EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
(Studi pada Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester
Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015)
Oleh
AYU TIARA PUTRI

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran TAI terhadap pemahaman konsep
matematis siswa. Desain yang digunakan adalah posttest-only control design
dengan populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3
Bandar Lampung semester genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015 dan sampel
penelitian adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB yang ditentukan dengan teknik
purposive random sampling. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan
bahwa penerapan model pembelajaran TAI efektif ditinjau dari kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa pada kelas VIII SMP Muhammadiyah 3
Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

Kata Kunci : Efektivitas, Pemahaman Konsep, TAI


EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung
Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015)

Oleh

Ayu Tiara Putri

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Enim, Sumatra Selatan pada tanggal 03 September
1993. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan dari Bapak
Drs.Awal Wahidi dan Ibu Nurlis Aprini.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Aisyiyah Bustanul
Athfal pada tahun 1999, pendidikan dasar di SD Negeri 24 Tanjung Enim pada
tahun 2005, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 3 Tanjung Enim pada
tahun 2008, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Unggulan Muara
Enim pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa
diProgram Studi Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung melalui jalur undangan Universitas Lampung 2011.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kenali, Kecamatan
Belalau, Kabupaten Lampung Barat. Selain itu, penulis melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Belalau, Kabupaten Lampung
Barat yang terintegrasi dengan program KKN tersebut.


Selama

menjadi

mahasiswa, penulis juga aktif dalam organisasi yaitu HIMASAKTA pada periode
2011-2012.

i

Persembahan
Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna
Sholawat serta Salam selalu tercurah kepada Uswatun Hasanah Rasulullah
Muhammad SAW
Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta dan kasih sayangku
kepada:
Mama tercinta (Nurlis Aprini) dan Papa tercinta (Drs.Awal Wahidi), yang
telah membesarkan dan mendidik dengan penuh cinta kasih dan
pengorbanan yang tulus serta selalu mendoakan yang terbaik untuk
keberhasilan dan kebahagiaanku

Adikku tercinta Nabila Dewi Anjani yang telah memberikan dukungan
dan semangatnya padaku
Seluruh keluarga besar yang terus memberikan do’anya , terima kasih
Para pendidik yang telah mengajar dan mendidik dengan penuh
kesabaran.
Semua sahabat-sahabatku yang begitu tulus menyayangiku dengan
segala kekuranganku, dari kalian aku belajar memahami arti ukhuwah.
Sesungguhnya ukhwah yang tulus merupakan mata uang yang sangat
langka di zaman sekarang ini.
Almamater Universitas Lampung tercinta

MOTO

Majulah tanpa menyingkirkan orang lain,
Naiklah tinggi tanpa menjatuhkan orang
lain

(Ayu Tiara Putri)

SANWACANA


Alhamdulillahi Robbil „Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan.

Sholawat serta salam selalu tercurah pada junjungan kita yang

membawa kita dari zaman Jahiliah ke zaman yang terang benderang, yaitu
Rasulullah Muhammad SAW.
Skripsi yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Kooperatif tipe TAI Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII
SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/
2015)”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini disadari sepenuhnya tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas
kepada:
1.


Bapak Dr. Haninda Bharata, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan Ketua
Program Studi Matematika yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing, memberikan sumbangan pemikiran, perhatian, kritik, saran,
memotovasi, dan telah memberika kemudahan kepada penulis selama
penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
ii

2.

Ibu Dra. Arnelis Djalil, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan
pemikiran, perhatian, kritik, saran, memotovasi, dan semangat kepada penulis
selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.

3.

Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M. Pd., selaku Pembahas yang telah memberikan
masukan dan saran kepada penulis.


4.

Mamaku, Nurlis Aprini dan Papaku, Drs.Awal Wahidi tercinta atas perhatian,
kasih sayang, dan segalanya yang telah diberikan kepadaku selama ini serta
tidak pernah lelah untuk selalu mendoakan yang terbaik untukku.

5.

Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

6.

Bapak Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku dekan FKIP Universitas Lampung
beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.

7.

Bapak Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA yang telah

memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8.

Bapak Wahdiyana, S.T.,M.Pd.T., selaku Kepala SMP Muhammadiyah 3
Bandar Lampung beserta Wakil, staf, dan karyawan yang telah memberikan
kemudahan selama penelitian.

9.

Bapak Habib Akha Muddin, S. Pd, selaku guru mitra yang telah banyak
membantu dalam penelitian.

iii

10. Seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2014/ 2015, khususnya siswa kelas VIIIA dan VIIIB atas perhatian
dan kerjasama yang telah terjalin.
11. Adikku tercinta Nabila Dewi Anjani yang telah memberikan doa, semangat,
dan motivasi kepadaku.

