PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011)

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

(PTK Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011)

Oleh

RIANTA NURLELA

Hasil belajar Matematika siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan tergolong sangat rendah dilihat dari ulangan harian siswa yang di bawah nilai indikator. Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan karena aktivitas belajar siswa rendah, karena pembelajaran masih didominasi oleh guru. Oleh karena itu perlu dibutuhkan pembelajaran yang membuat siswa aktif, sehingga diharapkan berdampak pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII F Negeri 1 Natar Lampung Selatan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Faktor yang diteliti adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Data penelitian diperoleh dari observasi aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran dan tes tiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan


(2)

aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII F Negeri 1 Natar Lampung Selatan. Hal ini terlihat dari persentase siswa aktif pada siklus I, II dan III yaitu 37,96%; 61,04% dan 76,99% sedangkan persentase siswa tuntas pada siklus I, II dan III adalah 59,38%; 68,96% dan 77,42%. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa telah mencapai indikator yang ditetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.


(3)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

(PTK Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

RIANTA NURLELA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

(PTK Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

RIANTA NURLELA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C.

D. Kegunaan Penelitian E. 1 4 4 4 5 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. 1. 2. 3.

B. Kerangka Pikir .. ...

6 6 8 8 11 III. METODE PENELITIAN

A.

B. Faktor yang diteliti C. Data Penelitian D.

E. F. G.

H. Indikator Keberhasilan ..

13 13 13 14 14 16 27 29 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. a. b. Hasil B. 30 30 33 35


(6)

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

B. Saran

41 42 43 45


(7)

1

DAFTAR PUSTAKA

Bagioandi. 2009. Peran Mativasi Terhadap Hasil Belajar. http://scribd.com. Diakses tanggal 29 Oktober 2010. 20 hlm.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta. 34 hlm.

Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 298 hlm.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. 226 hlm.

Hamalik, Oemar. 2004.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 241 hlm.

Indah. 2009. Hasil Belajar. Diakses

tanggal 27 Januari 2011. 1 hlm.

Lie, Anita. 2004. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Grasindo. Jakarta. 90 hlm.

Nana Sudjana. 2001.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nurul, Gita. 2009. Pentingnya member motivasi untuk memacu prestasi siswa. http://gitabiology.blogspot.com. Diakses tanggal 29 Januari 2011. 1 hlm. Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 Tentang Penilaian Hasil Belajar.

Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta.

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Grafindo Persada. Jakarta. 238 hlm.

Shofyan, Mohammad. 2008. Hasil Belajar. http://id.shvoong.com/-hasil-belajar.html. Diakses tanggal 16 Pebruari 201l. 1 hlm.

Slavin, Robert E. 1994.Educational Psychology : Theory And Prative.Forth Edition. Allyn and Bacon. Boston.

Slavin, Robert E. 1995.Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice.Allyn and Bacon. Boston.


(8)

2


(9)

Judul Skripsi : PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : RIANTA NURLELA NPM : 1013070010

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. KOMISI PEMBIMBING

Dr. Caswita, M.Si. NIP. 19671004 199303 1 004

Dra. Arnelis Djalil, M.Pd. NIP. 19530308 198303 2 001

2. KETUA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Dr. Caswita, M.Si. NIP. 19671004 199303 1 004


(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji :

Ketua : Dr. Caswita, M.Si

Sekertaris : Dra. Arnelis Djalil, M.Pd

Penguji Bukan Pembimbing

: Drs. Gimin Suyadi, M.Si.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(11)

I. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa SMP NEGERI I NATAR kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 22 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Tingkat kemampuan belajar matematika dari subjek penelitian ini heterogen, ada yang kurang, sedang, dan tinggi. Latar belakang ekonomi juga beragam.

Dalam proses pembelajaran siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Penentuan kelompok berdasarkan tes awal.

B. Faktor Yang Diteliti

Faktor yang diteliti adalah sebagai berikut.

1. Aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa sebagai pencapaian siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam satu siklus.

C. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Data kualitatif berupa aktivitas siswa setiap siklus. Data tersebut yang berupa aktivitas diubah ke bentuk kuantitatif.


(12)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD di dalam kelas. Data aktivitas siswa diperoleh dengan menggunakan lembar observasi. Aktivitas belajar siswa diarnati oleh observer. Eni Wulandari, guru Matematika kelas IX. Sedangkan data aktivitas guru diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang diamati oleh guru mitra. Hal ini bertujuan untuk memacu peneliti dalam memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya. Data yang tidak termuat dalam lernbar observasi aktivitas siswa dituangkan ke dalam Catatan Lapangan dengan tujuan memperoleh data secara obyektif berupa prilaku siswa dan perrnasalahan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya maupun sebagai bahan masukan terhadap keberhasilan yang telah dicapai.

2. Tes

Tes dilaksanakan pada tiap akhir siklus dan dikerjakan secara individu untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Hasil dari tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah dilakukan tindakan,

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah. 1. Lembar Observasi


(13)

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama kegiatan berlangsung berupa lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktilitas guru. Lembar observasi ini dibuat oleh peneliti. Aktivitas siswa yang dinilai yaitu.

a. Memperhatikan penjelasan guru siswa dihitung melakukan aktivitas ini jika dua aktivitas berikut terpenuhi.

1) Memperhatikan penjelasan guru

2) Tidak mengobrol dengan siswa yang lain b. Bertanya kepada guru

c. Menjawab pertanyaan dari guru d. Diskusi dalam kelompok

e. Mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok/menanggapi siswa dihitung melakukan aktivitas ini jika dua aktivitas berikut terpenuhi.

l) Mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok

2) Bertanya/menanggapi tentang penyajian hasil diskusi kelompok lain.

f. Mengerjakan LKS (Lernbar Kerja Siswa)

g. Membuat kesimpulan

Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati kinerja guru meliputi.

a) Persiapan rnengajar berupa menyiapkan RPP, LKS dan rnenyiapkan buku penunjang yang relevan.

b) Presentasi kelas yang berupa motivasi untuk siswa, persepsi dan meng-komunikasikan tujuan pembelajaran.


(14)

d) Melatih siswa untuk berani mengajukan pertanyaan, mengarahkan siswa untuk aktif berdiskusi.

e) Kegiatan Akhir, mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari, menginformasikan materi selanjutnya dan menutup pembelajaran.

2. Perangkat Tes

Tes diberikan pada tiap akhir siklus yang berbentuk uraian dan bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep tentang pengertian variabel dan penyelesaiannya setelah diimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Untuk rnenjamin bahwa tes yang diperoleh valid maka disusrun berdasarkan tahapan sebagai berikut.

a. Menyusun kisi-kisi berdasarkan indikator kognitif b. Membuat soal tes berdasarkan kisi-kisi

F. Pelaksanaan Tindakan

Tahap-tahap yang dilaksanakan daiam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

1. Tahap penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yaitu : 2 kali pembelajaran dan 1 kali tes akhir siklus. Pertemuan pertama dan kedua berlangsung 3 jam pelajaran (3x40 menit), sedangkan perternuan tiga berlangsun 2 jam pelajaran


(15)

(2x40 menit). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk tiap siklusnya dapat diuraikan sebagai berikut.

A. Siklus I

Tahapan yang dilakukan pada siklus ini adalah.

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah sebagai berikut.

a. Mendiskusikan dan menetapkan rencana pelaksanaan pernbelajaran yang akan ditetapkan di kelas sebagai tindakan daiarn siklus I dengan dosen pembimbing.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis karakter yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c. Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) sesuai dengan materi yang diberikan kepada siswa berdasarkan indikator kognitif.

d. Mempersiapkan alat evaluasi dengan membuat kisi-kisi, soal dan kunci jawaban soal tes siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I. e. Mempersiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati

aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran dan diskusi sedang berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, yaitu.


