Hubungan antara Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Hubungan antara Penolong Persalinan Ibu dengan Pemberian ASI

54 Hasil uji statistik diperoleh p value=0,031 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara variabel pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Nilai Contingency Coefficient CC=0,221, artinya ada hubungan yang lemah antara pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Adapun nilai Odd Ratio OR =2,573 95 CI = 1,078-6,144, sehingga menunjukkan bahwa responden yang memiliki pendidikan tinggi mempunyai risiko 2,573 kali lebih besar memberikan ASI eksklusif daripada responden yang memiliki pendidikan rendah.

4.2.3 Hubungan antara Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Tabel 4.3 Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Pekerjaan Ibu Pemberian ASI Eksklusif KasusASI eksklusif Kontrolnon eksklusif Total OR 95 CI Nilai p CC N N N Tidak Bekerja 28 62,2 18 40,0 46 51,1 2,471 1,058-5,768 0,035 0,217 Bekerja 17 37,8 27 60,0 44 48,9 Jumlah 45 50,0 45 50,0 90 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diperoleh informasi bahwa dari 45 responden yang memberikan ASI eksklusif, ada sebanyak 28 62,2 responden tidak bekerja, dan ada sebanyak 17 37,8 responden bekerja. Sedangkan diantara 45 responden yang tidak memberikan ASI eksklusif, ada sebanyak 18 40,0 responden tidak bekerja, dan ada sebanyak 27 60,0 responden bekerja. Didapatkan informasi, bahwa responden yang tidak bekerja cenderung memberikan ASI eksklusif, sedangkan responden yang bekerja cenderung tidak memberikan ASI eksklusif. 55 Hasil uji statistik diperoleh p value=0,035 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara variabel pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Nilai Contingency Coefficient CC=0,217, artinya ada hubungan yang lemah antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Adapun nilai Odd Ratio OR =2,417 95 CI = 1,058-5,768, sehingga menunjukkan bahwa responden yang tidak bekerja mempunyai risiko 2,417 kali lebih besar memberikan ASI eksklusif daripada responden yang bekerja.

4.2.4 Hubungan antara Penolong Persalinan Ibu dengan Pemberian ASI

Eksklusif Tabel 4.4 Hubungan Penolong Persalinan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Penolong Persalinan Pemberian ASI Eksklusif KasusASI eksklusif Kontrolnon eksklusif Total OR 95 CI Nilai p N N N Tenaga Kesehatan 41 91,1 38 84,4 79 87,8 1,888 0,512-6,965 0,334 Bukan Tenaga Kesehatan 4 8,9 7 15,6 11 12,2 Jumlah 45 50,0 45 50,0 90 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diperoleh informasi bahwa dari 45 responden yang memberikan ASI eksklusif, ada sebanyak 41 91,1 responden penolong persalinannya adalah tenaga kesehatan, dan ada sebanyak 4 8,9 responden yang menolong persalinan bukan tenaga kesehatan. Sedangkan diantara 45 responden yang tidak memberikan ASI eksklusif, ada sebanyak 38 84,4 responden dengan penolong persalinan tenaga kesehatan, dan ada sebanyak 7 15,6 responden dengan penolong persalinan bukan tenaga kesehatan. Dari uji 56 statistik diperoleh p value=0,334 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara variabel penolong persalinan dengan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.

4.2.5 Hubungan antara Promosi Susu Formula dengan Pemberian ASI