12. Sahabat tercinta Nico Andrianto yang selama ini memberikan perhatian,
motivasi, semangat dan selalu menemaniku.
13. Teman teman tercinta, Citra Ayu Murti, Lidia Widiarti, Muthiah Karimah,
Selvy Dwi Utami, Desy Rahmawati, Venti Martaliza, yang selama ini
memberiku motivasi dan semangat.
14. Teman-teman karibku tersayang, seluruh angkatan 2011 Pendidikan
Matematika: Ade Irma, Agung, Agus, Kakak Aan, Aliza Ramadani, Vina,
Aulia Rahmat, Ayu Anindra, Ayu f, Ayu Sekar, Ayu Ta, Bayu, Dedes, Dewi,
Dian, Didi, Dina, Emi, Emilda, Enggar, Eni, Fitri Fatmawati, Florensia, Fuji,
Gilang, Hani, Ketua Angkatan Heizlan, Ige, Ikhwanudin, Indah, Ismi Vita ,
Ista, Iwan Ndut, Laili, Ipeh, Hasbi, Elcho, Panji, Yusuf, Ratna, Niluh Eka,
Nourma, Pobby, Rahmat Abi, Ria Oktavia, Rizka, Oca, Siska, Siti, Suci
Rohani, Titi, Veni, Winda, Wulan, Yola, Yulisa.
15. Kakak-kakak angkatanku terkasih Mbak Hesti, Mbak Asih, Mbak Lia, Mbak
Vera, Mbak Ebta, Kak Umpu, Kak Novrian , Kak Yose, Kak Mifta, Kak Adit
terima kasih atas kebersamaannya.
16. Kakak-kakakku angkatan 2008, 2009, 2010 serta adik-adikku angkatan 2012,
2013, 2014 terima kasih atas kebersamaanya.

iv


17. Teman-teman seperjuangan KKN di Desa Kenali, Kecamatan Belalau,
Kabupaten Lampung Barat dan PPL di SMP Negeri 1 Belalau (Ahmad
Jaenudin, Agus Setiawan , Wawan Gunawan, Fajar Lestari, Gusti Ayu Putu
Tiana Lestari, Helchia Sandra G, Yuliana Ria Ariska, Qonita Afriyani, ) atas
kebersamaan selama kurang lebih tiga bulan yang penuh makna dan
kenangan.
18. Pak Liyanto dan Pak Mariman, penjaga gedung G, terima aksih atas bantuan
dan perhatiannya selama ini.
19. Almamater Universitas Lampung tercinta yang telah mendewasakanku.
20. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan kepada
penulis mendapat balasan pahala dari Allah SWT, dan semoga skripsi ini
bermanfaat. Aamiin ya Robbal „Alamin.
Bandarlampung,
Penulis

Mei 2015


Ayu Tiara Putri

v

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
I.

II.

ix

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. ...

1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... ...

6

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ ...

6

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... ...

7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. ...

7

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori .................................................................................... ... 9
2.1.1 Efektivitas Pembelajaran ................................................... ... 9
2.1.2 Model Pembelajaran TAI ..................................................... ... 10
2.1.3 Pembelajaran Konvensional ................................................

15

2.1.4 Kemampuan Pemahaman Konsep .......................................

16

2.2 Kerangka Pikir ................................................................................ ... 19
2.3 Anggapan Dasar ..............................................................................

22

2.4 Hipotesis ..........................................................................................

22

III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel........................................................................ ... 23
3.2 Desain Penelitian ............................................................................. ... 24
3.3 Data Penelitian ................................................................................ ... 24
vi

3.4 Teknik Pengumpulan Data ..............................................................

25

3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................

25

3.5.1 Validitas Isi .............................................................................

27

3.5.2 Reliabilitas ..............................................................................

27

3.5.3 Tingkat Kesukaran ..................................................................

28

3.5.4 Daya Pembeda ........................................................................

29

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian .....................................................

31

3.7 Teknik Analisis Data .......................................................................

32

3.7.1 Uji Normalitas ........................................................................

32

3.7.2 Uji Hipotesis ...........................................................................

34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................

37

4.2 Pembahasan .................................................................................... ... 40
V.

SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ......................................................................................... ... 47
5.2 Saran ............................................................................................... ... 47

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1

Distribusi siswa pada nilai rata rata ulangan
akhir........................................................

23

Tabel 3.2

Desain Penelitian Posttest Only Control Design ........................

24

Tabel 3.3

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Konsep ......

26

Tabel 3.4

Interpretasi Nilai Reliabilitas ......................................................

28

Tabel 3.5

Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal .................................

29

Tabel 3.6

Interpretasi Daya Pembeda ..................................................................

30

Tabel 3.7

Hasil Uji Coba Tes...............................................................................

31

Tabel 3.8

Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa ..................................................................................

33

Tabel 4.1

Persentase Siswa yang Memahami Konsep Matematis Siswa .............

37

Tabel 4.2

Hasil Uji Proporsi Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa ....................................................................................................

38

Hasil Uji Kesamaan Dua Proporsi Data Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis Siswa .....................................................................