(16)

Pertemuan pertama berlangsung selama 120 menit dan dilaksanakan pada hari Senin, 31 Oktober 2011 mulai pukul 07.40 WIB sampai dengan pukul 09.40 WIB dihadiri oleh 31 orang siswa. Satu orang siswa tidak hadir.

Pertemuan pertama membahas materi pengertian PLDV dan SPLDV, perbedaan antara PLDV dan SPLDV dan menyatakan suatu variabel lain, pada Persamaan Linear dan mengenal SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel. Sebelum memulai pelajaran, guru menyapa siswa dan menanyakan siapa saja siswa yang tidak hadir, melakukan appersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa mengingatkan siswa materi operasi hitung bilangan bulat dan PLSV. Serta memotivasi siswa agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Selanjutnya siswa berdiskusi sesuai kelompoknya. Kelompok yang terbentuk ada 8 kelompok, yang terdiri dari 4 orang siswa. Siswa mulai berdiskusi dengan kelompoknya. Guru mengamati siswa yang sedang menyelesaikan LKS dan memberikan bantuan kepada kelompok yang menemui kesulitan diskusi yang dilakukan oleh siswa belum berjalan sebagaimana mestinya. Sebagian siswa belum bisa bekerja sama dengan teman satu kelompoknya.

Selain itu sebagian siswa yang lain tidak ikut mengerjakan LKS. Mereka hanya bermain-main ataupun mengganggu teman-temannya yang lain.

b) Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 2 November, pukul 10.00- 12.00 WIB. Materi pembelajaran pada pertemuan ini adalah menyelesaikan SPLDV dengan metode eliminasi dan metode substitusi, serta SPLDV dengan pecahan. Pada pertemuan kedua ini, kelompok diskusi sudah mulai berjalan baik, walaupun ada sebagian siswa yang masih melakukan kegiatan di luar diskusi. Beberapa


(17)

orang siswa sudah mulai aktif, mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru maupun menanyakan pada guru hal-hal yang belum difahami.

c) Pertemuan 3

Pada pertemuan ini hanya dilakukan Tes akhir siklus I yang dilaksanakan pada hari Senin, 7 November 2011 selama 80 menit diikuti 32 orang siswa. Setelah tes akhir siklus I dilaksanakan, peneliti meminta siswa untuk mengisi lernbar penilaian siswa.

3. Pengamatan/Observasi

Pengamatan/observasi dilakukan selama pembelajaran dari awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru.

4. Refleksi

Kegiatan tahap refleksi merupakan suatu kegiatan menganalisis, rnemahami, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Setelah siklus I berakhir, maka dilakukan refleksi dengan menganalisis hasil tes dan hasil observasi, serta kekurangan dan kelebihan model pembelajaran untuk kemudian diambil kesimpulan.

Pada akhir siklus I diperoleh hasil observasi bahwa aktivitas dan hasil siswa belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut.


(18)

b. Terdapat beberapa siswa yang belum mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh, melainkan melakukan hal-hal yang tidak diharapkan, seperti : mengobrol dengan teman satu kelompoknya, mengganggu teman yang lain. c. Diskusi dalam kelompok belajar masih kurang, LKS hanya dikerjakan oleh 1

atau 2 orang siswa saja, yang lain tidak bertanya padahal belum faham. d. Kegiatan dalam kelompok masih didominasi oleh siswa yang pandai.

Pada siklus I ini, kinerja guru masih kurang. Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru dan catatan lapangan diperoleh keterangan beberapa kekurangan guru dalam mengajar, sebagai berikut.

1. Kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa. 2. Tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.

3. Penguasaan kelas yang masih kurang baik. 4. Kurang penekanan terhadap materi yang penting. 5. Kurang dalam memberikan penghargaan.

Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, maka perbaikan untuk siklus selanjutnya adalah sebagai berikut.

1. Guru lebih memotivasi siswa yang pandai untuk membantu teman- temannya dalam 1 kelompok dengan cara memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk presentasi mewakili kelompoknya.

2. Guru lebih menguasai kelas dengan memberikan arahan dan dorongan agar siswa lebih kondusif dalam belajar.

3. Guru memberikan penghargaan yang menarik terhadap keberhasilan siswa dan penguatan.


(19)

4. Guru memfokuskan perhatian siswa dengan memberikan teguran dan arahan yang positif kepada siswa yang melakukan aktivitas lain di kelompoknya.

B. Siklus II

Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dari tanggal 9 November sampai dengan tanggal 16 November 2011. pembelajaran siklus II dilakukan selama 3 kali pertemuan, 2 kali pembelajaran dan satu kali ujian siklus. Pelaksanaan siklus II merupakan lanjutan dari siklus I, dimana siklus ini merupakan perbaikan berdasarkan refleksi dari siklus I. Tahapan yang dilakukan pada siklus ini yaitu

l. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II ini secara umurn sama dengan siklus I, tetapi tidak ada lagi pengelompokkan siswa karena siswa tetap berada dalam kelompoknya masing-masing seperti pada siklus I. Terdapat perbaikan dalam kegiatan awal yaitu guru rnengkomunikasikan tujuan pembelajaran. Dan memberikan motivasi kepada siswa.

2. Tahap pelaksanaan a) Pertemuan I

Perternuan pertama berlangsung 120 menit dan dilaksanakan pada hari Rabu, 9 November 2011 pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB dihadiri oleh 32 orang siswa (2 orang sakit, 1 orang tanpa keterangan). Sebelum memulai pembelajaran, guru mengawalinya dengan mengumumkan hasil tes sikius I, tujuannya agar siswa lebih termotivasi untuk mendapatkan nilai yang lebih baik lagi pada siklus berikutnya. Materi yang dibahas dalam pertemuan ini adalah penerapan SPLDV.


(20)

Pertemuan pertama dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Selanjutnya guru mengingatkan kembali tentang SPLDV dalam berbagai bentuk, serta menjelaskan mempelajari SPLDV untuk memotivasi siswa. Kemudian guru membagikan lembar kerja siswa. Siswa berdiskusi di kelompoknya masing-masing. Pada saat diskusi masih terlihat beberapa orang siswa yang tampak asyik dengan kegiatannya di luar diskusi seperti mengobrol dengan temannya dan menggambar. Disamping itu juga bimbingan terhadap siswa belum bisa merata, masih terdapat beberapa kelompok yang belum dapat menjawab soal dengan benar. Namun secara keseluruhan kegiatan dskusi sudah berjalan cukup baik.

b) Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 14 November 2011 selama 80 menit dan dihadiri 29 orang siswa. Materi yang dipelajari adalah menentukan akar penyelesaian dari sistem persamaan nonlinear dua variabel. Kegiatan diskusi sudah berjalan cukup baik. Sebagian siswa sudah fokus terhadap LKS yang harus diselesaikan. Meskipun masih ada siswa yang tidak memperhatikan LKSnya jika tidak diperhatikan guru. Guru rnembimbing siswa dalam mengerjakan LKS. Kemudian guru memilih salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Guru rnemberi kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum mengerti. Setelah selesai guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pada akhir pembelajaran, guru membagikan lembar tes kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.


(21)

Pada pertemuan ini hanya dilakukan tes akhir siklus II, dilaksanakan pada tanggal

16 November 2011 diikuti oleh 29 orang siswa dimulai pukul 10.00 dan berakhir pukul 11.20 WIB. Ada tiga orang siswa yang tidak rnengikuti tes ini dikarenakan sakit.

Karena masih ada sisa waktu 1 jam pelajaran, maka kami pergunakan untuk membahas soal-soal pekerjaan rumah.

3. Pengamatan /Observasi

Pengamatan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu kegiatan mendoku-mentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada sikius II menggunakan lernbar observasi aktivitas siswa dan guru.

4. Refleksi

Refleksi dilaksanakan setelah tes akhir siklus II dengan menganalisis hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II. Pada akhir siklus II diperoleh keterangan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini disebakan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

a. Terdapat beberapa siswa yang masih melakukan kegiatan lain di luar diskusi b. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan LKSnya jika tidak diperhatikan

guru

c. Guru belum melakukan pengelolaan waktu secara baik dan belum mem-berikan penguatan pada materi penting kepada siswa.


