Instrumen Keabsahan Data METODE PENELITIAN

20 di Sulursari berupa video ataupun audio musik pertunjukan Tayub paguyuban Laras Widayat dan Manunggal Rasa dilengkapi dengan foto-foto alat musik dengan format pertunjukan kesenian Tayub. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila di dukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada Sugiyono, 2013:240.

E. Instrumen

Penelitian kualitatif merupakan peneliti interpretif, dimana peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dengan para partisipan. Peran peneliti sebagai instrumen primer dalam pengumpulan data kualitatif Creswell, 2014:264,294. Peneliti berperan aktif dalam memperoleh data dengan observasi, wawancara dan terjun langsung ke lapangan guna melakukan pengumpulan data, menganalisa dan membuat kesimpulan.

F. Analisa Data

Analisa data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analisis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian dengan maksud analisis data kualitatif bisa melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama Creswell, 2014:274. Menurut Moleong 1998:103 analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disatukan oleh data. 21 Dalam menganalisis data, peneliti melakukan langkah-langkah analisa sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis yang melibatkan transkripsi wawancara, memeriksa materi atau memilah-milah dan menyusun data tersebut ke dalam jenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi Creswell, 2014:276. Mereduksi data yang berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya Sugiyono, 2013:247. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian data

Melalui penyajian data, maka data teroganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan sedemikian mudah dipahami. Tahap penyajian data menggunakan pendekatan naratif dengan pembahasan kronologi, tema-tema dan hubungan antar tema, visual atau gambar untuk menyajikan suatu proses, menggambar dan memberikan informasi deskriptif Creswell, 2014:283 dari perubahan alat musik pengiring Tayub di Sulursari. 22

3. Kesimpulan

Langkah selanjutnya setelah melakukan reduksi data dan penyajian adalah menyimpulkan data. Data disajikan dalam bentuk deskriptif mengenai Perubahan alat musik Pengiring Tayub di Desa Sulursari, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan untuk diambil kesimpulan atau garis besar sesuai objek penelitian Sugiyono, 2013:244.

G. Keabsahan Data

Langkah-langkah analisis data yang telah dijabarkan di atas perlu dilakukan pemeriksaan akurasi dan kredibilitas hasil penelitiannya Creswell, 2014:284. Dengan menggunakan strategi triangulasi yang mengumpulkan data dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, hasil yang telah dianalisis telah teruji kredibilitasnya Sugiyono, 2013:241. Sebagai pendukung keabsahan data, dilakukan pengecekan data dari keseluruhan proses analisis data dengan hasil deskripsi yang padat, kaya dan rinci. 23

BAB IV PERUBAHAN ALAT MUSIK PENGIRING TAYUB DI DESA SULURSARI

KECAMATAN GABUS KABUPATEN GROBOGAN A. Periode Tahun 1985 Hingga Tahun 1993. Periode pertama penelitian ini berawal pada tahun 1985 hingga tahun 1993. Permulaan ini ditinjau berdasarkan terbentuknya kelompok Tayub Laras Widayat yang terbentuk tahun 1985 yang dik etuai oleh Bapak Djayat. “aku marai manjak ki awet tahun 85 ” saya menjadi ketua mulai tahun 851985 ungkap Bapak Djayat. Berdasarkan dokumentasi yang telah ditemukan yaitu foto pertunjukan Tayub oleh kelompok seniman Desa Sulursari tahun 1985, pertunjukan Tayub menggunakan alat musik gamelan lengkap. Alat musik pengiring Tayub yang digunakan dalam pertunjukan Tayub adalah seperangkat gamelan atau masyarakat Desa Sulursari menyebutnya gongso. Seperti halnya pada kesenian Karawitan, musik dalam Tayub juga menggunakan lagu atau gendhing Karawitan. Format alat musik pengiring Tayub asli atau sebelum mengalami perubahan adalah: bonang barung, bonang penerus, slenthem, saron I, saron II, peking, demung, gender, kethuk, kenong, kempul, gong, gambang, rebab, suling, siter dan kendhang. Pernyataan tersebut diperkuat dengan penjelasan wawancara Bapak Cipto sebagai berikut: “sepisan bonang, kaping kalih balung saron I, saron II, peking, demung terus kethuk, kenong, gong, gambang, kendhang, nek perlu diparingi gender, slenthem. nek komplit ono rebab, siter, suling ”.