39

Pencapaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Kelas yang Mengikuti Pembelajaran dengan Model TAI dan
Pembelajaran Konvensional ...............................

40

Tabel 4.3
Tabel 4.4

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN
A.1 Silabus..................................................................................................

50

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ........... 55
A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ................. 79
A.3 Lembar Kerja Kelompok (LKK) .......................................................... 101

B. PERANGKAT TES
B.1 Kisi-kisi Soal Posttest ......................................................................... 117
B.2 Soal Posttest ....................................................................................... 118
B.3 Kunci Jawaban Soal Posttest ............................................................... 120
B.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ............. 124
B.5 Form Penilaian Posttest ...................................................................... 125
B.6 Surat Keterangan Validasi .................................................................. 127
C. ANALISIS DATA
C.1 Hasil Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
(Kelas Uji Coba) ................................................................................... 128
C.2 Uji Reliabilitas Tes Uji Coba .............................................................. 130
C.3 Analisis Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Item Hasil
Tes Uji Coba ......................................................................................... 132
C.4 Hasil Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Kelas Eksperimen ............................................................................... 133

ix

C.5 Hasil Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Kelas Kontrol ...................................................................................... 135
C.6 Uji Normalitas Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Kelas Eksperimen .................................................................... 137
C.7 Uji Normalitas Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Kelas Kontrol ........................................................................... 141
C.8 Uji Proporsi Kelas Eksperimen .......................................................... 145
C.9 Uji Kesamaan Dua Proporsi ................................................................. 147
C.10 Analisis Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Skor Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Kelas Eksperimen ............................................................................... 150
C.11 Analisis Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Skor Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Kelas Kontrol ...................................................................................... 154
D. LAIN-LAIN
D.1 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi ......................................................... 155
D.2 Daftar Hadir Seminar Proposal ............................................................. 157
D.3 Daftar Hadir Seminar Hasil ................................................................... 159
D.3 Surat Izin Penelitian .............................................................................. 160
D.4 Surat Keterangan Penelitian .................................................................. 161
D.5 Jawaban Posstest.................................................................................. 162

x

I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara,
perbuatan mendidik Depdiknas (2002: 263). Oleh karena itu pendidikan berperan
penting dalam kehidupan manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat
membuat dirinya menjadi lebih berkembang. Hal tersebut sejalan dengan yang
diungkapkan Tim Dosen Unila (2007: 16) :

Pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan hidup masa
mendatang, tetapi juga untuk menghadapi gelombang globalisasi dengan
masyarakat yang cenderung bersikap konsumerisme. Pada masa sekarang ini,
pendidikan harus mampu menghadapi suatu masyarakat mega kompetisi.
Masyarakat mega kompetisi meminta manusia terus menerus berubah, tahan
banting, siap mengejar kualitas dan keunggulan.
Wardoyo (2013: 21) menambahkan bahwa perubahan yang terjadi bukan secara
serta merta namun melalui proses interaksi dan pengalaman yang sistematis.
Kegiatan pembelajaran disekolah merupakan interaksi antara guru dan siswa.

Berdasarkan hal tersebut maka guru memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran yang terjadi di sekolah. Banyak hal yang dilakukan guru untuk
membuat siswa menjadi lebih pandai, salah satunya adalah menyampaikan ilmu
yang berguna untuk siswa. Terdapat banyak ilmu yang disampaikan guru kepada
siswa salah satunya ilmu matematika.

2
Rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia ini di tunjukkan oleh hasil
survei internasional Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMSS) pada tahun 2011 yang menyatakan skor rata-rata prestasi matematika di
Indonesia berada peringkat 38 dari 42 negara (NCES, 2011). Selain itu juga
ditunjukkan oleh hasil survei Programme for International Student Assessment
(PISA) pada tahun 2012 yang menyatakan bahwa kemampuan matematika siswa
di Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari 65 negara (OECD, 2012). Hal ini
berarti kemampuan matematika siswa di Indonesia berada pada level rendah.
Kondisi ini sangat memprihatinkan bagi siswa Indonesia, yaitu hasil belajar
matematika siswa yang rendah, kurang optimal dan cenderung kurang
memuaskan.

Salah satu yang menyebabkan hasil belajar rendah, kurang optimal, dan cenderung kurang memuaskan pada pelajaran matematika adalah rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa dalam menyelesaikan masalah matematis. Dalam
menyelesaikan masalah matematis pada tingkat kesukaran yang lebih tinggi diperlukan penguasaan materi tertentu dengan pemahaman konsep yang baik sehingga
memudahkan peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematis. Suatu masalah yang rumit akan menjadi lebih sederhana jika siswa memahami konsep
Dengan demikian, pemahaman konsep merupakan modal utama bagi siswa untuk
dapat menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga, siswa
tidak dapat menyelesaikan permasalahan matematika jika tidak memahami konsep
matematis dengan baik.

