gerak secara kreatif beragam dalam kekaryaannya untuk memberi makna keindahan. Louis Ellfelt, Geraldine Demonstain, La Meri dalam tulisannya tentang gerak adalah “bahan yang bertenaga dalam ruang dan waktu”. Konsep diatas menyebut beberapa faktor dasar dalam gerak yaitu bahan, tenaga, waktu, dan ruang. Keempat faktor tersebut menjadi pokok dalam rancang bangun bentuk gerak. A. Tasman dalam Analisa Gerak dan Karakter: 1-2 Gerak tari adalah sebuah proses perpindahan dari satu sikap tubuh yang satu ke sikap yang lain. Dengan adanya proses tersebut, maka gerak dapat dipahami sebagai kenyataan visual Hidayat, 2005:72. Gerak dalam tari merupakan gerakan-gerakan tubuh manusia yang telah diolah dan digarap dari gerak wantah menjadi suatu gerak tertentu Supardjan, 1982. Penggarapan gerak tari tersebut dinamakan stilisasi atau distorsi Soedarsono, 1978. Dalam tari, gerak-gerak tersebut disesuaikan dengan rasa keindahan masing-masing sehingga menjadi elemen-elemen tari secara keseluruhan. Dari beberapa pendapat tersebut