14
yang berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar- mengajar.
3 Mengadakan penataran-penataran inservice-trainings
Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi
tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada
umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut follow-
up dari hasil penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru.
2.1.6 Hubungan Supervisi dan Kompetensi Guru
Faktor yang turut mempengaruhi kemampuan profesional guru ada 2 faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam guru itu sendiri, misalnya
latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan dan kemauan dari guru sendiri, sedangkan faktor eksternal, diantaranya adalah kebijakan kepala sekolah,
fasilitas pendidikan serta lingkungan sekolah. Keberhasilan dalam mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah tidak akan
terlepas dari kompetensi yang dimiliki guru itu sendiri. Terhadap beberapa faktor yang dikategorikan berpengaruh terhadap kompetensi guru, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dominan atau kurang dominan serta kuat atau lemah, dalam hal ini supervisi sangat mempengaruhi kompetensi guru, karena supervisi
15
mampu memotivasi kinerja dan kesiapan guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi kompetensi guru terkait dengan supervisi akademik, diantaranya adalah : kepala sekolah dengan segala
fungsinya, fasilitas pendidikan, latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan dan kemauan dari guru sendiri.
2.1.7 Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pengajaran
Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain:
1 Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam
menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. 2
Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan
keberhasilan proses belajar-mengajar. 3
Bersama sama guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang
sedang berlaku. 4
Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya.
5 Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai
sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk
16
mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing- masing.
6 Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau komite
sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa. Dari beberapa pendapat dan uraian tersebut di atas dapat diambil
kesimpulan, bahwa supervisi akademik adalah proses pembinaan kepala sekolah kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar, Adapun teknik
yang biasa digunakan diantaranya kunjungan kelas, pertemuan formal maupun informal serta melibatkan guru lain yang dianggap berhasil dalam proses belajar
mengajar. Beberapa teknik yang biasa digunakan kepala sekolah dalam melakukan
supervisi terhadap guru, indikator tentang pelaksanaan supervisi yaitu : kunjungan kelas, semangat mengajar guru, pemahaman tentang kurikulum, pengembangan
metode dan evaluasi, rapat-rapat pembinaan, serta kegiatan rutin di luar jam mengajar, sedangkan indikator lain tidak kami ungkapkan dalam penelitian ini.
2.2 Pembelajaran
2.2.1 Pengertian
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkahlaku siswa berubah kearah yang lebih baik. Max Darsono,
2000:24