3
Pemahaman konsep yang dimiliki siswa dipengaruhi oleh interaksi pembelajaran
yang aktif. Untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, maka guru dapat menggunakan model pembelajaran yang mampu mengajak siswa berperan aktif selama
pembelajaran. Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.
Model pembelajaran yang sesuai adalah model pembelajaran yang menarik dan
variatif sehingga dapat menumbuhkan minat maupun motivasi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran yang mengakibatkan siswa aktif serta dapat
memahami konsep matematis dengan baik.

Pada umumnya praktik yang ada di sekolah, pembelajaran masih menggunakan
model konvensional. Hal tersebut dapat disebabkan oleh guru yang seringkali
mencontohkan siswa bagaimana cara menyelesaikan masalah. Dengan demikian
siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika yang dipelajarinya
tanpa memahami dengan baik dan benar. Hal tersebut mengakibatkan lemahnya
penguasaan siswa terhadap konsep-konsep matematika, sehingga siswa hanya
dapat menyelesaikan soal, namun tidak dapat mengaplikasikannya dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi, hal di atas juga terjadi pada siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah 3 Bandarlampung. SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung ini
memiliki karakateristik yang sama dengan SMP lainnya di Indonesia yaitu
sebagian besar kemampuan pemahaman konsep matematis siswa masih tergolong
cukup rendah. Hal ini dapat terjadi karena dalam proses pembelajaran guru masih
menggunakan metode konvensional, ekspositori, dan diskusi. Guru hanya
memberikan rumus, contoh soal yang berkaitan, serta memberikan latihan soal

4
saja. Dengan demikian, siswa terbiasa mengerjakan soal-soal matematika tersebut
tanpa memahami suatu konsep yang telah dipelajarinya.

Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep siswa adalah model kooperatif tipe Team Assisted
Individualization ( TAI ). Model kooperatif tipe TAI merupakan salah satu
metode yang didasari pada konsep pembelajaran konstruktivisme. Pembelajaran
yang menggunakan pendekatan konstruktivisme menuntut guru untuk mampu
menciptakan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dengan
materi pelajaran melalui interaksi sosial yang tercipta di dalam kelas, hal tersebut
diungkapkan oleh Wardoyo (2013: 28). Diskusi merupakan salah satu cara yang
dilakukan untuk dapat menjalin interaksi yang baik antar siswa. Melalui diskusi
siswa dapat berbagi informasi dan bertukar pendapat sehingga membuat siswa
menjadi lebih pandai.

Pada pembelajaran kooperatif tipe TAI ini, tipe ini mengkombinasikan
keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Adapun ciri
khas tipe TAI ini

setiap siswa secara individual belajar materi yang telah

dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individu dibawa ke kelompok-kelompok
untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota
kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab
bersama. Dengan demikian siswa yang pandai dapat mengembangkan
kemampuan dan keterampilannya sedangkan siswa yang lemah akan terbantu
dalam memahami matei pelajaran. Inilah kunci model pembelajaran kooperatif
tipe TAI adalah penerapan bimbingan antar teman.

5
Dalam pemilihan model pembelajaran, guru harus mempertimbangkan keefektifan
model pembelajaran yang dipilih. Keefektifan model pembelajaran tersebut
berdasarkan tingkat keberhasilan pencapaian suatu tujuan pembelajaran. Suatu
tujuan dari pembelajaran yang dicapai adalah ketercapaian kompetensi. Menurut
Sutikno (2005:7), pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan
dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Efektivitas
pembelajaran dapat dicapai jika siswa berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah hasil penelitian yang
dilakukan sebelumnya oleh Ayuni (2014) dalam skripsinya yang berjudul “
Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI ditinjau dari Pemahaman
Konsep Matematis Siswa SMP Negeri 1 Punggur tahun pelajaran 2012/2013 “.
Hasil

penelitiannya

diperoleh

kesimpulan

bahwa

pembelajaran

dengan

menggunakan model kooperatif tipe TAI berpengaruh terhadap pemahaman
konsep matematis siswa. Pengaruh tersebut dilihat dari meningkatnya pemahaman
konsep matematis yang secara segnifikan rata-rata nilai siswa lebih tinggi
daripada model konvensional.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran
adalah ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa setelah kegiatan pembelajaran
yaitu dari suatu proses interaksi antar siswa maupun antar siswa dengan guru
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini,
pembelajaran dikatakan efektif apabila jumlah siswa yang mendapatkan nilai

6
minimal 70 pada kelas yang menggunakan model kooperatif tipe TAI lebih dari
atau sama dengan 60% dari jumlah siswa. Dengan demikian, pembelajaran
matematika dapat diefektifkan melalui model kooperatif tipe TAI terhadap
pemahaman konsep matematis siswa.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah: Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TAI efektif
ditinjau

dari

pemahaman

konsep

matematis

siswa

kelas

VIII

SMP

Muhammadiyah 3 Bandarlampung?