(22)

1. Guru lebih memotivasi siswa yang belum aktif dengan cara membimbing dan mengarahkan siswa tersebut agar fokus kepada LKS di kelompoknya.

2. Guru harus selalu menyampaikan tujuan pernbelajaran di awal kegiatan. 3. Guru memberikan penekanan terhadap materi penting.

4. Guru memberikan perlakuan khusus terhadap siswa yang memiliki kemampuan operasi hitung rendah.

F. Siklus III

Pelaksanaan siklus III merupakan lanjutan dari siklus II dan merupakan refleksi dari siklus II. Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus III dilakukan selama 3 kali pertemuan, 2 kali pembelajaran dan satu kali ujian siklus. Pembelajaran dimulai pada tanggal 21 November 2011 sampai tanggal 28 November 2011. Tahapan yang dilakukan pada siklus III sebagai berikut.

1. TahapPerencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus III ini secara urnum sama dengan siklus II, terdapat perbaikan dalam kegiatan awal yaitu guru menginformasikan peralatan belajar yang harus disiapkan siswa pada pertemuan berikutnya dan memberikan perlakuan khusus terhadap siswa yang memiliki kemampuan operasi hitung rendah.

2. Tahap Pelaksanaan a) Pertemuan I


(23)

Pertemuan pertama berlangsung 120 menit dan dilaksanakan pada hari Senin, 21 November 2011 pukul 07.40-09.40 WIB dihadiri oleh 30 orang siswa. Materi yang dibahas dalam pertemuan ini adalah menentukan akar penyelesaian SPLDV dengan metode grafik. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran , memotivasi siswa serta mengingatkan akar-akar SPLDV. Selanjutnya guru menyampaikan materi akar penyelesaian SPLDV dengan metode grafik diikuti dengan tanya jawab dan memberikan penjelasan yang akan dikerjakan di dalam kelompok. Guru membagikan LKS kepada siswa dan siswa diminta untuk rnengerjakan LKS di kelompoknya masing-masing. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menentukan langkah-langkah didalam menyelesaikan SPLDV dengan metode grafik. Guru mengamati siswa yang berdiskusi dan memberikan bimbingan jika diperlukan. Kemudian guru menunjuk salah satu dari anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum mengerti. Setelah selesai, guru mengarahakan siswa untuk menyimpulkan tentang langkah-langkah menyelesaikan SPLDV dengan metode grafik. Pada pertemuan pertama siklus ke 3 ini secara keseluruhan kegiatan diskusi sudah berjalan cukup baik.

b) Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 23 November 2011 selama 120 menit dan dihadiri 31 orang siswa. Materi yang dipelajari adalah menentukan persamaan garis dan akar penyelesaian suatu SPLDV dari gambar grafiknya. Kegiatan diskusi sudah berjalan cukup baik. Sebagian siswa sudah fokus terhadap LKS yang harus diselesaikan. Meskipun masih ada siswa yang tidak mem-perhatikan LKSnya jika tidak dimem-perhatikan guru. Kendala pada saat diskusi adalah


(24)

siswa tidak membawa perlengkapan belajar seperti penggaris dan pensil. Sebelum dilaksanakan pembelajaran, guru mengingatkan kembali tentang penyelesaian SPLDV dengan metode grafik. Guru menjelaskan rnanfaat mempelajari persamaan garis dan menggambar grafik. Selanjutnya guru memberikan LKS dan siswa diminta untuk mengerjakan LKS dengan diskusi kelompok. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan akar SPLDV dari gambar grafiknya. Guru mengamati siswa yang berdiskusi dan memberikan bimbingan jika diperlukan. Setelah itu guru memilih secara random salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mendorong siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Guru mernbagikan lembar tes untuk dikerjakan secara individu. Lalu menutup pembelajaran dengan terlebih dahulu menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya adalah tes akhir siklus I dan II.

c) Pertemuan 3

Pada pertemuan ini hanya dilakukan tes akhir siklus III, yang dilaksanakan pada tanggal 28 November 2011 yang diikuti oleh 31 orang siswa dimulai pukul 08.20 dan berakhir pukul 09.40 WIB. Ada satu orang siswa yang tidak mengikuti tes ini dikarenakan sakit.

Sisa waktu 40 menit bersama siswa membahas soal-soal yang belum diselesaikan.

3. Pengamatan/Observasi

Pengamatan pada siklus III dilaksanakan untuk mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus III menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan guru.


(25)

4. Refleksi

Refleksi dilaksanakan pada akhir siklus III dengan rnenganalisis hasil observasi aktivitas siswa dan tes akhir siklus III. Berdasarkan analisis pembelajaran akhir siklus III, aktivitas siswa dan hasil belajar telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan. Menurut pengamatan guru mitra dan observer, pelaksanaan untuk siklus III ini sudah berjalan baik.

G. Analisis Data

l. Data Aktivitas Siswa

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa yang sesuai dengan indikator dicatat dalam lembar observasi. Setelah dilakukan observasi kemudian dihitung jumlah aktivitas siswa yang dilakukan untuk setiap siswa.

a. Analisis Data Aktivitas Siswa

Untuk menganalisis data aktivitas, dilakukan langkah-langkah berikut.

1. Menghitung jumlah aktivitas yang dilakukan siswa 2. Menghitung persentase aktivitas siswa dengan rumus :

% = 100%

Keterangan :

% Ai = Persentase aktivitas belajar siswa ke-i pada setiap pertemuan = Jumlah aktivitas siswa ke-i pada setiap pertemuan


(26)

b. Analisis Data Siswa Yang Aktif

Siswa dikatakan aktif jika melakukan 5 dari 7 aktivitas belajar yang diamati. Untuk rnenganalisis data siswa yang aktif, mengikuti langkah-langkah berikut.

1. Menghitung jumlah siswa yang aktif

2. Menghitung persentase siswa yang aktif dengan rumus :

% = 100%

Keterangan :

% As = persentase siswa yang aktif = banyaknya siswa yang aktif n = banyaknya siswa

2.Data Hasil Belajar Siswa

Untuk rnengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD diambil dari data tes akhir siklus.

Untuk menghitung persentase siswa yang memperoleh nilai digunakan rumus:

% = 100%

Keterangan :


(27)

= banyaknya siswa yang memperoleh nilai > 66 n = banyaknya siswa

H. Indikator Keberhasilan

Indikator untuk mengukur keberhasilan penelitian ini sebagai berikut.

1. Persentase siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran meningkat setiap siklus dan pada akhir siklus sebanyak 7 5 %.

2. Persentase siswa yang tuntas belajar meningkat setiap siklus dan pada akhir siklus sebanyak 7 5 %.


(28)

Motto


(29)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Efektivitas pembelajaran adalah salah satu faktor utama peningkatan mutu pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran adalah dengan cara mengubah cara mengajar lama, karena itulah yang terjadi selama ini di kelas-kelas sekolah kita. Guru masih banyak yang menggunakan metode konvensial. Dalam proses pembelajaran dengan metode konvensional, yang aktif hanya guru, sementara siswa hanya mendengarkan, setelah itu guru memberikan contoh soal dan siswa yang kurang jelas dapat bertanya. Apabila semua siswa mengerti dengan materi yang dijelaskan guru maka siswa diberi soal untuk dikerjakan. Dengan metode seperti ini siswa cenderung pasif, dan jarang siswa yang mau bertanya.

Sejalan dengan fungsi pendidikan nasional, BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) telah menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Natar Lampung Selatan belum terbangun kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, dan sistematis. Sebagian besar siswa


(30)

pasif dan tidak mau bertanya apabila menemui kesulitan belajar matematika serta belum terbangun semangat kerja sama yang baik di antara siswa. Selain itu, keaktifan siswa di dalam pembelajaran matematika rendah. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII juga masih sangat rendah. Siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 66 pada saat ujian akhir semester genap hanya 40,625% atau 13 orang dari 32 siswa. Kenyataan ini merupakan masalah yang teridentifikasi yang harus dengan segera diselesaikan.

