Latar Belakang Contoh Makalah Laporan Riset dan Praktek Tentang Analisis Pelaksanaan Pelayanan Publik

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi tekhnologi yang berkembang pesat, kini merubah wajah dunia dan menyebabkan perlunya peningkatan kinerja organisasi pemerintah dan merupakan suatu kewajiban yang harus benar-benar dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan guna mendapatkan serta mewujudkan kualitas pelayanan publik, yang dimaksudkan untuk melestarikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Seringkali kita mendengar masyarakat selalu mengeluh atas sistem pelayanan public yang bertele-tele dari kalangan birokrat, baik pemerintah, swasta, hingga perusahaan- perusahaan milik negara. Buruknya lagi keluhan masyarakat belum bisa di atasi dengan baik. Dalam sejarah kini telah tercatat bahwa kecamatan yang menjadi salahsatu wadah aspirasi serta melayani masyarakat baik di bidang administrasi, sosial dan lainya, Tanpa mengurangi besarnya keberhasilan yang telah dicapai kecamatan , telah terbukti bahwa kecamatan mampu menjadi salah satu pembantu Negara dan bangsa dalam rangka mendukung tegaknya hukum serta serta system demokrasi di Indonesia guna menunjang pembangunan Bangsa dan Negara. Kecamatan terus berjuang keras, karena belum mampu menjawab tuntutan pelayanan masyarakat secara maksimal sebagai akibat perkembangan tingkat modernisasi yang universal yang semakin meningkat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, sedangkan kemampuan pegawai kecamatan nyaris tidak berkembang, celaan, cemoohan, tudingan bahwa kecamatan tidak professional semakin gencar di suarakan oleh public yang tidak puas terhadap pelayanan yang di berikan. Undang-undang pelayanan publik Nomor 25 tahun 2009 merupakan perangkat strategis untuk meningkatkan kesehjahteraan rakyat, dari mulai perilaku birokrasi yang bermental korup, arogan dan otoriter. Bagi penyelenggara Negara perlu memahami dengan pasti apa peranya dalam masalah terkait pelayanan public, bagaimana mewujudkan kualitas pelayanan yang mampu memuaskan rakyat sebagai penerima pelayanan public. Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dan perubahanya yaitu undang-undang Nomor 43 tahun 1999, menekankan perlunya aparatur pemerintah yangprofesional, kompetensi memadai, berdedikasi bermartabat, serta menjujngjung tinggi nilai-nilai etika dalam penyelenggaraan pemerintahan umum dan pembangunan. Memang Republik Indonesia ini sudah mendesak untuk memiliki pegawai Negeri sipil PNS yang professional, efektif, efisien, dan modern.Tetapi kita semua tahu, kendalanya sangat banyak. Salah satu akar permasalahan adalah kurang maksimal dari pelayanan kecamatan terhadap masyarakat bawah terkait penyelesaian tindak admnistratif yang diajukan atau di mohon. Mulai dari urusan KTP Kartu Tanda Pengenal hingga berbagai perijinan lainya. Dasar pembentukan kecamatan se-kabupaten Bandung berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan diperbaharui dengan Undang-undang No.32 tahun 2004.Peningkatan kualitas pelayanan public merupakan salah satu agenda reformasi birokrat, diantaranya dengan adanya pasal 1 ayat 5 undang-undang n0.32 Tahun 2004 tentang pemerinahan daerah yang menyebutkan bahwa “otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat.” Perlu penulis garisbawahi bahwa “...dan kepentingan masyarakat setempat” penulis mengamati pada kenyataany otonomi daerah di laksanakan tidak semata-mata untuk kepentingan masyarakat daerah setempat melainkan hanya di persembahkan untuk kepentingan segelintir orang yang berada dalam kekuasaan. Dengan adanya undang-Undang tersebut dimaksudkan untuk lebih meminimalisir aparatur kecamatan yang tidak terpuji, korup, dan tidak bertanggung jawab,yang dalam kenyataan kondisi factual kualitas pelayanan publik yang sebagian besar ditentukan oleh pegawai kecamatan itu sendiri. kepuasan pelayanan, keamanan, kualitas kehidupan publik dan terutama tingkat kesehjahteraan rakyat suatu daerah tecermin pada tingkat pelayanan. Sebagaimana di jelaskan dalam peraturan daerah Kota Bandung Nomor 250 tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Pada Kecamatan dan Kelurahan di lingkungan Kota Bandung,yang memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing. Membahas reformasi birokrasi, pada dasarnya birokrasi adalah sebagai sebuah organisasi yang disusun atas dasar rasionalitas, bermakna pengorganisasian yang tertib, teratur dalam hubungan kerja atau prosedur kerja yang jelas sesuai tugas pokok dan fungsi. Birokrasi pada sektor pemerintahan terutama kecamatan mencakup bidang tugas yang sangat luas, kompleks dan melibatkan bentuk organisasi yang berskalalumayan besar dengan jumlah pegawai yang dikatakan cukup banyak untuk melaksanakan penyelenggaraan Negara dibidang pelayanan, termasuk pelayanan umum, dan penanganan kebutuhan perijinan . Peran birokrasi pemerintah khususnya kecamatan dipandang sebagai salah satu unsur yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan yang baik, maupun untuk memenuhi segala kepentingan masyarakat. Kenyataan dalam praktik sering terdapat pandangan bahwa birokrasi pemerintah terutama kecamatan untuk mendapatkan suatu pelayanan yang baik seringkali pegawai menunjukan gejala sikap yang mengecewakan, berbelit-belit, lama, mahal, dan tidak memuaskan termasuk kurangnya koordinasi serta keengganan terhadap permintaan public. Merubah kesan aktualisasi pada pelayanan yang buruk tidaklah mudah. Diperlukan adanya pembuktian pelakasanaan yang berpihak pada masyarakat yang dilandasi semangat pembaruan yang mendasar sebagai identitas baru jajaran kecamatan , yang berkewajiban melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat sesuai dengan tujuan dibentuknya kecamatan yang disebut kepanjangantangan pemerintah pusat atau presiden Indonesia. Berdasarkan penelitian awal yang peniliti amati, peneliti menemukan beberapa kasus yang belum optimalnya proses pelayanan public yaitu pada tanggal ………. Hal ini terlihat dari masih banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat baik secara langsung maupun melalui media massa, seperti prosedur yang berbelit-belit, tidak ada jangka waktu penyelesaian, biaya yang harus dikeluarkan, persyaratan yang tidak transparan, sikap petugas yang kurang responsive, dan lain-lain. Sehingga menimbulkan citra yang kurang baik terhadapkecamatan . Untuk mengatasi kondisi tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas pelayanan public secara berkesinambungan demi mewujudkan pelayanan publik yang prima. Upaya perbaikan kualitas pelayanan publik saat ini sedang di usahakan dengan adanya program –program baru pemerintah yang diharapkan nantinya sistem pelayanan publik secara menyeluruh dapat dilaksanakan secara maksimal, transparan, murah dan akuntabel sebagaimana harapan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti mencoba untuk meneliti ”ANALISIS PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG.”

B. Identifikasi Masalah