Dari rumusan masalah di atas terdapat dua pertanyaan penelitian, yaitu:
1.

Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI efektif ditinjau
dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa?

2.

Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa?

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI ditinjau dari pemahaman konsep matematis
siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung.

7
1.4

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis diharapkan mampu memberikan masukan terhadap
perkembangan pembelajaran matematika, terutama terkait dengan pemahaman
konsep matematis siswa dan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.
2. Manfaat Praktis
Dilihat dari segi praktis, penelitian ini memberikan manfaat antara lain :
a. Bagi sekolah, dapat menyumbangkan pemikiran ilmu pengetahuan dalam
bidang matematika.
b. Bagi guru, dapat menjadi alternatif dalam menggunakan model pembelajaran yang efektif dilihat dari pemahaman konsep matematis siswa.
c. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi
bagi penelitian yang sejenis.

1.5

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan proses pembelajaran
dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Pada penelitian ini, pembelajaran
dikatakan efektif apabila persentase siswa yang memahami konsep matematis
siswa dalam pembelajaran dengan model TAI lebih dari 60% dan persentase
siswa yang memahami konsep matematis siswa dengan model TAI lebih
tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

8
2.

Model TAI merupakan metode pengajaran secara kelompok di mana terdapat
seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas
membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu
kelompok untuk menemukan konsep dari suatu materi yang sedang
dipelajarinya.

3. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa digunakan oleh
guru. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang
dalam menyampaikan materi guru lebih banyak mengandalkan ceramah
sedangkan siswa hanya mendengarkan, mencatat, serta mengerjakan tugas.
4. Pemahaman konsep matematis siswa merupakan kemampuan siswa memahami
menafsirkan,dan menyimpulkan suatu konsep konsep matematika berdasarkan pembentukan pengetahuannya sendiri. Hal tersebut dikarenakan ideide matematika yang siswa peroleh dengan memahami saling berkaitan,
sehingga siswa lebih mudah untuk mengingat dan menggunakannya, serta
menyusunnya kembali saat lupa. Kemampuan pemahaman konsep matematis
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan tes pada materi Garis
Singgung.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Kajian Teori

2.1.1 Efektivitas Pembelajaran

Dalam kamus bahasa indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti
mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan
dengan

memberikan

hasil

yang

memuaskan.

Menurut

Sutikno

(2005)

mengemukakan bahwa pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan
dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai yang diharapkan. Keefektifan
Menurut Trianto (2009:20) hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses
belajar mengajar.
Hamalik (2001:171) menyatakan bahwa “pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan
aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar”.
Dengan kata lain, suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa secara aktif
dilibatkan dalam mencari informasi (pengetahuan). Siswa tidak hanya pasif
menerima pengetahuan yang diberikan guru.

Efektivitas tidak hanya dilihat dari sisi produktivitas, tetapi juga dilihat dari sisi
presepsi seseorang. Demikian juga dalam pembelajaran, efektivitas bukan sematamata dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai konsep yang

10
ditujukan dengan nilai hasil belajar tetapi juga dilihat dari respon siswa terhadap
pembelajaran yang diikuti, Mulyasa (2003) menyatakan bahwa efektivitas
pembelajaran banyak bergantung pada kesiapan dan cara belajar yang dilakukan
oleh siswa itu sendiri, baik yang dilakukan secara mandiri maupun kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran
adalah ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses
interaksi antar siswa maupun antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan pembelajaran dan ketercapaian kompetensi siswa. Dalam
penelitian ini, pembelajaran dikatakan efektif didasarkan pada kriteria keefektifan
pembelajaran di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yaitu kriteria ketuntasan
minimal (KKM) pelajaran matematika yaitu apabila siswa tuntas belajar dengan
nilai KKM lebih dari 70 pada kelas yang menggunakan model kooperatif tipe TAI
lebih dari atau sama dengan 60% dari jumlah siswa.

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini
mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran
individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara
individual. Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual
belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar
individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas
oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas
keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

11
Menurut Slavin dalam Yusron (2005) yang menyatakan bahwa langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe TAI yaitu: Guru memberikan kuis secara individual
kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal, guru memberikan
tugas awal kepada siswa secara individu dan dibentuk dalam beberapa kelompok,
tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda, hasil
belajar siswa secara individu kemudian didiskusikan dalam kelompok. Guru
berperan sebagai mediator dan fasilitator bagi siswa. Guru memberikan kuis
secara individual dan terakhir guru memberikan penghargaan pada kelompok
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individu dari skor dasar ke
skor kuis berikutnya (terkini).

Team Assisted Individualization (TAI) memiliki dasar pemikiran yaitu untuk
mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan
kemampuan

siswa

maupun

pencapaian

prestasi

siswa.