Permasalahan di atas salah satunya disebabkan model pembelajaran yang digunakan oleh guru saat mengajar di kelas belum tepat. Selama ini, pembelajaran matematika yang dilakukan dengan ceramah, berlangsung satu arah, kegiatan masih terpusat pada guru. Guru menjelaskan materi pelajaran disertai contoh soal, sedangkan siswa mendengarkan dan mencatat. Hal ini menyebabkan siswa yang belum faham tidak bisa terdeteksi oleh guru. Ketika diberi kesempatan untuk bertanya, hanya sedikit siswa yang melakukannya. Selain itu, siswa kurang terlatih dalam mengemukakan pendapat dan kurang terlihat aktivitas belajar yang dilakukan siswa di dalam kelas.

Siswa kelas VIII SMP secara psikologis berada pada masa puber atau peralihan yang menyukai hal yang baru dan mereka cenderung mencari teman sebaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dengan melihat kenyataan sehari-hari yang sering terjadi dalam proses pembelajaran ataupun pada saat istirahat yaitu dalam proses pembelajaran siswa mau bertanya kepada teman sebangkunya secara berbisik-bisik, hal ini membuktikan bahwa siswa malu, tidak berani bertanya kepada guru, tetapi tidak malu, berani bertanya kepada teman. Pada saat-saat istirahat terlihat lebih banyak siswa-siswa yang berkelompok, bercengkerama dan


(31)

bertukar pikiran dari pada yang sendirian, hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya banyak siswa lebih suka berkelornpok dari pada sendirian.

Dengan memperhatikan kondisi siswa di atas maka sangat mendukung di-laksanakan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif selain mem-bantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit juga berguna untuk memmem-bantu siswa menumbuhkan keterampilan kerja sama dalam kelompoknya dan melatih siswa berpikir kritis sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dapat meningkat. Selain itu, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dengan adanya pembelajaran kelompok. Beberapa tipe pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain adalah tipe Jigsaw, tipe NHT (Number Heads Together), tipe TAI (Team Assited Individualization), dan tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Untuk mengatasi permasalahan di atas, saya memilih pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dipilihnya pembelajaran kooperatif tipe STAD karena pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dilatih bekerja dalam kelompok kecil dan saling membantu untuk menguasai meteri yang diajarkan. Siswa berkemampuan tinggi dalam kelompok kooperatif diharapkan memberikan bantuan kepada teman kelompoknya dalam memahami konsep yang dipelajari. Mereka juga diharapkan untuk memberikan motivasi kepada teman kelompoknya agar dapat memberikan sumbangan nilai bagi keberhasilan kelompok. Sedangkan untuk siswa yang memiliki kemampuan yang lebih rendah, akan lebih leluasa menanyakan materi yang belum dipahami kepada temannya yang memahami materi dengan baik. Adanya interaksi dalam kelompok membuat siswa aktif ikut serta dalam proses pembelajaran. Partisipasi siswa tersebut dapat meningkatkan


(32)

aktivitas siswa dan selanjutnya dapat berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Dari kondisi yang digambarkan di atas, guru tertarik untuk mengadakan penelitian

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2010/2011 melalui implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1.4 Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi siswa, yaitu aktivitas dan hasil belajar matematika akan meningkat. 2. Bagi Guru, yaitu mendapatkan tambahan pengalaman berharga dalam

memperbaiki, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa, khususnya di kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan.


(33)

3. Bagi sekolah, yaitu meningkatkan kualitas guru dalam mempersiapkan dan menyempurnakan model pembelajaran Matematika, khususnya di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama siswa dalam lelompok kecil yang heterogen dengan anggota 4-5 orang setiap kelompoknya untuk menyelesaikan tugas pembelajaran di kelas, dan memberikan penghargaan kelompok berdasarkan poin pemingkatannya.

2. Aktivitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama berlangsungnya pelajaran di kelas, meliputi memperhatikan penjelasan guru, bertanya/menjawab pertanyaan guru, mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS), berdiskusi dalam kelompok, mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok/menanggapi.

3. Hasil belajar adalah kemampuan kognitif siswa yang diperoleh setelah proses pembelajaran pada setiap siklus. Indikator hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai tes siswa dengan capaian lebih dari atau sama dengan 66.


(34)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : RIANTA NURLELA

NPM : 1013070010

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi tidak terdapat karya yang telah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Pergurunan Tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka

Bandar Lampung, Maret 2012 Yang menyatakan

Rianta Nurlela NPM. 1013070010


(35)

(36)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang, ku persembahkan

karya kecil ini pada :

Suami tercinta Hitler Silaban dan anak-anakku yang

kusayangi Andrius Silaban dan Alfred Silaban.

Saudara-saudaraku dan para sahabat yang ku sayangi yang

selalu membantu dalam penyusunan skripsi.


(37)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

(PTK Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

RIANTA NURLELA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(38)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

(PTK Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

RIANTA NURLELA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(39)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

(PTK Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011)

Oleh

RIANTA NURLELA

Hasil belajar Matematika siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan tergolong sangat rendah dilihat dari ulangan harian siswa yang di bawah nilai indikator. Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan karena aktivitas belajar siswa rendah, karena pembelajaran masih didominasi oleh guru. Oleh karena itu perlu dibutuhkan pembelajaran yang membuat siswa aktif, sehingga diharapkan berdampak pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII F Negeri 1 Natar Lampung Selatan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Faktor yang diteliti adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Data penelitian diperoleh dari observasi aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran dan tes tiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII F Negeri 1 Natar Lampung Selatan. Hal ini terlihat dari persentase siswa aktif pada siklus I, II dan III yaitu 37,96%; 61,04% dan 76,99% sedangkan persentase siswa tuntas pada siklus I, II


(40)

dan III adalah 59,38%; 68,96% dan 77,42%. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa telah mencapai indikator yang ditetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.

Kata kunci : Aktivitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

Judul Skripsi : PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa


(41)

Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : RIANTA NURLELA

NPM : 1013070010

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. KOMISI PEMBIMBING

Dr. Caswita, M.Si. NIP. 19671004 199303 1 004

Dra. Arnelis Djalil, M.Pd. NIP. 19530308 198303 2 001

2. KETUA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Dr. Caswita, M.Si. NIP. 19671004 199303 1 004


(42)

1. Tim Penguji :

Ketua : Dr. Caswita, M.Si.

Sekertaris : Dra. Arnelis Djalil, M.Pd.

Penguji Bukan Pembimbing

: Drs. Gimin Suyadi, M.Si.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi :

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA


(43)

Nama : RIANTA NURLELA

NPM : 1013070010

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi tidak terdapat karya yang telah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Pergurunan Tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka

Bandar Lampung, Maret 2012 Yang menyatakan

Rianta Nurlela NPM. 1013070010


(44)

Berpikir positif dalam segala hal


(45)

Dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang, ku

persembahkan karya kecil ini pada :

Suami tercinta Hitler Silaban dan anak-anakku yang

kusayangi Andrius Silaban dan Alfred Silaban.

Saudara-saudaraku dan para sahabat yang ku sayangi

yang selalu membantu dalam penyusunan skripsi.

Karya ini ku persembahkan pula pada Almamater

tercinta.


(46)

Segala puji syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah melimpahkan berkat dan Anugerahnya sehingga penulis dapat

Kooperatif Tipe STAD Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012). Penulis menyadari selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada :

1. Bpk. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si selaku dekan FKIP Unila dan jajarannya yang telah memberikan izin penelitian bagi penulis.

