commit to user
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT PJT
1. Definisi dan Epidemiologi
Pertumbuhan janin terhambat PJT adalah suatu keadaan yang dialami oleh janin yang mempunyai berat badan di bawah batasan tertentu
dari umur kehamilannya. Namun, definisi yang sering digunakan adalah janin yang mempunyai berat badan kurang atau sama dengan 10 persentil
dari kurva berat badan normal. Namun ada juga yang menggunakan titik potong cut-off point 5 persentil, ataupun 2 SD kira-kira 3 persentil.
Selain melalui berat badan beberapa mendefinisikan dengan lingkar perut kurang atau sama dengan 5 persentil atau
femur lenght
FL
abdominal circumference
AC 24 Steinborn dan Varkonyi, 2007; Mose, 2001. Sampai saat ini masalah PJT masih merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas perinatal. Untuk mengetahui insidensi PJT sangatlah sulit karena pencatatan tentang usia gestasi yang pasti, sering
tidak tersedia di negara berkembang. Kejadian PJT bervariasi, berkisar 4- 8 pada negara maju dan 6-30 pada negara berkembang Hellen, 2001.
Sekitar 2-10 dari semua kehamilan berhubungan dengan PJT, dan 20 dari janin lahir mati mengalami hambatan tumbuh. Angka kematian
perinatal 4-8 kali lebih tinggi pada janin ynag mengalami hambatan tumbuh. 13 dari janin dengan berat lahir 2800 g lebih dikarenakan
karena hambatan tumbuh bukan karena lahir prematur. Di Amerika PJT
commit to user
6
sering disebabkan oleh insufisiensi uteroplasenta, 10 kasus adalah infeksi , 5-15 kasus adalah faktor kromosom dan kelainan genetik
Steinborn dan Varkonyi, 2007; POGI, 2006; Laron, 2001.
2. Klasifikasi
Berdasarkan proses terjadinya, pertumbuhan janin terhambat dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok, yaitu:
a. Pertumbuhan janin terhambat tipe I simetrik, proporsional.
Terjadi pada kehamilan 0-28 minggu, terdapat gangguan potensi tubuh janin untuk memperbanyak sel hiperplasia. Gambaran pertumbuhan janin
berupa pengurangan ukuran organ-organ janin yang sifatnya menyeluruh proporsional baik ukuran kepala, ukuran tubuh, maupun panjang janin.
Biasanya disebabkan oleh kelainan kromosom, kelainan kongenital, infeksi janin, dan obat-obatan teratogenik. Prognosisnya buruk.
b. Pertumbuhan janin terhambat tipe II asimetrik, disproporsional.
Terjadi pada kehamilan 28-40 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh janin untuk memperbesar sel hipertrofi. Pada awalnya pertumbuhan janin
berlangsung normal, kemudian laju pertumbuhan berkurang, akhirnya ber- henti. Organ yang paling rawan terkena adalah organ-organ internal
ginjal, paru, hepar, usus, timus, adrenal, limpa. Lemak subkutis akan berkurang. Pertumbuhan otak kepala biasanya tidak terganggu, sehingga
terjadi disproporsi antara ukuran kepala dengan ukuran tubuh. Mekanisme ini dikenal sebagai
brain-sparing
phenomenon. Kelainan ini sering terjadi
commit to user
7
pada hipertensi pada kehamilan akibat gangguan fungsi plasenta insufisiensi plasenta. Prognosisnya baik.Bahlman, 2000
Malnutrisi pada fase hiperplasi dan hipertrofi akan menyebabkan pengurangan jumlah dan ukuran sel pertumbuhan janin terhambat tipe
campuran
intermediate
, janin pada awalnya simetris tetapi kemudian menjadi asimetris pada akhir kehamilan.
Beberapa peneliti lebih menyukai klasifikasi etiologi janin kecil dan membagi mereka dalam kelompok sebagai berikut:
a.
IUGR
intrinsik. Janin-janin ini kecil karena kondisi janin, seperti infeksi intrauterin atau kelainan kromosom,
b.
IUGR
ekstrinsik. Gagalnya pertumbuhan karena pengaruh luar janin seperti keadaan plasenta atau penyakit ibu,
c.
IUGR
kombinasi. Pada pasien-pasien ini terdapat baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik yang berhubungan dengan gagalnya pertumbuhan,
d.
IUGR
idiopatik. Penyebab kegagalan pertumbuhan janin tidak diketahui. Rompas, 2008
commit to user
8
3. Faktor Risiko PJT