Team

Assisted

Individualization (TAI) termasuk dalam pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Robert E. Slavin
dalam karyanya Cooperatine Learning: Theory, Research and Practice. Slavin
dalam Yusron (2005: 187) memberikan penjelasan bahwa dasar pemikiran di
balik individualisasi pembelajaran adalah bahwa para siswa memasuki kelas
dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam. Ketika
guru menyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam-macam kelompok, besar
kemungkinan ada sebagian siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk
mempelajari pelajaran tersebut dan akan gagal memperoleh manfaat dari metode
tersebut. Siswa lainnya mungkin malah sudah tahu materi itu, atau bisa

12
mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu pembelajaran yang
dihabiskan bagi mereka hanya membuang waktu. Tentang manfaat dirancangnya
TAI dalam pembelajaran adalah sebagai tambahan terhadap penyelesaian masalah
manajemen dan motivasi dalam program-program pembelajaran individual. TAI
dirancang untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi
yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif.

Tipe ini mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan
model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Ciri khas pada model
pembelajaran TAI ini adalah: setiap siswa secara individual belajar model
pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa
ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota
kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan
jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

Slavin dalam Yusron (2005) menyatakan metode cooperative learning tipe TAI
dikembangkan untuk memahami konsep pembelajaran klasikal diantaranya, yaitu
masalah tingkat pemahaman siswa atas materi yang disampaikan oleh guru dan
masalah keakuratan dan kecepatan siswa dalam belajar. Menurut Slavin dalam
Yusron (2005) menyatakan bahwa metode cooperative learning tipe TAI
memiliki 8 komponen yang dijabarkan yaitu: Placement test yaitu pemberian tes
awal, Team yaitu pembentukan kelompok heterogen berdasarkan placement test,
Curriculum materials yaitu LKS dalam kelompok yang terdiri dari latihan
soal,kunci jawaban dan lembar pengecekan jawaban bersama, Team study method

13
yaitu tahapan kegiatan belajar siswa dalam kelompok, tahapan dalam team study
method terdiri dari siswa mempelajari materi pada curriculum materials dalam
area tim, siswa mengerjakan latihan soal pada curriculum materials dan jika
mengalami kesulitan siswa dapat bertanya kepada rekan setimnya atau guru,
terakhir pengecekan kembali yang dilakukan oleh anggota lainnya, jika ada yang
salah siswa diminta mengerjakan kembali hingga benar. Teaching groups yaitu
pengajaran ke grup – grup kecil siswa yang dilakukan oleh guru selama 5-15
menit, Fact test, yaitu pengerjaan soal kuis oleh siswa berkaitan dengan materi
yang sudah dipelajari, Whole-class units, yaitu pengajaran klasikal oleh guru,
team scores and team recognition yaitu pengitungan skor tim oleh guru, dan
terdapat tiga kriteria yang dibentuk dari hasil tim yaitu; superteam, greatteam,
goodteam.

Pada akhir pertemuan, guru menghitung nilai dari masing-masing kelompok. Nilai
ini berdasarkan pada jumlah rata-rata dari anggota masing-masing kelompok dan
ketelitian dari tes keseluruhan. Kriteria pemberian predikat berdasarkan
kemampuan kelompok . Kelompok yang bagus diberi predikat Super Team,
kelompok dengan kemampuan sedang diberi predikat Great Team, dan kelompok
dengan kemampuan kurang diberi predikat Good Team. Pemberian predikat ini
bertujuan untuk memotivasi dan memberi semangat kepada masing-masing
kelompok agar pada pembelajaran selanjutnya mau berusaha untuk melakukan
lebih baik lagi.

Menurut Lie (2004:43) kelompok heterogen disukai oleh para guru yang telah
menerapkan model pembelajaran kooperatif TAI karena beberapa alasan, yaitu (1)

14
kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer
tutoring) dan saling mendukung, (2) kelompok ini meningkatkan relasi dan
interaksi antar ras, agama, etnik, dan gender, serta (3) kelompok heterogen
memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang
berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga
sampai empat anak.

Siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu yang lemah dalam
kelompoknya. Dengan demikian siswa yang pandai dapat mengembangkan
kemampuan dan keterampilannya sedangkan siswa yang lemah akan terbantu
dalam memahami materi pelajaran. Kunci model pembelajaran kooperatif TAI
adalah penerapan bimbingan antar teman.

Slavin dalam Widdiharto (2006: 19) membuat model ini dengan beberapa alasan.
Pertama, model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program
pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan tekanan pada efek sosial
dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam
program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.

Robert Slavin mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini di
Johns Hopkins University bersama Nancy Madden dengan beberapa alasan, yaitu
model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran
individual, model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif,
TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya
dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.

Model pembelajaran

kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin untuk mata pelajaran

15
matematika, khususnya untuk materi keterampilan-keterampilan berhitung
(computation skills).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe
TAI adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memiliki banyak
persamaan dengan pembelajaran kooperatif tipe yang lainnya, tetapi pembelajaran
ini mengkombinasikan antara pembelajaran kelompok dengan pembelajaran
individu.