2. Bpk. Dr. Caswita, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila dan selaku Pembimbing I yang telah memberi dukungan, bimbingan, nasihat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

3. Bpk. Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd selaku Ketua Program Studi Matematika yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Arnelis Djalil, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberi

dukungan, bimbingan, nasihat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Bpk. Drs. Gimin Suyadi, M.Si selaku Pembahas yang telah memberikan sumbangan pikiran, kritik dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unila atas ilmu yang diberikan selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(47)

7. Bpk. Drs. Priyo Hartono selaku kepala SMP Negeri I Natar Lampung Selatan yang telah memberikan izin penelitian bagi penulis.

8. Hitler Silaban suami tercinta pendamping hidupku yang telah memberikan dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Andrius Silaban dan Alfred Silaban anak-anakku tercinta yang telah

memberikan dukungan dan semangat.

10. Siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri I Natar Lampung Selatan atas bantuan dan partisipasinya.

11. Teman seperjuangan angkatan 2010, Haris, Ito Jaya, Sapto, Dodi, Wuri, Sri Widodo, Tusini, Titik Eka Eni, Surtiyani, Suprihandayani, dan Rubiyati atas rasa persahabatan selama ini, tetaplah kompak, semangat dan terus semangat. 12. Seluruh rekan-rekan Dewan Guru dan Staf SMP Negeri I Natar Lampung

Selatan yang telah memberikan dukungan dan semangat.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membalas kebaikan mereka dan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak. Amin.

Bandar Lampung, Penulis


(48)

Rianta Nurlela

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR LAMPIRAN xiii


(49)

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C.

D. Kegunaan Penelitian E. 1 4 4 4 5 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. 1. 2. 3.

B. Kerangka Pikir .. ...

6 6 8 8 11 III. METODE PENELITIAN

A.

B. Faktor yang diteliti .. C. Data Penelitian D.

E.

F. .

G.

H. Indikator Keberhasilan .. ..

13 13 13 14 14 16 27 29 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. a. b. B. 30 30 33 35 V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan B. Saran 41 42 43 45


(50)

LAMPIRAN A

Halaman 1. ...

1.1 ..

1.2 1.3 2.

2.1 2.2

2.3 RPP Siklus II 3.

46 47 48

49 62 74


(51)

3.1 3.2 3.3 4. 4.1 4.2 4.3 5. 5.1 5.2 5.3 86 95 98 107 108 109 111 114 116 LAMPIRAN B Halaman 1. 1.1 1.2

1.3 Persentase Aktivitas Siswa Sik 2. 2.1 2.2 2.3 3. 118 120 122 124 126 128


(52)

3.1 Catatan Lapangan Siklus I 3.2

3.3

4. Nilai Akhir Siklus I

130 132 134 136

LAMPIRAN C

Halaman 1. Rencana Ju

2. 3. 4. 5. 6. 7.

138 139 140 143 144 145 146


(53)

(54)

SANWACANA

Segala puji syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah melimpahkan berkat dan Anugerahnya sehingga penulis dapat

Kooperatif Tipe STAD Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012). Penulis menyadari selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada :

1. Bpk. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si selaku dekan FKIP Unila dan jajarannya yang telah memberikan izin penelitian bagi penulis.

2. Bpk. Dr. Caswita, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila dan selaku Pembimbing I yang telah memberi dukungan, bimbingan, nasihat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

3. Bpk. Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd selaku Ketua Program Studi Matematika yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Arnelis Djalil, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberi

dukungan, bimbingan, nasihat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Bpk. Drs. Gimin Suyadi, M.Si selaku Pembahas yang telah memberikan sumbangan pikiran, kritik dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(55)

6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unila atas ilmu yang diberikan selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bpk. Drs. Priyo Hartono selaku kepala SMP Negeri I Natar Lampung Selatan yang telah memberikan izin penelitian bagi penulis.

8. Hitler Silaban suami tercinta pendamping hidupku yang telah memberikan dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Andrius Silaban dan Alfred Silaban anak-anakku tercinta yang telah

memberikan dukungan dan semangat.

10. Siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri I Natar Lampung Selatan atas bantuan dan partisipasinya.

11. Teman seperjuangan angkatan 2010, Haris, Ito Jaya, Sapto, Dodi, Wuri, Sri Widodo, Tusini, Titik Eka Eni, Surtiyani, Suprihandayani, dan Rubiyati atas rasa persahabatan selama ini, tetaplah kompak, semangat dan terus semangat. 12. Seluruh rekan-rekan Dewan Guru dan Staf SMP Negeri I Natar Lampung

Selatan yang telah memberikan dukungan dan semangat.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membalas kebaikan mereka dan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak. Amin.


(56)

Bandar Lampung, Penulis


(57)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Efektivitas pembelajaran adalah salah satu faktor utama peningkatan mutu pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran adalah dengan cara mengubah cara mengajar lama, karena itulah yang terjadi selama ini di kelas-kelas sekolah kita. Guru masih banyak yang menggunakan metode konvensial. Dalam proses pembelajaran dengan metode konvensional, yang aktif hanya guru, sementara siswa hanya mendengarkan, setelah itu guru memberikan contoh soal dan siswa yang kurang jelas dapat bertanya. Apabila semua siswa mengerti dengan materi yang dijelaskan guru maka siswa diberi soal untuk dikerjakan. Dengan metode seperti ini siswa cenderung pasif, dan jarang siswa yang mau bertanya.

Sejalan dengan fungsi pendidikan nasional, BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) telah menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Natar Lampung Selatan belum terbangun kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, dan sistematis. Sebagian besar siswa


(58)

2

pasif dan tidak mau bertanya apabila menemui kesulitan belajar matematika serta belum terbangun semangat kerja sama yang baik di antara siswa. Selain itu, keaktifan siswa di dalam pembelajaran matematika rendah. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII juga masih sangat rendah. Siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 66 pada saat ujian akhir semester genap hanya 40,625% atau 13 orang dari 32 siswa. Kenyataan ini merupakan masalah yang teridentifikasi yang harus dengan segera diselesaikan.

Permasalahan di atas salah satunya disebabkan model pembelajaran yang digunakan oleh guru saat mengajar di kelas belum tepat. Selama ini, pembelajaran matematika yang dilakukan dengan ceramah, berlangsung satu arah, kegiatan masih terpusat pada guru. Guru menjelaskan materi pelajaran disertai contoh soal, sedangkan siswa mendengarkan dan mencatat. Hal ini menyebabkan siswa yang belum faham tidak bisa terdeteksi oleh guru. Ketika diberi kesempatan untuk bertanya, hanya sedikit siswa yang melakukannya. Selain itu, siswa kurang terlatih dalam mengemukakan pendapat dan kurang terlihat aktivitas belajar yang dilakukan siswa di dalam kelas.

Siswa kelas VIII SMP secara psikologis berada pada masa puber atau peralihan yang menyukai hal yang baru dan mereka cenderung mencari teman sebaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dengan melihat kenyataan sehari-hari yang sering terjadi dalam proses pembelajaran ataupun pada saat istirahat yaitu dalam proses pembelajaran siswa mau bertanya kepada teman sebangkunya secara berbisik-bisik, hal ini membuktikan bahwa siswa malu, tidak berani bertanya kepada guru, tetapi tidak malu, berani bertanya kepada teman. Pada saat-saat istirahat terlihat lebih banyak siswa-siswa yang berkelompok, bercengkerama dan


(59)

3

bertukar pikiran dari pada yang sendirian, hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya banyak siswa lebih suka berkelornpok dari pada sendirian.

