Teknik Student Teams Achievement Division STAD

17 7 Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang dipelajari dalam kelompoknya.

b. Teknik Student Teams Achievement Division STAD

Slavin dalam Trianto, 2007: 52 menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim. Mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu. 1 Langkah-langkah Pembelajaran STAD Langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik STAD ini didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau fase, sebagai berikut: Tabel 2.1. Fase-fase Pembelajaran Kooperatit teknik STAD Fase Kegiatan Guru Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Fase 2 Menyajikanmenyampaikan informasi. Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar. Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan. Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. 18 Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan penghargaan Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Sumber: Ibrahim dkk, dalam Trianto, 2007: 54 Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: a Menghitung skor individu Menurut Slavin dalam Rusman, 2010: 216, untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2. Perhitungan Perkembangan Skor Individu No Nilai Tes Skor Perkembangan 1. 2. 3. 4. 5. Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar Lebih dari 10 poin di atas skor dasar Pekerjaan sempurna tanpa memerhatikan skor dasar 0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin Sumber: Slavin, dalam Rusman, 2010: 216 b Menghitung skor kelompok Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin perkembangan kelompok tertinggi ditentukan dengan rumus sebagai berikut. 19 N 1 = Jumlah total perkembangan anggota Jumlah anggota kelompok yang ada Tabel 2.3. Tingkat penghargaan kelompok No Rata-rata Skor Kualifikasi 1. 2. 3. 4. 0 ≤ N ≤ 5 6 ≤ N ≤ 15 16 ≤ N ≤ 20 21 ≤ N ≤ 30 - Tim yang baik Good Team Tim yang baik sekali Great Team Tim yang istimewa Super Team Sumber: Rusman, 2010: 216 c Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya kriteria tertentu yang ditetapkan guru. 2 Kelebihan dan kekurangan teknik STAD a Kelebihan teknik pembelajaran Kooperatif STAD Menurut Davidson dalam Asma, 2006: 26 kelebihan teknik pembelajaran kooperatif STAD : 1 Meningkatkan kecakapan individu. 2 Meningkatkan kecakapan kelompok. 3 Meningkatkan komitmen. 4 Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya. 5 Tidak bersifat kompetitif. 6 Tidak memiliki rasa dendam 20 b Kekurangan teknik pembelajaran kooperatif STAD Menurut Slavin dalam Asma 2006: 27 kekurangan teknik pembelajaran kooperatif STAD yaitu: 1 Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang. 2 Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.

2.5 Kerangka Pikir

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 42

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 8 31

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP N 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 31

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 66

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011)

0 12 107

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL (PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumberrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 24 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD (PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 9 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD (PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 30 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF (PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Tritunggal Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 17

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PTK pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Trimulyo Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 13 69