Faktor yang mempengaruhi keputusan memulai terapi ARV secara dini

menjadi 90 dan perbaikan kualitas hidup dan usia harapan hidup odha yang meningkat, meskipun terapi ARV tersbut tidak mampu meyembuhkan penyakit, namun terapi ARV ternyata mampu menurunkan kasus-kasus infeksi baru HIV Depkes RI, 2006; World Health Organization WHO, 2003

2.5.2 Faktor yang mempengaruhi keputusan memulai terapi ARV secara dini

dan kepatuhan terapi ARV Terapi ARV adalah terapi yang dilakukan seumur hidup oleh klien atau ODHA. Oleh karena itu, keputusan untuk memulai melakukan terapi ARV secara dini merupakan permasalahan yang dihadapi khususnya oleh ODHA sebagai klien terapi ARV. Selain itu, kepatuhan terapi ARV yang berlangsung seumur hidup juga merupakan masalah umum yang dihadapi. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, terdapat faktor yang mempengaruhi keputusan untuk memulai terapi ARV dan kepatuhan terapi ARV. Faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengetahuan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuyun, dkk 2013, ODHA dengan tingkat pengetahuan tinggi lebih patuh untuk mengikuti terapi ARV karena mereka sudah tahu keparahan penyakit yang mereka alami dan dengan melakukan terapi ARV secara rutin dan patuh memberikan perbaikan bagi kualitas hidup mereka baik secara fisik, psikologis maupun sosial Yuniar, 2013. 2. Keyakinan dan Motivasi Menurut penelitian oleh Malta dan Kumarasamy 2005 menyatakan bahwa persepsi ODHA terhadap keparahan penyakit dan keyakinan akan manfaat ARV mempengaruhi kepatuhan dalam minum ARV. Kurangnya motivasi dan rasa putus asa dapat menjadi penghambat kepatuhan. Hal yang biasanya dirasakan oleh ODHA yaitu rasa jenuh dan bosan karena harus mengkonsumsi obat secara terus menerus. Dari sisi psikologis lainnya, ada juga yang merasa tertekan karena harus minum obat atau ada yang memang sudah putus asa sehingga berdampak pada perilakunya yaitu menjadi malas minum obat Kumarasamy, N, 2005; Malta, 2005. 3. Dukungan Sosial Dukungan moriil dari orang-orang yang berada di sekitar responden bisa menjadi penyemangat dalam menjalankan rutinitas pengobatan dalam terapi ARV Fungie Galistiani Mulyaningsih, 2013. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Moratiga 2007, dukungan sosial dari keluarga, teman dan tenaga kesehatan memberikan pengaruh penting terhadap kepatuhan ODHA dalam minum ARV. Hubungan yang baik dengan tenaga kesehatan, sikap dan perilaku tenaga kesehatan yang bersahabat dan penuh rasa kekeluargaan disertai konseling kepatuhan dapat memberikan rasa nyaman bagi ODHA. Hal ini secara tidak langsung membuat ODHA lebih termotivasi untuk berobat. Sebaliknya, kurang kepercayaan terhadap tenaga kesehatan menghambat kepatuhan ODHA. Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk terapi keluarga, dimana jika melalui keluarga berbagai masalah kesehatan bisa muncul dan sekaligus dapat diatasi. Menurut Friedman 2000 disebutkan ada empat jenis dukungan keluarga yaitu : a. Dukungan instrumental yaitu dukungan yang diberikan secara langsung, yang bersifat fasilitas atau materi. b. Dukungan informasi yaitu dukungan dengan memberikan penjelasan tentang situasi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi individu, yang dapat berupa masukan, nasehat, dan petunjuk, serta penjelasan bagaimana seseorang bersikap. c. Dukungan penilaian yaitu dukungan yang bisa berbentuk penilaian positif, penguatan pembenaran untuk melakukan sesuatu, umpan balik atau menunjukkan perbandingan sosial yang mampu membuka wawasan seseorang yang sedang dalam keadaan stress. d. Dukungan emosional yaitu dukungan yang berupa ekspresi empati misalnya mendengarkan, bersikap terbuka, menunjukkan sikap percaya terhadap apa yang dikeluhkan, mau memahami, ekspresi kasih sayang dan perhatian yang menyebabkan individu merasa berharga, nyaman, aman, terjamin dan disayangi. 4. Efek Samping Obat Dalam penelitian oleh Fungie Galistiani Mulyaningsih 2013 menyebutkan bahwa faktor efek samping obat memiliki pengaruh terhadap kepatuhan terapi ARV, hal ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Margaret di California pada tahun 2000 bahwa faktor regimen obat jumlah tablet, frekuensi pemakaian, ukuran tablet, serta efek samping obat dapat mempengaruhi kepatuhan pengobatan ARV. 5. Stigma Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yuyun 2013, stigma dari teman, pacar atau orang lain dapat menjadi faktor penghambat kepatuhan terapi ARV yaitu keadaan takut jika orang lain akan bersikap negative kepadanya ketika status HIV nya diketahui oleh orang tersebut. 6. Kondisi Psikologis Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fungie Galistiani Mulyaningsih 2013, diketahui bahwa kondisi psikologis yang dialami responden mempengaruhi tingkat kepatuhan terapi ARV. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fiona 2010 bahwa kondisi kesehatan pasien yang merupakan gejala fisik dan psikologis terkait HIV dapat mempengaruhi kepatuhan terapi ARV. 7. Kondisi Fisik Pasien atau ODHA cenderung merasa kondisi fisiknya masih sehat dan bugar, dimana hal ini menyebabkan keputusan untuk memulai ARV menjadi tertunda Fiona, 2010. 8. Kurangnya Informasi Kurangnya informasi dan komunikasi terhadap ODHA mengenai pentingnya memulai ARV secara dini merupakan salah satu faktor penghambat dari keputusan untuk memulai ARV secara dini. Menurut Fiona 2010, pasien cenderung melakukan self-regulation terhadap terapi obat yang diterimanya sehingga menimbulkan persepsi tersendiri bagi pasien tersebut.

2.5.3 SUFA Strategic Use of ARV