Dengan memperhatikan kondisi siswa di atas maka sangat mendukung di-laksanakan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif selain mem-bantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit juga berguna untuk memmem-bantu siswa menumbuhkan keterampilan kerja sama dalam kelompoknya dan melatih siswa berpikir kritis sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dapat meningkat. Selain itu, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dengan adanya pembelajaran kelompok. Beberapa tipe pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain adalah tipe Jigsaw, tipe NHT (Number Heads Together), tipe TAI (Team Assited Individualization), dan tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Untuk mengatasi permasalahan di atas, saya memilih pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dipilihnya pembelajaran kooperatif tipe STAD karena pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dilatih bekerja dalam kelompok kecil dan saling membantu untuk menguasai meteri yang diajarkan. Siswa berkemampuan tinggi dalam kelompok kooperatif diharapkan memberikan bantuan kepada teman kelompoknya dalam memahami konsep yang dipelajari. Mereka juga diharapkan untuk memberikan motivasi kepada teman kelompoknya agar dapat memberikan sumbangan nilai bagi keberhasilan kelompok. Sedangkan untuk siswa yang memiliki kemampuan yang lebih rendah, akan lebih leluasa menanyakan materi yang belum dipahami kepada temannya yang memahami materi dengan baik. Adanya interaksi dalam kelompok membuat siswa aktif ikut serta dalam proses pembelajaran. Partisipasi siswa tersebut dapat meningkatkan


(60)

4

aktivitas siswa dan selanjutnya dapat berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Dari kondisi yang digambarkan di atas, guru tertarik untuk mengadakan penelitian yang berj Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2010/2011 melalui implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1.4 Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi siswa, yaitu aktivitas dan hasil belajar matematika akan meningkat. 2. Bagi Guru, yaitu mendapatkan tambahan pengalaman berharga dalam

memperbaiki, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa, khususnya di kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan.


(61)

5

3. Bagi sekolah, yaitu meningkatkan kualitas guru dalam mempersiapkan dan menyempurnakan model pembelajaran Matematika, khususnya di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama siswa dalam lelompok kecil yang heterogen dengan anggota 4-5 orang setiap kelompoknya untuk menyelesaikan tugas pembelajaran di kelas, dan memberikan penghargaan kelompok berdasarkan poin pemingkatannya.

2. Aktivitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama berlangsungnya pelajaran di kelas, meliputi memperhatikan penjelasan guru, bertanya/menjawab pertanyaan guru, mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS), berdiskusi dalam kelompok, mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok/menanggapi.

3. Hasil belajar adalah kemampuan kognitif siswa yang diperoleh setelah proses pembelajaran pada setiap siklus. Indikator hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai tes siswa dengan capaian lebih dari atau sama dengan 66.

II. TINJAUAN PUSTAKA


(62)

6

1. Efektivitas Pembelajaran

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Efektivitas berasal dari kata efektif berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005 : 7) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai.

Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, tetapi juga dapat dilihat dari aktivitas.

Hamalik (2004 : 171) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari.

STAD atau Student Teams Achievement Divisions merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan sebuah pendekatan yang baik untuk guru yang baru memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam kelas.

Selain itu menurut Slavin (1994 : 288), STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif dan selanjutnya berikut ini diuraikan sebagaimana pelaksanaannya dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahapan utama sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa antara lain dengan


(63)

7

metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi lebih dari satu.

b. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.

c. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antar anggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai.

d. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu.

e. Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar indivisual dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya. Menurut Slavin (1995), guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja dalam kelompok. Langkah-langkah memberi penghargaan kelompok dijelaskan sebagai berikut :

a. Menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat berupa tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya.

b. Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa, yang kita sebut dengan nilai kuis terkini.

c. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan.

d. Berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing siswa dengan menggunakan kriteria berikut :

Tabel 2.1 Nilai Peningkatan Hasil Belajar

Kriteria Nilai peningkatan Nilai tes terkini turun lebih dari 10 poin di bawah nilai awal 5

Nilai tes terkini turun 1 sampai dengan 10 poin di bawah nilai awal 10 Nilai tes terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10 di atas

nilai awal 20

Nilai tes terkini turun lebih dari 10 di atas nilai awal 30

2. Aktivitas belajar

Keberhasilan belajar tidak akan tercapai jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Senada dengan hal tersebut, Sardiman ( 2003 : 95 ), mengungkapkan sebagai berikut.


(64)

8

adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman ( 1994 : 99 ) berikut.

perlukan aktivitas. Tanpa aktivitas, belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktivan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukanyang dapaat menunjang prestasi

siswa dalam pembelajaran dapat digolongkanantara lain sebagai berikut.

a. Visual activities, antara lain: membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya).

b. Oral activities, antara lain: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, view, diskusi, interupsi dan sebagainya.

Maka aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan individu untuk mencapai perubahan tingkah laku.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima 2001 : 22) membagi tiga macam hasil belajar, yaitu : (1) keterampilan dan kebiasaan ; (2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.

Hasil belajar dapat berupa skor atau nilai tertentu dan merupakan bukti dari usaha yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar. Berdasarkan Taksonomi Bloom (dalam Shofyan, 2008 : 1), hasil belajar diukur dalam tiga ranah yaitu ranah


(65)

9

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sudjana mengatakan bahwa belajar dan pembelajaran sebagai suatu proses yang mengandung tiga unsur yang saling berkaitan yakni tujuan pembelajaran, proses belajar mengajar, dan hasil belajar. Dari ketiga hubungan tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran berlangsung guna mengetahui keefektifan proses belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

006 : 105), mengungkapkan sebagai berikut.

jika memenuhi hal-hal sebagai berikut.

1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran yang telah dicapai, baik

Bedasarkan pendapat di atas, hasil belajar merupakan suatu puncak proses pembelajaran. Suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar mengajar tersebut.

Menurut Dimyanti dan Mudjiono ( 2006 : 3 ), hasil belajar merupakan suatu hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan exaluasi akhir belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggaldan puncak proses belajar. Hasil belajar merupakan bukti adanya proses belajar mengajar antara guru dan siswa.

Hamalik (2004 : 30), menyatakan sebagai berikut.

-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:

1. Pengetahuan, 2. Pengertian, 3. Kebiasaan, 4. Keterampilan, 5. Apresiasi, 6. Emosional, 7. Hubungan sosial, 8. Jasmani, 9. Ertis atau budi pekerti, dan 10. Sikap.

Sejalan dengan pendapat Hamalik tersebut, dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan hal yang penting karena dapat menjadi petunjuk untuk


(66)

10

mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar siswa yang sudah dilakukan. Hasil belajar bisa diketahui melalui perubahan-perubahan dalam diri siswa yang meliputi kebiasaan, pengetahuan, sikap keterampilan, dan lain sebagainya.

Nana Sudjana ( dalam Indah

belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang setelah setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Hasil belajar merupakan nilai kemampuan tes kognitif yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran pada setiap siklus. Untuk mengukur ketercapaian hasil belajar dalam kelas, perlu dilakukan teknik penilaian seperti yang terdapat dalam Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Hasil belajar dalam penelitian ini telah ditetapkan dalam ruang lingkup penelitian.


(67)

11

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan siswa untuk belajar secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif memberikan lingkungan dimana siswa bekerja sama dalam kelompok yang kemampuan anggotanya heterogen. Dalam pembelajaran ini siswa tidak hanya dituntut secara individu meraih sukses tapi juga dituntut untuk dapat bekerja sama demi ketercapaian hasil yang maksimal. Dengan demikian, siswa lebih aktif dalam pembelajaran yang nantinya akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Salah satu tahap dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah penentuan poin peningkatan individu. Adanya poin peningkatan individu dapat mendorong siswa untuk belajar giat dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Poin peningkatan individu juga memberikan kontribusi dalam penentuan penghargaan kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan penghargaan sesuai dengan poin perkembangan kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa bekerja dalam kelompok kecil dan saling membantu untuk menguasai materi yang diajarkan. Siswa ber-kemampuan tinggi dalam kelompok kooperatif diharapkan dapat memberikan bantuan kepada teman kelompoknya dalam memahami konserp yang dipelajari. Mereka juga diharapkan untuk memberikan motivasi kepada teman kelompoknya agar dapat memberikan sumbangan nilai bagi keberhasilan kelompok. Sedangkan untuk siswa yang memiliki kemampuan lebih rendah, akan lebih leluasa menanyakan materi yang belum dipahami kepada temannya yang memahami materi dengan baik. Adanya interaksi dalam kelompok membuat siswa aktif ikut serta dalam proses pembelajaran. Partisipasi siswa tersebut dapat meningkatkan


(68)

12

aktivitas siswa dan selanjutnhya dapat berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Jadi dengan memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa meningkat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa SMP NEGERI I NATAR kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 22 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Tingkat kemampuan belajar


(69)

13

matematika dari subjek penelitian ini heterogen, ada yang kurang, sedang, dan tinggi. Latar belakang ekonomi juga beragam.