2.1.3

Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional yang dimaksud secara umum adalah pembelajaran
yang diawali dengan cara menerangkan materi menggunakan metode ceramah,
kemudian memberikan contoh-contoh soal latihan dan penyelesaiannya,
selanjutnya guru memberikan tugas berupa latihan soal atau lembar kerja siswa
(LKS) untuk dikerjakan oleh siswa secara individu ataupun berkelompok dengan
teman sekelasnya.

Menurut Djamarah (2008: 97), metode pembelajaran konvensional adalah metode
pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak
dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru
dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Menurut Sanjaya
(2009:177), model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang
menekankan pada penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada
kelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara
optimal. Sanjaya (2009:177) juga menyatakan bahwa model pembelajaran

16
konvensional merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi
pada guru. Pembelajaran konvensional ini lebih banyak guru berceramah di kelas.
Peran guru dalam metode ceramah lebih aktif dalam hal menyampaikan bahan
pelajaran, sedangkan peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat penjelasanpenjelasan yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran konvensional ini memiliki kelebihan. Menurut Kholik (2011:1) kelebihan dari pembelajaran konvensional adalah dapat menampung kelas yang berjumlah besar, waktu yang diperlukan cukup singkat dalam proses pembelajaran
karena waktu dan materi pelajaran dapat diatur secara langsung oleh guru. Selain
kelebihan dari pembelajaran ini, ada beberapa kekurangan yang dapat diperhatikan , yaitu pembelajaran berjalan monoton sehingga membosankan dan membuat siswa pasif karena kurangnya kesempatan yang diberikan, siswa lebih terfokus membuat catatan, siswa akan lebih cepat lupa, dan pengetahuan dan kemampuan siswa hanya sebatas pengetahuan yang diberikan oleh guru. Selain itu,
pembelajaran konvensional cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang memberi materi melalui ceramah, pemberian
latihan soal, kemudian pemberian tugas.

2.1.4

Pemahaman Konsep Matematis

Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep.
Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari Staton dalam Sardiman

17
(2007:42) mengemukakan bahwa pemahaman dapat diartikan menguasai suatu hal
dengan pikiran, belajar harus mengerti secara mental makna dan filosofinya,
maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa
memahami suatu situasi. Menurut Daryanto (2008:106) kemampuan pemahaman
dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu:

a) Menerjemahkan (translation)
Pengertian menerjemahkan bukan hanya pengalihan (translation) yaitu arti
dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dalam hal ini
menerjemahkan dapat juga diartikan sebagai konsepsi abstrak menjadi
suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang
mempelajarinya.
b) Menginterpretasi (interpretation)
Kemampuan ini lebih luas dari pada menerjemahkan melainkan
kemampuan menginterpretasi ini adalah kemampuan untuk mengenal dan
memahami.
c) Mengekstrapolasi (extrapolation)
Pengertian mengekstrapolarasi dalam hal ini adalah kemampuan untuk
menerjemahkan dan menafsirkan untuk menuntut kemapuan intelektual
yang lebih tinggi.

Soedjadi (2000:14) mengungkapkan bahwa konsep adalah ide abstrak yang digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek yang
biasanya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Konsep berhubungan dengan definisi yang merupakan ungkapan yang membatasi suatu konsep.
Dengan definisi tersebut, seseorang dapat membuat ilustrasi atau lambang dari
suatu konsep yang didefinisikan.

Oleh karena itu dari definisi pemahaman dan definisi konsep maka dapat
dikemukakan pengertian pemahaman konsep. Menurut Depdiknas (2002:2)
mengungkapkan bahwa pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau
kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika

18
yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya
dengan cara menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep
atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
Selanjutnya, pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas
Nomor 506/C/Kep/ PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang rapor (Wardhani,
2008:10) diuraikan bahwa indikator siswa memahami konsep matematis adalah:
(a) mampu menyatakan ulang suatu konsep; (b) mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya; (c) memberi contoh dan
noncontoh dari konsep; (d) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis; (e) mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari
suatu konsep; (f) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau
operasi tertentu; dan (g) mengaplikasikan konsep pada pemecahan masalah.

Pemahaman konsep berpengaruh terhadap tercapainya hasil belajar. Hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar atau kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Pemahaman
konsep merupakan kompetensi yang ditujukkan siswa dalam memahami konsep
dan dalam prosedur secara luwes, akurat, efisien, dan tepat. Siswa dikatakan
memahami konsep jika siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi
dan memberi contoh atau non-contoh dari konsep, mengembangkan kemampuan
koneksi matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik
saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan
menggunakan matematik dalam konteks di luar matematika.

19
Berdasarkan uraian di atas, bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan siswa
dalam menerjemah, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep matematika
yang berdasarkan pembentukan pengetahuannya. Hal tersebut dikarenakan ide-ide
matematika yang siswa peroleh dengan memahami saling berkaitan, sehingga
siswa lebih mudah untuk mengingat dan menggunakannya, serta menyusunnya
kembali saat lupa.

