Faktor yang Melatarbelakangi Tradisi Pasai

Lebih lanjut lagi ibu Halimah Lasibani juga memperjelas dalam wancara yang penulis lakukan dengan menerangkan bahwa: bentuk pasai telah mengalami banyak perubahan seiring dengan berjalanya waktu. biasanya berupa uang, beras, sapi, tempat tidur lengkap, biaya perkawinan dan lain-lain. 10 Jumlah nominal pasai masing-masing pelaku perkawinan juga berbeda-beda. Pesta pernikahan ditentukan oleh besar kecilnya sai batango yang diberikan. Masyarakat desa kombutokan menganggap jumlah pasai 10-20 juta itu hal yang biasa yang wajar dimasyarat. Jika dia orang terpandang dan atau berpendidikan tidak menutup kemungkina bisa mencapai 30-50 juta. bahkan ada yang sampai mencapai 100 juta. Namun tidak menutup kemungkinan sekalipun besar jumlah sai batango tidak mutlak pesta pernikahannya besar. 11

2. Faktor yang Melatarbelakangi Tradisi Pasai

Beberapa faktor yang menjadi \penyebab tradisi pasai harus dilakukan anatara lain: a. Tradisi pasai dilakukan sebagai bentuk keinginan orang tua agar anak membalas jasa dengan mendapatkan jumlah pasai yang besar dari laki-laki yang melamarnya. Biasanya orang tua bergumam: “oila nanngu ni lalat, mau tongo kona sai-sai soisik nda rame- ramekene”. Kalimat diatas menjelaskan bahwa orang tua khususnya ibu-ibu mengatakan bahwa ketika menikahkan anaknya tidak ada imbalanya 10 Halimah Lasibani, Wawancara, Kombutokan, 28 Desember 2014. 11 Rianto Abd. Samad, Wawancara, Kombutokan, 30 Desember 2014. yang didapatkan. Meskipun hanya pasai yang jumlahnya sedikit bisa menjadi curahan rasa gembira orang tua dengan balas jasa seorang anak sebagian dapat diganti dengan pasai yang diberikan. b. Tradisi ini dapat membantu orang tua perempuan untuk meringankan beban biaya perkawinan anaknya karena keluarga dan sanak famili harus diundang semua ketika pernikahan. c. Pasai tidak mungkin tidak dilaksanakan oleh suku Banggai di desa Kombutokan karena sejak zaman dahulu melaksanakan ketentuan adat adalah hal yang wajib dilakukan. d. Seorang gadis yang diberikan pasai lebih banyak akan memingkatkan derajat atau prestise orang tuanya di mata masyarakat. Dari hasil wawancara yang dilakukan ditemukan, hj. Halimah Lasibani menerangkan: “Orang tua sudah capek-capek menyekolahkan anak kalau laki-laki datang melamar Cuma bawa mahar, itu pasti dipandang sebelah mata meskipun tidak bermaksud membeda-bedakan orang. Tapi ini tetap menjadi pertimbangan dari orang tua. Oleh karena itu laki-laki atau pelamar juga seharusnya tau diri”. 12 Keterangan diatas menjelaskan bahwa orang tua yang sudah bersusah payah membesarkan anaknya, jika laki-laki yang datang hanya membawa mahar pasti akan dipandang sebelah mata oleh pihak perempuan. Meskipun tidak bermaksud untuk membeda-bedakan antara orang yang satu dan yang lain, pihak yang akan melamar yang seharusnya sadar akan kedudukan pihak perempuan. 12 Halimah Lasibani, wawancara, Kombutokan, 28 Desember 2014 e. Dengan adanya tradisi pasai ini rasa tolong menolong, kekeluargaan dan saling membantu antara masyarakat setempat lebih terasa. Ini terbukti dengan diadakannya patungan diantara pihak keluarga yang hadir dalam tahap pobisala harta ikut membantu menutupi kekurangan harta pasai yang tidak bisa dipenuhi oleh pihak laki-laki. Budaya mapalus 13 yang sering dilakukan tidak akn hilang dengan adanya tradisi pasai.

3. Tata Cara Penyerahan Pasai

Dokumen yang terkait

Tradisi Masyarakat Desa Janji Mauli Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (1900-1980)

3 83 104

Tradisi Dalam Perkawinan Adat Muslim Suku Dan I Papua Ditinjau Dari Hukum Islam

0 5 148

Tradisi Tumplek Ponjen dalam Perkawinan Masyarakat Adat Jawa (Studi Etnografi di Desa Kedungwungu Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal Propinsi Jawa Tengah)

2 65 89

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI, SISTEM KONTROL, DIKLAT DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Puskesmas Totikum, Kab. Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah)

2 16 172

Tinjauan hukum Islam terhadap adat Ngonse dalam perkawinan di desa Tanjung Kiaok Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep.

0 10 78

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI SAMBULGANA DALAM PERKAWINAN ADAT SUKU KAILI : STUDI KASUS DI KAMPUNG BARU KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH.

0 6 93

ANALISIS PENDAPATAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI UBI BANGGAI DI KECAMATAN TOTIKUM SELATAN KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN | Maika | AGROLAND 8319 27291 1 PB

0 0 10

TRADISI KAWIN LARI DALAM PERKAWINAN ADAT DI DESA KETAPANG KECAMATAN SUNGKAI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA PROPINSI LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 0 110

ASPEK MUDARAT TRADISI ANGNYORI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP HUKUM ADAT (STUDI KASUS DI DESA PABBETENGAN KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA)

0 0 92

RAGAM PANDANGAN TOKOH ISLAM TERHADAP TRADISI BUBAKAN DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA DI DESA SENDANG KECAMATAN JAMBON KABUPATEN PONOROGO SKRIPSI

0 0 88