Dalam proses pembelajaran siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Penentuan kelompok berdasarkan tes awal.

B. Faktor Yang Diteliti

Faktor yang diteliti adalah sebagai berikut.

1. Aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa sebagai pencapaian siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam satu siklus.

C. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Data kualitatif berupa aktivitas siswa setiap siklus. Data tersebut yang berupa aktivitas diubah ke bentuk kuantitatif.

2. Data kuantitatif berupa hasil belajar dalam bentuk penilaian kognitif D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD di dalam kelas. Data aktivitas siswa diperoleh dengan menggunakan lembar observasi. Aktivitas belajar siswa diarnati oleh observer. Eni Wulandari, guru Matematika kelas IX. Sedangkan data aktivitas guru diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang diamati


(70)

14

oleh guru mitra. Hal ini bertujuan untuk memacu peneliti dalam memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya. Data yang tidak termuat dalam lernbar observasi aktivitas siswa dituangkan ke dalam Catatan Lapangan dengan tujuan memperoleh data secara obyektif berupa prilaku siswa dan perrnasalahan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya maupun sebagai bahan masukan terhadap keberhasilan yang telah dicapai.

2. Tes

Tes dilaksanakan pada tiap akhir siklus dan dikerjakan secara individu untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Hasil dari tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah dilakukan tindakan,

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah. 1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama kegiatan berlangsung berupa lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktilitas guru. Lembar observasi ini dibuat oleh peneliti. Aktivitas siswa yang dinilai yaitu.

a. Memperhatikan penjelasan guru siswa dihitung melakukan aktivitas ini jika dua aktivitas berikut terpenuhi.

1) Memperhatikan penjelasan guru

2) Tidak mengobrol dengan siswa yang lain b. Bertanya kepada guru


(71)

15

d. Diskusi dalam kelompok

e. Mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok/menanggapi siswa dihitung melakukan aktivitas ini jika dua aktivitas berikut terpenuhi.

l) Mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok

2) Bertanya/menanggapi tentang penyajian hasil diskusi kelompok lain.

f. Mengerjakan LKS (Lernbar Kerja Siswa)

g. Membuat kesimpulan

Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati kinerja guru meliputi.

a) Persiapan rnengajar berupa menyiapkan RPP, LKS dan rnenyiapkan buku penunjang yang relevan.

b) Presentasi kelas yang berupa motivasi untuk siswa, persepsi dan meng-komunikasikan tujuan pembelajaran.

c) Dalan, kelompok belajar, guru sebagai fasilitator yaitu membimbing dan d) Melatih siswa untuk berani mengajukan pertanyaan, mengarahkan siswa untuk

aktif berdiskusi.

e) Kegiatan Akhir, mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari, menginformasikan materi selanjutnya dan menutup pembelajaran.

2. Perangkat Tes

Tes diberikan pada tiap akhir siklus yang berbentuk uraian dan bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep tentang pengertian variabel dan penyelesaiannya setelah diimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.


(72)

16

Untuk rnenjamin bahwa tes yang diperoleh valid maka disusrun berdasarkan tahapan sebagai berikut.

a. Menyusun kisi-kisi berdasarkan indikator kognitif b. Membuat soal tes berdasarkan kisi-kisi

F. Pelaksanaan Tindakan

Tahap-tahap yang dilaksanakan daiam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

1. Tahap penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yaitu : 2 kali pembelajaran dan 1 kali tes akhir siklus. Pertemuan pertama dan kedua berlangsung 3 jam pelajaran (3x40 menit), sedangkan perternuan tiga berlangsun 2 jam pelajaran (2x40 menit). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk tiap siklusnya dapat diuraikan sebagai berikut.

A. Siklus I

Tahapan yang dilakukan pada siklus ini adalah.

1. Tahap Perencanaan


(73)

17

a. Mendiskusikan dan menetapkan rencana pelaksanaan pernbelajaran yang akan ditetapkan di kelas sebagai tindakan daiarn siklus I dengan dosen pembimbing.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis karakter yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c. Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) sesuai dengan materi yang diberikan kepada siswa berdasarkan indikator kognitif.

d. Mempersiapkan alat evaluasi dengan membuat kisi-kisi, soal dan kunci jawaban soal tes siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I. e. Mempersiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati

aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran dan diskusi sedang berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, yaitu.

a) Pertemuan I

Pertemuan pertama berlangsung selama 120 menit dan dilaksanakan pada hari Senin, 31 Oktober 2011 mulai pukul 07.40 WIB sampai dengan pukul 09.40 WIB dihadiri oleh 31 orang siswa. Satu orang siswa tidak hadir.

Pertemuan pertama membahas materi pengertian PLDV dan SPLDV, perbedaan antara PLDV dan SPLDV dan menyatakan suatu variabel lain, pada Persamaan Linear dan mengenal SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel. Sebelum memulai pelajaran, guru menyapa siswa dan menanyakan siapa saja siswa yang tidak hadir, melakukan appersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran kepada


(74)

18

siswa mengingatkan siswa materi operasi hitung bilangan bulat dan PLSV. Serta memotivasi siswa agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Selanjutnya siswa berdiskusi sesuai kelompoknya. Kelompok yang terbentuk ada 8 kelompok, yang terdiri dari 4 orang siswa. Siswa mulai berdiskusi dengan kelompoknya. Guru mengamati siswa yang sedang menyelesaikan LKS dan memberikan bantuan kepada kelompok yang menemui kesulitan diskusi yang dilakukan oleh siswa belum berjalan sebagaimana mestinya. Sebagian siswa belum bisa bekerja sama dengan teman satu kelompoknya.

Selain itu sebagian siswa yang lain tidak ikut mengerjakan LKS. Mereka hanya bermain-main ataupun mengganggu teman-temannya yang lain.

b) Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 2 November, pukul 10.00- 12.00 WIB. Materi pembelajaran pada pertemuan ini adalah menyelesaikan SPLDV dengan metode eliminasi dan metode substitusi, serta SPLDV dengan pecahan. Pada pertemuan kedua ini, kelompok diskusi sudah mulai berjalan baik, walaupun ada sebagian siswa yang masih melakukan kegiatan di luar diskusi. Beberapa orang siswa sudah mulai aktif, mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru maupun menanyakan pada guru hal-hal yang belum difahami.

c) Pertemuan 3

Pada pertemuan ini hanya dilakukan Tes akhir siklus I yang dilaksanakan pada hari Senin, 7 November 2011 selama 80 menit diikuti 32 orang siswa. Setelah tes akhir siklus I dilaksanakan, peneliti meminta siswa untuk mengisi lernbar penilaian siswa.


(75)

19

3. Pengamatan/Observasi

Pengamatan/observasi dilakukan selama pembelajaran dari awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru.

4. Refleksi

Kegiatan tahap refleksi merupakan suatu kegiatan menganalisis, rnemahami, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Setelah siklus I berakhir, maka dilakukan refleksi dengan menganalisis hasil tes dan hasil observasi, serta kekurangan dan kelebihan model pembelajaran untuk kemudian diambil kesimpulan.

Pada akhir siklus I diperoleh hasil observasi bahwa aktivitas dan hasil siswa belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

a. Siswa masih kesulitan beradaptasi dengan teman dalam satu kelompoknya. b. Terdapat beberapa siswa yang belum mengerjakan LKS dengan

sungguh-sungguh, melainkan melakukan hal-hal yang tidak diharapkan, seperti : mengobrol dengan teman satu kelompoknya, mengganggu teman yang lain. c. Diskusi dalam kelompok belajar masih kurang, LKS hanya dikerjakan oleh 1

atau 2 orang siswa saja, yang lain tidak bertanya padahal belum faham. d. Kegiatan dalam kelompok masih didominasi oleh siswa yang pandai.