2.2

Kerangka Pikir

Penelitian tentang penerapan efektifvitas pembelajaran kooperatif tipe TAI
ditinjau dari pemahaman konsep matematis terdiri dari satu variabel bebas dan
variabel terikat.

Variabel bebas penelitian ini adalah model pembelajaran

kooperatif tipe TAI sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa SMP.

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini merupakan model pembelajaran
yang dapat mengarahkan peserta didik untuk terlibat aktif pada proses
pembelajaran. Selama proses pembelajaran, peserta didik menjadi orientasi utama.
Dalam hal ini, peserta didik diarahkan oleh guru untuk belajar aktif dan mandiri.
Guru hanya sebagai fasilitator dan motivator peserta didik. Pemahaman konsep
matematis siswa dapat dikuasai dengan pembelajaran TAI, karena pada
pembelajaran TAI mengarahkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran yaitu
mencari pengalaman dan pengetahuan sendiri lalu berdiskusi memecahkan
masalah, bertukar pikiran dan informasi, dengan teman satu kelompok tersebut,
sehingga mempermudah siswa dalam memahami konsep pada materi yang
dipelajari.

20

Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi
pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa
ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota
kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan
jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI, ada langkah-langkah dimana guru
menyiapkan materi bahan ajar yang dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil
masing-masing beranggotakan 4-5 orang siswa dibagi secara heterogen, di dalam
kelompok hiterogen tersebut terdapat siswa pandai, siswa sedang dan siswa yang
lemah.

Tipe ini mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan
model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual, oleh karena itu kegiatan
pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemahaman konsep matematis
siswa. Kunci model pembelajaran kooperatif TAI adalah penerapan bimbingan
antar teman. Jadi secara tidak langsung kemampuan tersebut akan meningkat.

Pengembangan pemahaman konsep melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI
diatas tidak terjadi pada pembelajaran konvensional.

Dalam pembelajaran

konvensional, tahap awal yang dilakukan yaitu guru menjelaskan materi dan siswa
hanya mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru tanpa mencari
kebenaran dari informasi tersebut sehingga siswa tidak dapat menggali sendiri dan
membangun sendiri pemahamannya. Karena terjadi komunikasi antara guru dan

21
siswa melaui proses diatas ada kemungkinan siswa tidak megerti atau memahami
penjelasan dari guru, hal tersebut mungkin disebabkan oleh bahasa guru yang
mungkin tidak mudah dimengerti oleh siswa. Hal tersebut mungkin berakibat
pada lemahnya pemahaman konsep yang dimiliki oleh siswa sehingga siswa sulit
untuk menyatakan kembali konsep serta memberikan contoh dan non contoh dari
suatu konsep.

Tahap selanjutya siswa belajar secara mandiri dalam menyelesaikan tugas
sehingga peluang siswa untuk mendapatkan informasi lain dari temannya sangat
kecil dan pembelajaran hanya terpusat pada guru.

Akibatnya indikator

pemahaman konsep siswa dikembangkan secara mandiri oleh siswa. Oleh karena
pembelajaran konvensional terpusat pada guru sehingga membuat siswa menjadi
tidak berkembang dan pemahaman konsep pada kelas konvensional tidak
maksimum.

Melalui model kooperatif tipe TAI ini, dapat mendorong siswa untuk menemukan
suatu konsep yang telah dipelajari. Dalam hal ini, siswa dapat menguasai dan
memahami suatu konsep yang telah dipelajari. Dengan demikian, model
kooperatif tipe TAI ini efekif jika ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa dan model kooperatif tipe TAI ini dikatakan efekif apabila siswa
yang tuntas belajar lebih dari atau sama dengan 60% dari jumlah siswa dengan
nilai ketuntasan 70.

22

2.3

Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :
1. Setiap siswa kelas VIII semester genap SMP Muhammadiyah 3
Bandarlampung memperoleh materi pelajaran matematika yang sama dan
sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa selain model Kooperatif tipe TAI diabaikan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Kooperatif tipe
TAI efektif diterapkan pada pembelajaran matematika untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII semester genap SMP
Muhammadiyah 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

Sedangkan hipotesis khusus dalam penelitian ini antara lain:

1.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI efektif ditinjau dari
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP
Muhamadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

2.

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun
Pelajaran 2014/ 2015.

23

III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung yang
terletak di jalan Zainal Abidin Pagar Alam No.14 Labuhanratu Kedaton. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 yang
terdistribusi dalam 3 kelas, yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive random sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel atas dasar pertimbangan bahwa kelas yang
dipilih adalah kelas yang

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 15 67

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 18 64

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 9 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 8 39

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 5 38

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Ar-Raihan Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISW (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 59

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Sribhawono Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 19 132

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015)

0 6 56

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 20 44