Faktor Risiko PJT Etiologi dan Patogenesis

commit to user 8

3. Faktor Risiko PJT

PJT ditegakkan berdasarkan adanya kecurigaan pada pengamatan – pengamatan faktor risiko dan ketidaksesuaian tinggi fundus uteri dan umur kehamilannya. Namun sering terjadi ketidakakuratan pada pemeriksaan klinis dalam meramalkan kejadian PJT, hal ini pada umumnya disebabkan oleh: 1 kesalahan dalam menentukan umur kehamilan, 2 kesalahan dalam cara pengukuran tinggi fundus uteri, 3 adanya fenomena trimester terakhir, yaitu bayi-bayi yang tersangka PJT pada kehamilan 28-34 minggu, kemudian menunjukkan pertumbuhan yang cepat pada kehamilan 36-39 minggu POGI, 2006. Faktor-faktor risiko PJT, antara lain lingkungan sosio-ekonomi rendah, riwayat PJT dalam keluarga, riwayat obstetri yang buruk, berat badan sebelum dan selama kehamilan yang rendah, komplikasi obstetri dalam kehamilan, dan komplikasi medik dalam kehamilan. Faktor risiko yang dapat terdeteksi sebelum kehamilan, yaitu: riwayat PJT sebelumnya, riwayat penyakit kronis, riwayat Antiphospolipid syndrome APS, Indeks Massa Tubuh IMT yang rendah, dan Maternal hipoksia. Sedangkan faktor risiko yang terdeteksi selama kehamilan, yaitu: riwayat makan obat-obatan tertentu, perdarahan pervaginam, kelainan plasenta, partus prematurus, kehamilan ganda, dan kurangnya pertambahan Berat Badan selama kehamilan Brodsky dan Christov, 2004. commit to user 9

4. Etiologi dan Patogenesis

Meskipun sekitar 50 pertumbuhan janin terhambat belum diketahui penyebabnya, ada beberapa faktor yang diketahui dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Faktor ibu, antara lain: penyakit paru kronik, penyakit jantung sianotik, hipertensi, anemi berat, malnutrisi, konsumsi rendah kalori, merokok serta adiksi obat, gangguan absorpsi makanan operasi reseksi usus, riwayat PJT sebelumnya, penambahan berat badan ibu selama ke- hamilan 7 kg pada saat aterm atau berat badan ibu kurang dari 45 kg, dan penambahan tinggi fundus uteri 10 persentil menurut kurva normal. Sedangkan dari faktor plasenta, yaitu: plasenta kecil dan penderita hipertensi, plasenta sirkumvalata, implantasi plasenta abnormal, dan solusio plasenta, insufisiensi plasenta. Selain dari faktor tersebut diatas, faktor janin juga mempengaruhi terjadinya PJT, antara lain : kelainan kongenital, trisomi18,21, infeksi intrauterin TORCH, AIDS , dan radiasi. Rompas, 2008 Salah satu yang menjadi penyebab terjadinya PJT adalah adanya gangguan aliran darah uteroplasenta, yang sering tidak diketahui penyebabnya. Saat ini sering dihubungkan dengan adanya suatu kondisi dimana terjadi gangguan toleransi sistem imun maternal pada materno- feto interface yang berakibat pada gangguan invasi tofoblas ke desidua pada saat proses plasentasi sehingga terjadi gangguan invasi plasenta yang akan menyebabkan perfusi uteroplasenta yang buruk. Invasi trofoblas yang commit to user 10 tidak adekuat akan meyebabkan terjadinya komplikasi-komplikasi kehamilan seperti preeklampsia, PJT, Abortus berulang, solutio plasenta sedangkan proses invasi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya plasenta akreta, perkreta, inkreta, penyakit trofoblas gestasional, choriocarcinoma . Yang berperan dalam proses toleransi imun maternal pada materno-feto interface adalah suatu antigen yang dikenal dengan Human Leukocyte Antigen –G HLA-G,yang diduga memegang peranan penting pada proses implantasi dalam proses embryogenesis, diketahui mempunyai peranan dalam mengontrol invasi sel trofoblas dan mempertahankan kondisi imunotoleransi lokal Eastabrook, 2008; Matthias, 2007.

5. Penegakan diagnosa