Pada siklus I ini, kinerja guru masih kurang. Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru dan catatan lapangan diperoleh keterangan beberapa kekurangan guru dalam mengajar, sebagai berikut.


(76)

20

1. Kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa. 2. Tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.

3. Penguasaan kelas yang masih kurang baik. 4. Kurang penekanan terhadap materi yang penting. 5. Kurang dalam memberikan penghargaan.

Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, maka perbaikan untuk siklus selanjutnya adalah sebagai berikut.

1. Guru lebih memotivasi siswa yang pandai untuk membantu teman- temannya dalam 1 kelompok dengan cara memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk presentasi mewakili kelompoknya.

2. Guru lebih menguasai kelas dengan memberikan arahan dan dorongan agar siswa lebih kondusif dalam belajar.

3. Guru memberikan penghargaan yang menarik terhadap keberhasilan siswa dan penguatan.

4. Guru memfokuskan perhatian siswa dengan memberikan teguran dan arahan yang positif kepada siswa yang melakukan aktivitas lain di kelompoknya.

B. Siklus II

Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dari tanggal 9 November sampai dengan tanggal 16 November 2011. pembelajaran siklus II dilakukan selama 3 kali pertemuan, 2 kali pembelajaran dan satu kali ujian siklus. Pelaksanaan siklus II merupakan lanjutan dari siklus I, dimana siklus ini merupakan perbaikan berdasarkan refleksi dari siklus I. Tahapan yang dilakukan pada siklus ini yaitu


(77)

21

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II ini secara umurn sama dengan siklus I, tetapi tidak ada lagi pengelompokkan siswa karena siswa tetap berada dalam kelompoknya masing-masing seperti pada siklus I. Terdapat perbaikan dalam kegiatan awal yaitu guru rnengkomunikasikan tujuan pembelajaran. Dan memberikan motivasi kepada siswa.

2. Tahap pelaksanaan a) Pertemuan I

Perternuan pertama berlangsung 120 menit dan dilaksanakan pada hari Rabu, 9 November 2011 pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB dihadiri oleh 32 orang siswa (2 orang sakit, 1 orang tanpa keterangan). Sebelum memulai pembelajaran, guru mengawalinya dengan mengumumkan hasil tes sikius I, tujuannya agar siswa lebih termotivasi untuk mendapatkan nilai yang lebih baik lagi pada siklus berikutnya. Materi yang dibahas dalam pertemuan ini adalah penerapan SPLDV. Pertemuan pertama dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Selanjutnya guru mengingatkan kembali tentang SPLDV dalam berbagai bentuk, serta menjelaskan mempelajari SPLDV untuk memotivasi siswa. Kemudian guru membagikan lembar kerja siswa. Siswa berdiskusi di kelompoknya masing-masing. Pada saat diskusi masih terlihat beberapa orang siswa yang tampak asyik dengan kegiatannya di luar diskusi seperti mengobrol dengan temannya dan menggambar. Disamping itu juga bimbingan terhadap siswa belum bisa merata, masih terdapat beberapa kelompok yang belum dapat menjawab soal dengan benar. Namun secara keseluruhan kegiatan dskusi sudah berjalan cukup baik.


(1)

(3) sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.

Hasil belajar dapat berupa skor atau nilai tertentu dan merupakan bukti dari usaha yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar. Berdasarkan Taksonomi Bloom (dalam Shofyan, 2008 : 1), hasil belajar diukur dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sudjana mengatakan bahwa belajar dan pembelajaran sebagai suatu proses yang mengandung tiga unsur yang saling berkaitan yakni tujuan pembelajaran, proses belajar mengajar, dan hasil belajar. Dari ketiga hubungan tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran berlangsung guna mengetahui keefektifan proses belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

t.

-hal sebagai berikut.

1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran yang telah dicapai, baik

Bedasarkan pendapat di atas, hasil belajar merupakan suatu puncak proses pembelajaran. Suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar mengajar tersebut.

Menurut Dimyanti dan Mudjiono ( 2006 : 3 ), hasil belajar merupakan suatu hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan exaluasi akhir belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggaldan puncak proses belajar. Hasil belajar merupakan bukti adanya proses belajar mengajar antara guru dan siswa.


(2)

-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:

1. Pengetahuan, 2. Pengertian, 3. Kebiasaan, 4. Keterampilan, 5. Apresiasi, 6. Emosional, 7. Hubungan sosial, 8. Jasmani, 9. Ertis atau budi pekerti, dan 10.

Sejalan dengan pendapat Hamalik tersebut, dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan hal yang penting karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar siswa yang sudah dilakukan. Hasil belajar bisa diketahui melalui perubahan-perubahan dalam diri siswa yang meliputi kebiasaan, pengetahuan, sikap keterampilan, dan lain sebagainya.

belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh oleh

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang setelah setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Hasil belajar merupakan nilai kemampuan tes kognitif yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran pada setiap siklus. Untuk mengukur ketercapaian hasil belajar dalam kelas, perlu dilakukan teknik penilaian seperti yang terdapat dalam Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 bahwa penilaian hasil belajar oleh


(3)

pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Hasil belajar dalam penelitian ini telah ditetapkan dalam ruang lingkup penelitian.

B. Kerangka pikir

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan siswa untuk belajar secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif memberikan lingkungan dimana siswa bekerja sama dalam kelompok yang kemampuan anggotanya heterogen. Dalam pembelajaran ini siswa tidak hanya dituntut secara individu meraih sukses tapi juga dituntut untuk dapat bekerja sama demi ketercapaian hasil yang maksimal. Dengan demikian, siswa lebih aktif dalam pembelajaran yang nantinya akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Salah satu tahap dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah penentuan poin peningkatan individu. Adanya poin peningkatan individu dapat mendorong siswa untuk belajar giat dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Poin peningkatan individu juga memberikan kontribusi dalam penentuan penghargaan kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan penghargaan sesuai dengan poin perkembangan kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa bekerja dalam kelompok kecil dan saling membantu untuk menguasai materi yang diajarkan. Siswa ber-kemampuan tinggi dalam kelompok kooperatif diharapkan dapat memberikan bantuan kepada teman kelompoknya dalam memahami konserp yang dipelajari. Mereka juga diharapkan untuk memberikan motivasi kepada teman kelompoknya


(4)

agar dapat memberikan sumbangan nilai bagi keberhasilan kelompok. Sedangkan untuk siswa yang memiliki kemampuan lebih rendah, akan lebih leluasa menanyakan materi yang belum dipahami kepada temannya yang memahami materi dengan baik. Adanya interaksi dalam kelompok membuat siswa aktif ikut serta dalam proses pembelajaran. Partisipasi siswa tersebut dapat meningkatkan aktivitas siswa dan selanjutnhya dapat berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Jadi dengan memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa meningkat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(5)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VIII SMP Negeri I Natar Lampung Selatan semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus III telah melebihi indikator 75% yaitu 77,41%. peningkatan aktivitas tersebut terjadi karena pada STAD ada pembelajaran kelompok yang di dalamnya terjadi diskusi dan saling membantu di antara siswa dalam mengerjakan tugas kelompok, serta pemberian motivasi kepada siswa dengan memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri I Natar Lampung Selatan semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari persentase siswa tuntas pada siklus III telah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 75%.


(6)

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh, maka disarankan sebagai berikut.

Guru matematika diharapkan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif model pernbelajaran yang dapat diterapkan di sekolah dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN TIPE NHT ( Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011)

0 7 36

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 6 46

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 42

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 8 31

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 66

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 12 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 6 60

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011)

0 12 107

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII.2 Semester Ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 54

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013).

0 5 35

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Pada Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 5 130