Pulau Serangan Sebagai Satu Kesatuan Kawasan

Analisis Struktur Bangunan TES, Pasar Desa Serangan Kajian Teknis 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pulau Serangan Sebagai Satu Kesatuan Kawasan

Kawasan Pulau Serangan berada pada wilayah Kelurahan Serangan beserta seluruh daratan hasil reklamasi oleh PT. BTID. Luas kelurahan Serangan Pulau asli adalah 101 Ha, dan rencana pengembangan Pulau Serangan versi BTID adalah seiuas 526,02.Ha Anonim 2010a. Gambar 2. 1 Peta Pulau Serangan Anonim, 2010a Pengembangan Pulau Serangan versi BTID akan terdiri dari Permukiman penduduk : 46,550 Ha; Areal Resort 476,302 Ha dan kanal wisata seiuas 3,170 Ha. Selanjutnya juga dikembangkan fasilitas pendukung di luar Pulau Serangan yang akan dan telah di reklamasi yaitu untuk Causeway dan Marina seiuas 13,600 Ha. Batas-batas Administratif wilayah Pulau Serangan adalah sebagai berikut: Batas utara : Desa Sanur Kauh Batas Selatan : Kelurahan Tanjung Benoa Batas Barat : Kelurahan Pedungan Batas Timur : Selat Badung Kelurahan Serangan terdiri atas 6 banjar dan satu Kampung Bugis. Banjar tersebut adalah Banjar 1 Dukuh, Banjar Pondok, Banjar Kaja, Banjar Kawan, Banjar Tengah, dan Banjar Peken. Pulau Serangan termasuk dalam Kawasan Andalan. Pada RTRW Propinsi Bali ditentukan kawasan-kawasan tertentu yang raemiliki nilai strategis nasional yang disebut Analisis Struktur Bangunan TES, Pasar Desa Serangan Kajian Teknis 4 dengan Kawasan Andalan secara Nasional. Kawasan Metro Sarbagita Denpasar dan sekitarnya di tetapkan sebagai kawasan tertentu dan kawasan andalan. Alasan penetapan karena kawasan ini merupakan pusat kegiatan nasional, agromerasi sarana dan sarana sosial ekonomi berskala regional dan nasional, memiliki sarana dan prasarana transportasi berskala nasional dan internasional dan merupakan pusat kegiatan jasa dan perdagangan skala regional. Untuk Kawasan Metro Sarbagita, yang ditetapkan sebagai kawasan tertentu adalah Teluk Benoa. Kawasan Teluk Benoa termasuk dalam koridor empat Kawasan Pariwisata, yaitu Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Tuban, Kuta, dan Sanur. Berdasarkan Petunjuk Teknis Serangan 2007, maka kawasan Pulau Serangan dibagi atas lima zone pengembangan sebagai berikut: 1. Zone A, Pengembangan permukiman berkepadatan rendah 2. Zona B, Konservasi Permukiman Tradisional 3. Zona C, Otorita BTID 4. Zona D, Konservasi Lingkungan pantai dan pariwisata 5. Zone E, proteksi kawasan suci dan kawasan lindung Arahan fungsi pengembangan Kawassan Pulau Serangan adalah sebagai kawasan lindung tahura dan cagar budaya, kawasan permukiman untuk penduduk asli, kawasan resort wisata, kawasan industri bahari dan kawasan perikanan tradisional. Pulau Serangan terletak sangat dekat dengan zona tumbukan antara Lempeng Indo- Australia dan Lempeng Erasia. Zona subduksi yang terkait mewakili area sumber utama bagi tsunami yang dapat memengaruhi khususnya bagian selatan pulau ini. Diperkirakan bahwa gelombang tsunami dari area ini hanya memerlukan 30 hingga 60 menit untuk mencapai pantai Anonim, 2010. Catatan riwayat tsunami yang berkaitan dengan zona subduksi ini adalah Tsunami Sumba 1977 dan Banyuwangi 1994 yang disebabkan oleh gempa bumi dengan episenter di zona subduksi. Warna merah Gambar 2.2 menunjukkan daerah yang akan terdampak oleh semua tsunami dengan tinggi gelombang antara 0,5 dan 3 meter Analisis Struktur Bangunan TES, Pasar Desa Serangan Kajian Teknis 5 Gambar 2. 2 Peta Bahaya Tsunami M9 Pulau Serangan dan Sekitarnya Sumber : Anonim, 2010

2.2. Definisi Bencana