14
dan budaya Indonesia. Ditinjau dari jumlah alat atau instrumen musik yang digunakan dalam gamelan merupakan bentuk ansambel besar karena merupakan
kumpulan berbagai alat musik Hardjono, 2004:479. Kesenian Tayub menggunakan iringan alat musik gamelan yang pada
umumnya alat musik yang digunakan antara lain terdiri dari bonang barung, bonang penerus, kendhang, saron I, saron II, demung, peking, kenong, kethuk,
kempul dan gong. Kridolaksono 2001:76 mengatakan bahwa dalam gamelan Jawa terdapat dua
laras atau dalam istilah musik disebut tangga nada pentatonik, yaitu laras pelog dan laras slendro. Pelog : 1ji, 2ro, 3lu, 4pat, 5mo, 6nem, 7pi. Slendro:
1ji, 2ro, 3lu, 5mo, 6nem. Lebih lanjut lagi dalam instrumen gamelan Jawa selain mengenal tangga nada atau titi laras, juga mengenal nada dasar atau kunci
yang disebut dengan istilah pathet.
A. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dan menjadi rujukan peneliti adalah “Bentuk Penyajian Musik Iringan Kesenian Tayub di Kabupaten Sragen
” 2014. Skripsi sarjana dari jurusan seni musik Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta yang
diteliti dan ditulis oleh Yogo Pratomo. Penelitian ini mengkaji bentuk penyajian iringan musik kesenian Tayub di masyarakat Kabupaten Sragen. Hasil dari penelitian
ini antara lain yaitu bentuk penyajian kesenian Tayub berupa ansambel gamelan Jawa, penyajian gendhing-gendhing wajib kesenian Tayub dan setting pertunjukan
Tayub, serta peran alat musik pengiring Tayub. Hasil penelitian tersebut ditarik
15
sebuah kesimpulan bahwa musik iringan kesenian Tayub termasuk dalam musik polifoni. Penelitian ini relevan dalam kajian musik iringan Tayub, lagu dan peran alat
musik pengiring Tayub. Penelitian lainnya adalah
“Perkembangan Pertunjukan Kesenian Tayub Di Desa Crewek Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Tahun 1965-2002
” 2008. Skripsi sarjana dari jurusan ilmu sejarah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Semarang yang diteliti dan ditulis oleh Sri Purwatiningsih. Hasil dan penelitian ini adalah menemukan perkembangan pertunjukan kesenian Tayub tahun 1965-2002
yaitu perubahan tata cara pertunjukan Tayub sejak tahun 1990-an meninggalkan tata cara lama yang tidak sesuai dengan pandangan agama dan disesuaikan dengan aturan
yang dicantumkan pemerintah. Penelitian juga ini meninjau kehidupan penari atau ledhek dalam hal perekonomian dan pendapat masyarakat mengenai perkembangan
pertunjukan Tayub. Penelitian ini relevan dalam mengkaji perkembangan kesenian Tayub.
Letak relevansi dari kedua penelitian dengan penelitian ini adalah kesenian Tayub dan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu dengan pendekatan penelitian
kualitatif. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah lokasi penelitian dan pokok bahasan penelitian yang meninjau perubahan alat musik pengiring Tayub.
16
BAB III METODE PENELITIAN